[BAB 18] Still Mad

2.2K 119 14
                                    


ꯡ нαρργ гεαδιηg ꯡ

SELLY rasanya ingin tertawa jahat sekarang, tetapi tidak. Takut jadi bahan omongan tetangga ketika dirinya dianggap gila.

Notif dari Darrel membuat Selly ingin mematikan ponselnya, kalau saja riwayat chat-chat Darrel membuat perutnya seperti terkocok-kocok. Jadi ia urungkan.

TING!

Terdapat notif lagi.

Darrel
| gua tau lo gak mau maafin. tapi kasih gua waktu buat jelasin sebentar ajaa.. |
| seenggaknya biarin gue jemput lo |
| sel.... 😫|

Selly
| l bs gt, np w g? |

Darrel
| ha???? |
| bntr bntr lg mikir |
| MAKSUDNYA SELLY MAU BALES DENDAM?! GITU?! |
| GAK BISA!!! SELLY GAK BOLEH SAMA SIAPA SIAPA! |
| HAMBA JANJI GAK BAKAL GITU LAGI, HAMBA JANJII RATU |

Selly
| bct |
| w ksh wkt l bwt jlsn d skl |

Selly tidak ingin membalas dan tidak ingin melihat balasan Darrel, ia menyelempangkan tasnya, hendak pergi dengan langkah tergesa-gesa. Hal itu bertepatan dengan Askar yang keluar dari kamar.

"Mau kemana?" Askar menarik tangannya cepat, Selly tersentak menoleh kebelakang, langkahnya pun spontan terhenti.

Sialan, gue keburu ketahuan.

Selly melepaskan genggamannya cepat. "Bukan urusan lo," ia pergi, sebelum itu tangannya sudah ditahan lagi.

"Berangkat sama saya." Cowok itu menatapnya lurus tak berekspresi.

"Lepas."

"Berangkat sama saya."

"Lepasin bisa gak? Gue teriak nih."

"Berangkat sama saya." Askar menyorotnya tajam tak ingin dibantah, siapapun yang dipandangnya pasti akan terpaku takut.

Iris mata Selly pun tak kalah sengit, "Enggak." Tegasnya.

"Berangkat sama saya."

Selly terkekeh meremehkan. "Semasa Hidup lo gak pernah ngerasa ditolak ya? Oke, sekarang gue ajarin. Gue, nolak lo untuk berangkat bersama, sekarang lepasin gua atau lo gak akan mau tau selanjutnya." Askar tak menggubris malah menariknya keluar apartemen.

Dia kian memberontak, cobaan apa lagi yang kau beri ya tuhan.

Selly tak sengaja melihat jam ditangan, tak terasa waktu sudah cepat berlalu, ia melotot sambil memaki pelan. "Sialan, lo menghabiskan waktu gua bermenit-menit cuma buat nawarin hal yang gak guna. Time is money, waktu adalah uang. Artinya lo ngabisin duit gue, kasih gue duit baru gue ikutin apa kata lo."

Akhirnya ia menyerah, ia tak mau dihukum berdiri dengan salah satu tangan mencapit telinga dihadapan seluruh teman sekelasnya. Kebetulan ia tak cukup uang untuk naik taxi, lagian tak ada ruginya menaiki kendaraan mewah cowok itu.

Askar memandangnya sarkas.

Selly tersenyum miring. "Apa?? Mau bilang kalau gue matre?? Padahal gue udah kasih sinyal loh, waktu pertama kali, bahwa gue cewek mata duitan. Tapi mau gimana lagi...." Selly menggidik bahu prihatin.

"Kenapa? Baru nyesel? Yah kasian deh. Kenapa gak dibatalin aja dari dulu." Gadis itu menyorotnya remeh.

Askar menghela nafas. "Ternyata predikat juara pertama cewek terngeselin kayaknya kamu ya? Apa pacar kamu sabar ngadepin kamu yang kaya gini?"

"Terus selama dua tahun lebih ini dia pacaran sama gue tanpa ada kata break itu berjalan mulus atau gak kata lo? Gue itu gak bakal sembarang orang ngasih sifat yang kaya gini, khusus untuk lo aja." Ia tersenyum.

"Saya ganti pertanyaan, kenapa kamu segitu bencinya sama saya. Padahal saya tidak pernah berbuat yang bagimu merugikan." Tanya cowok itu, yang ditanya malah tertawa.

"Kenapa tertawa?" Ekspresi bingungnya semakin membuat Selly tergelak tak beraturan.

"Lo lucu deh, begituan aja lo lupa. Jadi yang kemaren itu kata lo gak merugikan gue? Bagi lo gue nikmatin gitu? Sebelum itu juga lo gak tau salah lo apa? Lo ngerusak hubungan gue sama Darrel. Bagi lo sih ini masalah sepele, tapi bagi gue, masalah ini gak bisa dimaafkan."

Askar yang mendengar itu tersenyum, tak terpikir tangan besarnya mengusap surai rambut Selly.

"Tuhan aja yang sempurna selalu memaafkan, kamu yang perawakannya gini tapi tidak bisa melakukan hal itu. Kadang manusia juga harus bersikap tahu diri pada derajatnya."

"Maka dari itu, gue yang manusia kebanyakan dosa ini mana bisa bersikap semulia itu. Seluruh manusia itu pasti punya sifat dendam, entah kebenciannya berangsur sebentar, lama tetapi kemudian hilang, dan ada juga yang mengingatnya seumur hidup. Camkan itu."

--++--

Note:

Sorry updatenya kelamaan, hehe. Udah kelamaan pendek lagi, gak tau diri banget ya

Aku suka kalian~

Tapi aku lebih suka kalian yang mengomentari cerita ini!

Comment:*

Married Is ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang