sepuluh : maafin aku Bu, ini maunya Ayah!

3.4K 800 89
                                    

Ayah udah sembuh, bahkan udah berkativitas normal dua minggu ini. Namun, sikap aneh Ayah terus berlanjut. Malah semakin menjadi. Kadang gua yang pusing, Ayah mungkin menghadapi syndrome puber kedua. Kemarin saja tiba - tiba Ayah ngajak gua ke timezone. Katanya mau mengenang masa pacaran sama Ibu. Pernah juga Ayah ngajak gua piknik di pinggir sungai Han, ini sebenernya biasa tapi lokasinya yang ga biasa. Ayah ga terlalu suka keramaian. Paling konyol sih Ayah main game. Biasanya disela waktu kosong Ayah baca buku. Satu lagi sih, Ayah ga bahas soal Bunda Nayeon dan persiapan pernikahannya. Itu tambah mencurigakan bukan.

"Yah, kenapa sih ?"

"Kok nanya gitu, ada yang aneh ya dari Ayah ?" Tanyanya.

"Iya Ayah aneh sekarang."

"Ayah merasa biasa aja." Katanya.

"Beneran ? Kalau ada apa - apa bilang aku dong Yah."

"Emang Ayah keliatan lagi ada apa - apa ?" Tanyanya.

Gua jadi males nanya lagi, tiap gua nanya balik ditanya. Tapi feeling gua merasakan ada yang dia sembunyikan.

"Jin." Kata Ayah setelah gua diam.

"Apa Yah?"

"Ke barber shop yuk. Bunda katanya ngidam pengen rambut Ayah pendek."

"Ayo aja Yah... " Timpal gua, tapi gua inget ada kata aneh tadi kedengerm

"eh eh kok Bunda ngidam? Apa ayah?" Tanya gua.

"Iya Jin kamu mau punya ade, makanya Ayah pengen cepet Nikah ya karena itu." Jawabnya.

Gua speachless. Bu, Ayah nakal!
Kalau sudah begini mau ga mau gua harus segera merelakan Ayah menikah secepatnya.

"Yah, nikahin Bunda Nayeon segera." Kata gua.

"Siap ANAKKU." Kata Ayah semangat.

Gua jadi kepikiran sikap Ayah aneh karena faktor si jabang bayi. Entah nantinya gua bakalan sayang atau mgha pokoknya Ayah harus tanggung jawab.

"Jin ayo anter ayah potong rambut." Kata Ayah menyelak lamunan gua.

👦👨

Tiga hari kemudian, Ayah beneran nikah. Gua ga tahu menahu persiapannya sama sekali. Gua merasa aneh, kenapa nikahan dimajuin, tapi tamu nya banyak. Oma juga ga ngasih respon apapun. Gua curiga kayaknya gua doang yang ga tau. Apalagi liat Bunda Nayeon malah kurusan. Biasanya kan Ibu Hamil lebih berisi. Gua harus nyari tahu ini. Tapi penyelidikan gua terhalang karena kehadiran teman - teman gua.

"Selamat ya lo resmi adik kakak sama Yejin." Kata Jisung.

"TANTE NAYEON CANTIK BENER. GUA KALAU JADI LO NAKSIR JIN." Ini felix yang ngomong.

"Yeu dasar jiwa berondong." Kata Seungmin. Dia malah nyamperin Yejin bukan gua abis ngomong gitu. Dasar bucin.

"Yejin, selamat ya." Katanya.

"Makasih ya Seungmin."

"Boy senyum dong Boy. Kan Ayah lo juga bahagia." Ujar Ryujin.

"Heem." Gitu aja respon gua.

Bukan gua jutek tapi gua kesel mereka membuat penyelidikan gua terhambat. Soalnya begitu acara selesai Ayah sama Bunda Nayeon mau langsung honeymoon ke Paris. Semakinlah gua curiga, soalnya mau ke Paris pasti harus urus visa liburan. Masa dalam tiga hari siapin segalanya beres.

Acara selesai, gua pengen interogasi Ayah. Tapi pasangam baru itu sibuk ngobrol sama koleganya. Abis ini gua langsung anter mereka ke Airport.

"Jin, titip Yejin ya." Kata Bunda.

"Jangan nakal ya. Ayah sama Bunda ga lama disana." Kata Ayah.

Gua sih manggut aja. Setelahnya gua balik dan Yejin ikut sama gua. Mulai hari ini kita tinggal serumah.

"Jin, lo curiga ga sih persiapan nikah Ayah sama Bunda cepet banget?" Tanya gua.

"Cepet gimana? Orang dari tiga minggu lalu Bunda udah fitting baju. Gua juga kaget pas tahu loh Jin. Mereka udah rencanain ini empat bulan. Gua kira baru rencana nikah pas ketemuan di resto itu." Jawab Yejin.

"Bentar... bentar gua perlu ambil nafas panjang. Jadi mereka udah rencanain ini lama? Bukannya Bunda hamil ya?" Tanya gua.

"Bunda hamil? Lo ngelucu ya Jin. Bunda gua tuh ga mau hamil lagi. Makanya nikah sama Ayah lo yang udah punya anak cowok. Ayah lo pengen anak cewek juga kan ada gua." Jawab Yejin.

"Jin... gua pusing." Itulah kalimat yang gua ucapkan sebelum semua berubah jadi gelap.

Ibu aku dikibulin Ayah! Park Jinyoung tunggu pembalasanku.

(1) AYAH ! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang