Page 13 . Nightmare

246 8 0
                                    

Saya tau kalian pasti bukan orang yang tidak menghargai karya seorang penulis.

Jadi, hargai tulisan saya dengan memvote dan follow untuk update terbaru!

-

Rekaman memori buruk dari masa lalu. ﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏


Seraya lengan yang terus tertarik paksa membawa dirinya menepi, teriak terus Byla kecil keluarkan, masih lagi dan lagi berharap ada seseorang yang akan mendengar. Dirinya sudah lemas , kakinya bahkan sudah kaku apabila harus dititah berjalan atau lebih buruk diminta berlari. Yang hanya ia dapat lakukan adak menjerit sekeras mungkin, sebab pria paruh baya yang kini sibuk menariknya dengan kasar tak punya pikiran untuk barang kali menutup mulutnya, hanya beberapakali mengomel jikalau Byla berteriak terlalu kencang. Pengaruh alkohol tentunya, duga Byla berpikir lelaki itu mabuk berat. 

"Tolong!!", Soraknya sekali lagi, kali dengan suara seraknya yang terasa sakit ditenggorokan. Menggemakan suara, bak orang kesetanan yang takut akan seperti apa dirinya dalam 1 detik kedepan. Langkah kaki yang berlari ia dengar, seorang wanita menggenakan baju rumahan datang bersama laki-laki muda dengan kayu yang mengepal di tangan. Dari paras ibu itu yang langsung terkejut, Byla sudah tau tentang sekacau apa keadaanya sekarang. 

"Woy pak,lepas!", Geram wanita itu sambil mengambil paksa tubih mungil Byla dari cengkraman lelaki tak berotak itu. Sementara disatu sisi, pria bertubuh gaga dengan kayu ditangan langusng memukul keras kaki lelaki yang menjadi tersangka itu guna memastikan dirinya tak dapat kabur. 

Mendadak keadaan ramai, perlahan banyak warga yang datang dengan keadaan setengah mengantuk keluar rumah untuk melihat keadaan, beberapa orang langsung membawa Byla menepi, sedangkan orang-orang yang didominasi bapak-bapak sibuk mengamankan pelaku. 

"Neng geulis, ayo diminum dulu airnya..", Bujuk salah satu wanita dengan kerudung hitam membujuk Byla untuk meneguk air dari gelas kaca berukuran sedang yang ada di tangan keriput wanita itu. 

Byla menggeleng cepat, "Mau pulang aja.., mau pulang" rengeknya bersama tangis yang meledak diakhir kalimat. Saat tangisnya pecah, segala mata yang tengah memperhatikannya di buat binggung dengan apa yang harus mereka lakukan, sampai satu hentakan pintu mobil terdengar dan suara seseorang yang memanggil nama Byla dari kejauhan,

"Byla! Byla!", Itu Laskaran menghampiri Byla dengan napas tersentak-sentak bersamaan dengan tangan yang menopang tas warna pink milik Byla yang tadi ia lihat tergeletak begitu saja di tengah jalan. Wanita yang menyandang status sebagai ibunda dari Laskaran langsung bergerak cepat. 

"Ya ampun, Byla.. ikut tante pulang ya.." Walau binggung bukan main, nada lembut tetap wanita itu keluarkan, guna membuat gadis kecil itu merasa aman. 

ArshaByla mengangguk lemas, sambil menahan tangis yang mungkin sebentar lagi akan pecah kembali bersamaan dengan napas yang kembali tak beraturan. Segeranya wanita itu bergegas membawa Byla masuk ke mobil dibantu Laskaran yang siap membukakan pintu mobil dengan hati yang tak kalah dilanda kegundahan. 

"Ibu-bapak, terimakasih sudah dibantu.. Saya pamit antar gadis tadi pulang dahulu nanti saya akan menyusul ke rumah Pak RW untuk mengurus lebih lanjut sang pelaku." Pamit Wanita berpalas manis yang setelahnya kembali masuk ke dalam mobil dan siap menginjakan pedal gas saat sudah selesai berpamitan. 

﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏

Di dalam kamar, sudah ada dokter pribadi keluarga Jemima yang sedang sibuk memeriksa dan mencoba memenenangkan Byla, dibantu sang mama tentunya. Sedangkan Laskaran masih setia duduk manis disampaing mamanya yang tengah berbincang bersama Pak RW dan Alshad untuk menjelaskan kronologi kejadian yang baru saja menimpa Byla. 

"Kalau untuk diurus ke pihak yang berwajib saya setuju pak. Adik saya mungkin, atau bahkan pastinya akan punya riwayat trauma terhadap kejadian ini." Alshad, lelaki itu masih dengan tatapan mata serius bersamaan dengan duduknya yang tegap dan nada bicaranya yang tegas, mengemukakan pendapatnya. 

"Baik Nak Alshad, kami akan bantu urusi. Tolong diinfokan keadaan Dek Byla untuk kedepannya ya, saya pamit pulang." Lelaki dengan kemeja putih itu berpamitan setelah selesai berjabatan tangan dengan Alshad, meninggalkan perkarangan rumah keluarga Jemima bersama dengan tangan yang setia memegang berkas penting yang tadi sempat ia bawa untuk menuliskan catatan-catatan penting.

.

"Byla tidur kak, biarin aja." wanita paruh baya itu keluar bersamaan dengan Hektor, nama dari dokter pribadi keluarga jemima yang baru saja selesai melakukan pemeriksaan. Alshad yang tadinya ingin membawa kedua kakinya masuk, kembali ia urungkan guna menjaga sang adik agar tetap tertidur. 

"Laskaran dan mamanya sudah pamit pulang tadi Ma, Alshad mau balik ke kampus dulu ambil tugas nanti pulang lagi secepatnya kesini.", Segeranya setelah mendapatkan izin dari mama, Alshad berlari kecil kearah bagasi dan dengan cepat masuk lalu menjalankan mobilnya keluar rumah. 

Sementara itu, setelah berbincang sebentar mengenai kondisi Byla yang menurut dokter diminta untuk banyak beristirahat, Hektor memilih pamit sesuai dirinya meneguk habis teh hangat yang tadi sempat disuguhkan pada meja kayu berwarna cokelat yang letakknya ada di ruang tengah rumah Jemima. 


﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏


Flashback end.


"Byla!, ke kantin yuk..", Itu Tiara yang datang berlari kearahnya dan tiba-tiba saja mengajak dirinya untuk pergi ke kantin. Dalam benak Byla, ia tahu aksi Tiara ini bertjuan untuk menghiburnya yang terlihat lesu dan tak bersemangat untuk makan. "Kamu makan aja duluan Tiara aku udah makan tadi." Masih dengan nada lemasnya dan posisi tangan yang tergeletak menopang kepala pada meja, Byla menolak tawaran Tiara yang diakhir ia akhiri dengan satu senyum tipis yang terukir di wajahnya. 

"Yah... kamu gak mau makan gitu?, taukan hari ini menunya apa??!", Masih berusaha membujuk Byla yang masih enggan bergerak, Tiara dengan aksi hebohnya masih terus menggoyang-goyangkan tubuh gadis yang masih terus cemberut bersama dengan bantal yang bertugas untuk menyanggah kepala guna tak sakit bila harus terkena meja.

Byla menggeleng.

"Hari ini ada ayam asam manis sama sayur labu, buahnya ada apel, anggur dan semangka!, ada anggur Byla!, anggur!! kamu kan suka banget sama anggur. Yuk yuk yuk!", Kali ini Tiara beralih dengan menarik paksa tangan Byla agar segera bangun dan setidaknya bergerak jalan. 

Tapi, sekeras apapun usaha Tiara, hasilnya tetap nihil. Baik Byla dan tubuhnya sama-sama menolak untuk bergerak, atau bahkan bangun dari duduknya.

"Bangun terus makan cepat!!, nanti kalau lo nggak makan gua diomelin Laskar!", Byla membeku, begitupun dengan Tiara yang kini membulatkan matanya, terkejut dengan apa yang baru saja ia lakukan. 

"Apa?", Pancing Byla dengan satu alis terangkat, Tiara langsung melepaskan ikatan tangan mereka, kelagapan bak orang yang baru saja tertangkap basah sehabis mencuri sesuatu.

"Ah enggak, bukan apa-apa. Ah yaudah deh, kalo lo gak mau mah, gua mau ke kantin aja, bye!", Tiara denganparas yang terus diusahakan untuk terlihat biasa-biasa saja memilih keluar kelas sambil berjalan santai, tapi sampai saat kakinya melangkah keluar pintu, ia kerahkan tenaganya untuk berlari meninggalkan kelas dengan kecepatan angin.

Byla tersenyum, merasa lucu dengan apa yang baru saja ia lihat.

"Laskar-laskar.."

﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏


Halo semua! Ketemu lagi di page 13. Terimakasih atas apresiasi, kritik dan sarannya. Terus temani cerita ini sampai page terakhir ya!, jangan lupa untuk vote dan follow demi kebahagian author yang karyanya selalu diapresiasi!.Sekali lagi Terimakasih dan sampai bertemu di page selanjutnya.

It's always youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang