[BAB 3] Boy-Friend ?

4.7K 231 39
                                    


нαρργ гεαδιηg

WAKTU istirahat telah tiba, guru pelajaran kimia pun sudah selesai menerangi rumus-rumus yang membuat kepala selly rasanya ingin botak.

Tak mau menghabiskan waktu istirahat yang ada, ia membawa Dyna ke kantin, kantin yang memiliki fasilitas mewah bak restoran menyambut kedatangan mereka dengan berbagai macam murid yang mengantri memesan makanan.

"Hari ini lo gua traktir." Dyna membaca buku menu setelah mendapatkan tempat duduk yang kosong.

"Demi apa?!" Girang selly.

"Pesen aja sana, sebelum gue berubah pikiran." Selly buru-buru mengambil daftar menu.

"Spaghetty bolognaise, Batagor sama minumnya Milkshake Oreo." Jawab selly dengan cepat, tak boleh menyia-nyiakan kesempatan.

Dyna meliukkan tangannya memanggil pelayan, pelayan yang berada didekatnya pun menghampiri Dyna.

"Ada apa kak?"

"Pesen Spaghetty bolognaise, Batagor, Salad satu. Milkshake Oreo sama air putih satu."

"Apa ada lagi yang ingin dipesan, kak?" Tanya pelayan itu.

"Enggak." Pelayan itu mengangguk patuh dan pergi dari hadapan mereka.

"Gak biasanya lo pesen Salad, lo beneran pesen ini? Seorang Dyna yang biasanya makan dua bakul memilih makanan yang gak berlemak ini, mencurigakan. Lo diet?" Celoteh Selly, Tidak biasanya Dyna memesan makan hanya satu dan itupun salad apalagi minum hanya air putih.

"Yaelah, bawel amat lo. Sekarang lo hayati kata-kata gue. Badan gue naik lima kilo dalam waktu seminggu, sekian."

"Kok bisa? Tapi lo harusnya bersyukur sih, badan lo itu kan krempeng walau ngabisin beribu jenis makanan. Kalau nambah berat badan sih gak masalah kan?"

"Bersyukur sih iya, tapi dalam waktu seminggu naik lima kilo, bisa gila gue."

"Iya jug―"

Seorang pemuda mengecup pipinya secara mendadak, sehingga gadis itu terlonjak bukan main. Dyna pun sampai memekik histeris sehingga mereka menjadi sorotan utama, bahkan sudah ada yang berbisik ria tentang mereka berdua.

"Darrel kangen Selly." Manjanya yang memainkan jari Selly kewajahnya.

Selly menyentil dahi darrel yang tampak tak perduli. Darrel malah dengan kurang ajar memeluk pinggang Selly dengan erat.

"Tapi gue gak, jauhan ah rel malu diliatin orang." Ketusnya memukul pelan kedua tangan Darrel yang bertengger dipinggangnya. Mendengar itu alis darrel menurun.

Valdi terbahak disamping Darrel. "Muka lo asem sat, enek gue liatnya." Ledek Valdi seraya tertawa lebar.

Sahabat Darrel sejak dua tahun lalu itu berjalan disamping Selly, lalu menghampirinya dengan aksen menggoda. "Udah sel, sama gue aja. Kalo sama gue mah kaga malu-maluin dibawa keluar." Valdi menaik turunkan kedua alisnya.

Selly yang baru saja mood nya tidak bagus, menoleh malas lalu memutar bola mata sinis.

Valdi terdiam merapatkan bibir, bisa-bisanya ia ditolak. Siapa sih yang tak kenal Valdi? Playboy dengan wajah tampannya, siapapun wanita yang melihat mata indahnya akan terhipnotis. Baru kali ini ada seorang wanita bersikap judes padanya.

Married Is ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang