dua : ini bukan kejutan tapi musibah

4.4K 867 112
                                    

Hyunjin POV

Siang ini Ayah ngajak ke makam Ibu. Setiap kita berdua ga ada kegiatan pasti main ke makam Ibu. Kadang cuma duduk di pusaranya buat curhat. Kita selalu bawa bunga mawar putih kesukaan Ibu. Ga lupa membawa tikar piknik dan makanan. Biar bisa berlama - lama sama Ibu.

"Udah siap Boy?" Tanya Ayah.

"Udah dong."

"Good boy, pasti Ibu kamu bilang gitu kalau masih ada." Ujar Ayah.

"Ayah juga suka digituin Ibu?"

"Nggalah, Ayah itu Man bukan Boy." Jawab Ayah. Kekurangan ayah satu, lawakannya crispy banget.

"Ayah ga lagi ngelucu kan?"

"Tau ah. Ayo nanti keburu panas banget." Jawab Ayah.

Selama perjalanan, Ayah nyanyi. Suaranya enak banget. Mungkin kalau masih muda Ayah cocok jadi idol. Sampai tidak muda lagi juga ayah banyak yang suka. Muka ayah menurun ke gua. Gua memang lebih mirip Ayah daripada Ibu. Mungkin penyebab gua banyak dikirimin kado karena gua tampan kaya ayah.

"Jin, kangen dimasakin pas sarapan ga?" Tanya Ayah.

"Masakan Ayah aja udah enak. Apa kita mau asisten rumah tangga datangnya pagi?"

"Oooh gitu." Jawab Ayah.

Gua merasa ada yang aneh sama Ayah hari ini. Setelah gua liat -liat lagi, selama beberapa bulan ini Ayah emang keliatan lebih fresh. Ayah juga sering banget pegang handphone. Gua selalu mengira urusan kerjaan. Tapi pertanyaan Ayah barusan menggiring ke opini Ayah lagi deket sama cewek. Jangan berpikiran kaya gitu Hyunjin. Ayah cintanya sama Ibu doang.

Sampai di pemakaman, hal pertama yang kita lakuin dekorasi pusara Ibu sama bunga yang kita bawa. Terus kira berdoa dan curhat. Kalau doa rutin tiap mau tidur kita curhat dalam hati. Tapi kalau di puasara Ibu kita selalu ngomong langsung. Gua jadi penasaran apa yang mau ayah omongin kali ini.

"Selamat pagi Jisoo, ppoi ppoi." Kata Ayah.

Ppoi ppoi itu kalimat yang sering Ayah ucapkan kalau excited. Katanya sih sejak Ayah sama Ibu pacaran dulu mereka sering ngomong begitu.

"Hallo Ibu." Kata gua.

"Kamu mau curhat apa ke Ibu?" Tanya Ayah.

"Ayah duluan aja." Jawab gua.

Ini karena gua pengen tahu. Soalnya omongan Ayah pas jalan kesini agak aneh.

"Anak ga boleh denger pembicaraan orang tuanya. Jadi hari ini kamu aja yang curhat." kata Ayah.

Gua merasa Ayah lagi ngeles. Gua semakin yakin ada sesuatu yang Ayah sembunyikan. Gua juga yakin ada hubungannya sama acara makan malam nanti. Ibu semoga kejutan Ayah nanti bukan kabar buruk. Aku takut ada yang menggantikan Ibu. Ga ada seorang pun yang bisa Bu.

👨👦

Gua jadi pendiam semenjak pulang dari pemakaman. Bahkan gua langsung masuk kamar. Perasaan gua ga enak. Gua merasa sebentar lagi badai akan datang ke hidup gua. Mungkin gua lagi sensitif hari ini. Jangan terlalu banyak berpikiran buruk Hyunjin.

Jam lima sore Ayah ngetok kamar gua. Gua masih siap - siap. Gua bingung banget pake baju kaya gimana. Akhirnya cuma pake kaos sama long coat. Kalau Ayah sih penampilannya ganteng banget. Gua mencium aroma parfum Ayah lebih kuat dari biasanya.

"Ayah kok wangi banget?"

"Perasaan kamu aja kali." Jawab Ayah tapi salah tingkah.

(1) AYAH ! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang