Saya tau kalian pasti bukan orang yang tidak menghargai karya seorang penulis.
Jadi, hargai tulisan saya dengan memvote dan follow untuk update terbaru!
-
Percayalah, manusia tak selalu sama.
﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏
Dalam kamarnya yang tertutup rapat, saat indra pendengaran Byla menangkap suara sang kaka bersama dengan satu pertayaan yang dirasa begitu menggema, ia seka dengan cepat bulir air yang jatuh dari matanya. Melihat sekilas kearah cermin dan kembali berusaha menggembangkan senyumnya.
Satu tarikan pintu ia lakukan, membuka benda yang gunanya sebagai pembatas antar ruang, untuk sekedar membalas pertayaan itu, "Aku nggak papa kak, lagi capek. Lagi datang bulan. Sakit." Kalimat yang beriskan kebohongan itu terlontarkan. Sebab, mana mungkin Byla berani menceritakan semua masalahnya pada kaka laki-lakinya itu. Mama yang masih berada tepat dibelakang Kak Alshad pun, juga ikut memberikan tatapan khawatir pada Byla yang saat ini keadaan gadis itu cukup berantakan dengan rambut yang kusut, baju berantakan, dan mata yang berair, wajar saja membuat keluarganya merasa khawatir.
"Aku beneran nggak papa ma. Lihat, aku udah senyumkan?", Masih setia berada diambang pintu Byla mencoba sebisa mungkin untuk menahan air mata dan sesak di dadanya. Memperlihatakan senyum terbaiknya, agar kedua orang yang kini berada di depannya kini percaya bahwa tidak ada hal yang perlu di khawatirkan.
"Nanti mama bawain air hangat ya. Bang.. biarin Byla istirahat dulu." Dengan wajah yang mulai tenang, Wanita paruh baya itu kemudian beranjak kearah dapur, meninggalkan kedua anaknya yang masih setia disana.
Sekarang, hanya tinggal mereka berdua yang setia bertengger di depan pintu. Sementara Alshad masih saja memberikan Byla tatapan khawatir. Sesaat lelaki itu mengambil langkah mendekat, lembut tangannya mulai meraih pucuk kepala sang adik, lalu mengusapnya pelan, "Bener ya nggak papa?", Tanya Alshad sekali lagi memastikan.
"Iya abang, ah lebay deh." Dengan sedikit tawa, yang pastinya masih dipaksakan. Byla membalas pertanyaan curiga yang barusan dilemparkan oleh kakanya itu. Tak lama setelah mendengar balasan Byla, Alshad memutuskan untuk pergi sebagai tanda paham dan membiarkan Byla kembali menutup pintu kamarnya, lalu beristirahat.
Sesaat setelah itu, Byla bawa tubuhnya untuk terjun kepada benda besar yang empuk itu. Mencurahkan rasa kesal dan sedih lewat tangisannya. Memori-memori kelam kembali terekam di kepalanya. Seperti membaca ulang sebuah buku dengan gendre horror, kejadian saat itu seakan menjadi mimpi buruk bagi Byla.
"Kamu bisa Byla, kendaliin amarah dan rasa kamu...", Gumamnya dengan suara bergetar, air matanya masih mengalir deras pada pipinya. Jujur saja, Byla amat ketakutan saat ini, selain detak jantungnya yang masih tak terkontrol, deru napasnya juga begitu berantakan.
Pada akhirnya, Byla membawa seluruh rasa kesal, sedih dan amarahnya pada kegiatan tidur yang dapat menetralkan semua rasa yang sedari tadi ia rasa. Diselimuti dengan selimut yang tebal, dan seragam yang masih setia memeluk tubuhnya, Byla tidur dalam keadaan mata sembab, bibir kering juga kepala yang terasa pusing.
﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏
Pagi harinya, saat sudah ditunggu mama untuk sarapan, Byla akhirnya dapat bernapas lega karena matanya tidak membengkak. Entah dengan keajaiban apa, kedua manik kembar itu nampak biasa-biasa saja. Padahal, hampir semalaman ia habiskan waktunya untuk menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's always you
Teen FictionEmang bener, katanya kita udah ketemu sama jodoh kita saat usia kita 16 tahun? . Ini cerita tentang Arshabyla Jemima seorang gadis berprestasi yang sering garap piala untuk sekolahnya. Hanya mengenal belajar, dan terus belajar.. gimana bisa sosok By...