sembilan : baiklah Yah!

3.3K 789 74
                                    

Gua yakin syarat yang gua ajukan akan berat. Gimana bisa Bunda Nayeon hidup tenang sebagai istri Ayah dengan muka Ibu dimana -mana. Namun, keyakinan gua luntur begitu saja. Karena dengan penuh percaya diri Bunda Nayeon bilang.

"Ga masalah Hyunjin ada foto Ibu kami di kamar Ayah. Kan Jisoo temen Bunda."

"Kalau Bunda ga masalah, Ayah juga ga masalah." Timpal Ayah.

"Jadi Bunda mau nikah sama Ayah kapan?" Tanya Yejin.

"Sebelum kalian masuk kuliah." Jawab Ayah.

"HAH SEBULAN LAGI DONG YAH." Ga sadar gua teriak. Ga nyangka juga mereka bakalan nikah secepat itu. Mood gua langsung hancur. Awalnya gua merasa menang menjadikan pajangan foto Ibu senjata. Nyatanya itu bukan halangan buat mereka.

"Emang Ayah sama Bunda ga persiapan nikahan dulu gitu? Gaun nya, hotel tempat pesta, pemberkatan dan lain - lain." Ujar Yejin.

"Ngapain kaya gitu Jin, asal Sah dimata tuhan dan kedata di Negara." Jawab Bunda.

"Kalau Yejin yang nikah nanti baru begitu. Malah lusa juga bisa Ayah sama Bunda nikah." Kata Ayah.

Lusa? Ini lebih serem daripada nonton Insidious.

"Coba ya aku hubungin pihak gereja bisa ngga pemberkatan Lusa." Bunda menanggapi itu serius.

"Yaudah aku minta Jihyo atur jadwal dan hubungin kolega kalau kita mau nikah Lusa." Ujar Ayah.

"Kalian serius mau nikahnya Lusa? Bukan bulan depan?" Tanya gua.

"Seriusan Jin, ngapain Ayah tunda juga. Kamu udah setuju ini." Jawab Ayah.

Gua lemes seketika. Apalagi Ayah beneran nelepon Oma. Gua kira respon Oma bakalan kaget dan nentang. Taunya gua denger "Syukurlah, anak mama mau punya istri lagi." Baiklah gua rasa satu alam semesta mendukung pernikahan Ayah, kecuali gua yang masih setengah hati.

👦👨

Setelah Bunda Nayeon pulang, gua masuk kamar. Bukan untuk istirahat tapi mengurung diri lebih tepatnya. Saat ini gua sudah menerima Bunda sebagi orang dekat Ayah. Tapi menerima dia sebagai istri Ayah secepat ini, gua belum bisa. Gua takut Ayah semakin cepat lupa sama Ibu.

"Jin, bangun makan malam yuk." Kata Ayah.

"Iya Yah bentar." Timpal gua.

Gua keluar kamar, Ayah lagi natap foto Ibu. Mungkin setelah Ayah nikah lagi, hal kaya gini bakalan jarang terjadi. Ayah pasti sibuk sama Bunda Nayeon. Mungkin suatu hari nanti gua sama Yejin bisa punya adik lagi. Gua ga mau bayangin itu.

"Delivery Yah?" Tanya gua.

"Iya, Ayah masih males nyetir Jin." Jawabnya.

"Bukanya tadi bilang masih lemes ya."

"Hmmm itu... kamu harus paham lah Jin. Ga perlu Ayah jelasin kan." Katanya sambil senyum centil. Bikin emosi gua langsung naik ke level maksimal.

"Bapak - Bapak umur 40an masih bisa centil. Inget umur bos."

"Sewot bener kamu. Ga seneng ya liat Ayah bahagia."

"Seneng - seneng. Terus mau makan apa?" Tanya gua. Gua harua bersadar Ayah baru sembuh. Kalau udah sehat bener ya gua ogah begini.

"Ayah pengen hot chicken wing. Udah lama ga makan pedes." Jawabnya.

"Oke aku beliin yang level paling pedes. Tapi nanti Ayah masuk rumah sakit lagi. Ga jadi deh nikah nya." Timpal gua.

"Jin pedes dikit Jin, kalau ga ramyeon deh."

"Apapun yang Ayah minta aku beliin. Tapi resiko tanggung sendiri. Tau ususnya lagi ga fit malah mau makan pedes sama mie."

Kadang Ayah tuh random begini. Tau lagi sakit. Mau nya jajanan pedes sama Mie. Harusnya Ayah makan sup bening aja. Kalau ga bubur.

"Jin kan ga berasa ayah makan bubur terus." Protesnya.

"Suruh siapa sakit ga bisa makan enak kan. Biasanya juga disuapin Bunda Nayeon makan banyak. Giliran sama aku banyak protes."

Skakmat. Ayah diem. Gagal kan merajuk ke gua.

"Yaudah nasi tim Ayam aja. Jangan bubur ya." Katanya.

"Oke, aku mau pesen Ramyeon sama Hot Chicken Wing." Kata gua.

"Itu kan makanan yang Ayah mau Jin."

"Ya kan aku juga mau."

Pas makan kita berdua diem, gua fokus makan mie sama chicken wing. Ayah daritadi lirik - lirik gua. Makanya lambat banget.

"Ah kenyang." Kata gua.

Gua liat nasi tim ayam yang dimakan Ayah masih sisa setengah.

"Idih kok makannya dikit. Gimana mau cepet pulih Yah."

"Ga selera Jin. Coba kamu teleponin Nayeon. Ayah kayaknya pengen sup buatan dia." Ujarnya.

Muka gua langsung datar. Gua ga sanggup berekspresi. Ya Tuhan jatuh cinta bikin Ayah gua begini.

"Kan Bunda baru pulang Yah ga sampe tiga jam loh."

"Tapi Ayah udah kangen lagi Jin." Katanya

Gua mengelus dada. Terus gua minum biar ga emosi. Ayah beneran beda banget sekarang. Image Ayah selama ini hancur sudah. Ayah ternyata bucin banget orangnya. Gua kira Ayah beneran cool. Gini sih sama aja kaya Papa Jaebum, Om Wonpil, Om Jackson, Om Mark keliatan garang didiemin istri tak berdaya.

"Hmmm kasian Ayah pasti kalau balik lagi jalanan macet. Ayah sama aku aja dulu deh. Mau aku suapin?" Tanya gua.

"Gak lah, Ayah makan ini aja." Jawabnya.

"Yah, aku senengnya Ayah yang cool loh bukan Ayah yang bucin gini." Kata gua.

"Emang Ayah bucin ya?" Tanyanya.

Ga sadar diri Bung Jinyoung ini.

"Yaudalah nonton Black Panther lagi aja yuk." Jawab gua.

Ayah itu penggemar berat Marvell Universe. Bikin gua ketularan. Kalau Ayah superhero favoritnya Black Panther, kalau gua suka Star Lord. Soalnya di Guardian of The Galaxy kocak semua.

"Ayo deh. Sayang banget Ayah sakit. Jadi belum bisa nonton infinity wars." Katanya.

"Makanya abisin makannya bos. Biar kita nonton."

Gua merasa bingung siapa ayah siapa anak disini.

👦👨

Malam itu gua jadinya tidur di kamar Ayah. Abis nonton film gua mager balik ke kamar. Lagian kalau Ayah udah punya istri, mana bisa gua begini. Ah gua jadi inget soal Ayah mau nikah besok.

"Yah "

"Apaan?" Tanyanya.

"Ayah beneran mau nikah besok ?" Tanya gua.

"Ga jadi besok, ga bisa Jin. Kayaknya bulan depan aja deh biar ada persiapan." Jawabnya.

"Oooo gitu."

"Jin semalam kamu bilang ayah Buncin. Emang bucin itu apa ?" Tanya Ayah.

Gua ga bisa ga ketawa. Gua juga seneng Ayah udah balik normal. Ayah itu muka ganteng, tapi sikapnya kaya bapak - bapak banget. Ayah kadang out of date contohnya kaya barusan Bucin aja ga tau apa.

"Bucin itu kependekan dari budak cinta Yah. Kaya orang yang bener bener diperbudak sama perasaannya."

"Berarti bukan Ayah yang Bucin Jin. Nayeon tau yang bucin ke Ayah." Katanya.

Baiklah suka suka Bung Jinyoung. Kadang manusia suka tidak sadar diri. Mungkin Bung Jinyoung perlu waktu untuk menyadarinya. Yang jelas gua seneng Ayah ga jadi nikah dalam waktu dekat.

(1) AYAH ! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang