[BAB 16] Take me

3.4K 123 42
                                    

ꯡ нαρργ гεαδιηg ꯡ

Selly's POV

Gak tau kenapa gue terbangun lebih pagi dari biasanya, padahal gue baru tidur dua jam kurang. Dan sekarang udah jam lima, biasanya gue bakal bangun jam enam bagaimanapun keadaannya.

Nyawa gue belum kekumpul sepenuhnya, tangan gue mengulet seraya duduk ditepi kasur. Gue menoleh kesana kemari, Askar sama sekali gak kelihatan dikamar. Gue bawa selimut dan berjalan keruang tamu, karena gue pikir dia ada disana.

Benar dugaan gue, dia tertidur dengan lelapnya. Gak risih ataupun pegal ketika kaki panjangnya ditekuk karena sofa lebih kecil dari tinggi badannya.

Melihat wajahnya yang damai ketika tertidur, rasanya hati gue tenang entah kenapa. Gue akui dia tampan sama kaya Darrel, tapi ketampanan darrel dengan askar sangatlah berbeda. Jangan berpikir gue lagi suka sama dia, gue juga wanita kali, kalau ngeliat cogan langsung kedap-kedip manja.

Sekitar beberapa menit gue masih setia memperhatikan setiap lekuk wajahnya, gue langsung tersadar, aneh dengan sikap gue biasanya, kaya baru ngeliat malaikat aja, padahal Darrel lebih tampan dari dia. Menurut gue.

Gue menyodorkan selimut lalu menyibakkan ketubuhnya, dari pagi dia gak make selimut, gue gak tau kenapa dia enggak merasa kedinginan sama sekali padahal AC-nya dinyalain dengan suhu yang rendah.

Dengan cepat gue balik lagi kekamar, takut kalau Askar menyadari keberadaan gue.

Tanpa basa-basi gue langsung mandi. Ketika selesai mandi dengan memakai baju seragam, rencana kedua yaitu membuat sarapan.

Gue gak bakal sombong, tapi gini-gini gue juga pinter masak.

Masak air maksudnya.

Bercanda, tapi beneran. Gue bisa masak, dijamin siapa yang nyobain masakan gue gak bakal mati.

Paling sekarat dulu.

Gue sekarang serius, gue bisa masak. Saat ini diotak gue hanya terpikir pengen bikin Nasi goreng, kebetulan bahan masakan hanya cukup buat bikin nasi goreng. Entar kapan-kapan gue porotin duit askar buat belanja kok, tapi gak sekarang karena gue mau sekolah.

Ketika sudah berkutat setengah jam didapur, nasi goreng buatan gue udah selesai, siap disantap. Gue percaya kok ini enak dan seratus persen bisa kecerna.

Gue baru mau bangunin Askar, tapi orangnya udah dateng duluan dengan wajah yang kucel. Menatapnya yang udah bangun ngebuat gue memikirkan macam-macam, gue menggelengkan kepala, sejak kapan gue selalu berpikiran mesum kaya gini.

"Selly, soal yang kemarin. Saya min―"

Gue menyentak mulutnya dengan jari gue. "Lupain aja."

Dia mengangguk, tangannya menarik kursi lalu duduk dimeja makan.

"Kamu yang buat?" Tanyanya.

Iyalah, kalau bukan gue siapa lagi.

Gue mengangguk. "Iya. Ini buat lo." Gue memberi satu piring berisi nasi goreng, gak ada racun kok disana.

"Bisa dimakan?" Gue mengangguk malas, gak mau cari masalah walau dia ngeraguin niat baik gue.

Padahal dalam hati gue berharap banget kalau nasi goreng ini bakal jadi enak.

Married Is ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang