Aileen itu seperti Shancai?

45 9 0
                                    

Cuaca pagi ini sangat mendung mungkin beberapa saat lagi hujan akan turun dan membuat tanaman halaman ku segar kembali terkena air, karena sudah Tiga bulan mang Dadi supir ku meninggal dunia jadi tanaman-tanaman itu kurang terawat sedangkan bibi terlalu banyak pekerjaannya dirumah dan mengurus segala keperluan Ziu . Aku sangat kehilangan sosok nya, karena ia sudah sangat lama bekerja di keluarga ku.
Berangkat sekolah? Aku selalu duduk di jok belakang motor Mars, haha ya aku selalu menumpang padanya setiap hari, terkadang juga diantar Elang tapi tidak begitu sering.

Aileen, gadis itu keluar dari rumahnya dengan senyuman cerah pagi ini. Gadis itu berjalan riang menuju rumah yang berada tepat di depan rumahnya, hanya terpisah jalanan komplek yang pagi ini masih nampak lengang.

Seperti biasa, Aileen akan berangkat ke sekolah bersama tidak lain dan tidak bukan Mars. Cowok tampan dan pintar. Saat di depan rumah Mars, Aileen tak langsung memanggil laki-laki itu. Gadis yang memiliki tinggi 155cm itu akan menunggu sampai Mars keluar sendiri.

Tapi gadis itu kini terlihat gusar, beberapa kali mendongak memeriksa jendela kamar Mars di lantai dua yang berhadapan langsung dengan jalan. Tirai jendela bahkan masih tertutup rapat.

Gadis itu berdecak, memutuskan untuk menjemput Mars dan membangunkannya secara langsung saat jam tangan merah muda yang melingkar di tangan putihnya menunjukan pukul 07:05 WIB.

Gadis itu memasuki rumah Mars tanpa permisi, itu sudah dianggap biasa karena selama tiga bulan ini Aileen sudah sangat dikenal oleh keluarga Mars.

Tak perlu menunggu lama, keadaannya di sambut hangat oleh bunda Mars yang Kebetulan sedang mempersiapkan sarapan di dapur.

''Loh Ilen," Bunda Mars berjalan menghampiri Aileen, "kebetulan tolong bangunin Mars ya. Udah Bunda teriakin dari tadi tapi nggak keluar-keluar, bunda kesiangan bangun." ucap bunda Mars yang terlihat kerepotan menyiapkan sarapan yang belum selesai tersaji.

Bola mata Aileen membulat, kedua tangannya memegangi tali ransel nya yang berwarna putih. "Mars belum bangun bun? astaga kita udah hampir terlambat bun." rengek Aileen. Bukan hampir tapi sudah. Aileen akan terlambat bukan hanya Mars yang belum bangun tapi belum lagi sahabat-sahabat Mars yang entah setia kawan atau memanfaatkan situasi saat salah satu dari mereka telat yang lainnya akan nongkrong dengan santai di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup.

"Yaudah gih sana bangunin Len,bunda nyiapin sarapan dulu."

Aileen mengangguk cepat, berlari menaiki tangga menuju kamar Mars. Gadis itu sudah menggerutu mengumpati Mars.

Bisa-bisanya Mars masih melalang buana dalam mimpi sedangkan dirinya sudah siap sejak tadi dan rela menunggunya. Lihat saja, Aileen akan menggangu tidur laki laki itu.

"MARS!"


***

Pagi ini lapangan SMA Insan Cendikia nampak masih ramai. Meski waktu sudah menunjukan jam 08.10 WIB, tapi masih banyak sekali siswa-siswi yang berkeliaran ditengah lapangan maupun koridor kelas.

Mereka seakan sengaja melakukannya hanya demi melihat sekelompok cowok tampan sedang menjalankan hukuman di tengah lapangan karena terlambat, tidak peduli meski bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

Kapan lagi bisa melihat cowok-cowok ganteng di sekolah mereka di hukum bersama seperti itu kan?

Ibarat kata asupan cogan buat mata haha.

Namun, yang membuat kumpulan cowok itu jadi pusat perhatian dengan tatapan iri dari para siswi adalah dengan adanya Aileen Raynetta, satu-satunya perempuan yang ikut di hukum diantara keempat cowok ganteng itu.

Kalau dalam drama Meteor Garden, Aileen adalah Shancai. Gadis Yang dikelilingi empat cowok ganteng itu, maka Aileen selalu bertanya dalam hati.

Sebenarnya, gue tuh punya dosa apa sih di masa lalu?

My Life, Maybe.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang