empat : jangan drama Yah!

3.7K 857 174
                                    

Gua akhirnya pulang sama Ayah. Walau semobil gua sama sekali ga bersuara. Ini aksi protes yang terpikirkan sama gua dan Ryujin. Tadi gua sempet cerita, dia kaya kaget liat om ganteng favorit nya mau nikah. Jadilah dia ada di pihak gua, ngedukung aksi protes gua lebih tepatnya.

"Jin."

"Hyunjin."

Gua masih bodo amat.

"Park Hyunjin. Jangan gini. Kamu ga sopan." Kata Ayah.

Gua merasa jadi anak pembangkang. Tapi bodo amat. Gua harus bisa kaya gini terus sampai ayah batalin rencana nikahnya sama Tante Nayeon.

"Ayah juga jahat."

"Jin, dengerin Ayah. Sampai saat ini Ayah masih sayang banget sama Ibu kamu. Sampai kapanpun Ibu ga akan pernah terganti. Tapi Ayah butuh temen Jin." Ujar Ayah.

"Kalau ada kata tapi semua omongan sebelumnya itu bohong." Timpal gua.

Ayah keliatan frustasi sama omongan gua. Percayalah gua begini juga diajarin Ayah.

"Harus gimana gua jelasinnya Tuhan." Katanya.

"Kenapa sih Ayah pengen banget nikah lagi?" Tanya gua.

"Karena Ayah pengen ada temen Jin. Ga semua masalah Ayah bisa Ayah ceritain ke Kamu. Kalau ayah punya istri Ayah bisa cerita segala hal." Jawab Ayah.

"Kan kita suka cerita sama Ibu." Timpal gua.

"Ayah butuh tanggapan dan nasihat perempuan Nak."

"Kan bisa minta saran Nenek. Kenapa mau gitu aja harus ribet pake nikah segala."

Skakmat! Ayah diem.

"Ngaku aja sama aku, Ayah sayang Tante Nayeon kan?" Tanya gua.

Ayah gua ga jawab. Sudah gua duga.

"Itulah kenapa aku ga suka ayah nikah lagi. Karena lama kelamaan Ayah akan melupakan Ibu." Ujar gua.

Kemudian suasana hening. Gua lirik Ayah mukanya fokus ke jalan. Tapi tangannya genggam setir kuat. Apa Ayah marah? Ah sudahlah yang penting gua sudah menyampaikan unek - unek gua.

Sampai di rumah suasana tidak membaik. Gua masih melakukan kebiasaan berdoa depan foto Ibu. Tapi Ayah malah diam di kamarnya. Mungkin Ayah perlu waktu sendiri. Atau Ayah lagi mikir buat batalin rencana nikahannya sama Tante itu. Gua memilih masuk kamar aja.

Tenang Bu, ga akan ada yang gantiin posisi Ibu jadi istri Ayah.

Jinyoung POV

Kesalahan terbesar gua adalah bikin Hyunjin jago debat. Tadi aja gua kalah omong sama dia. Bener gua sayang Nayeon. Dia cinta pertama gua. Bahkan gua kenal sama dia jauh sebelum gua kenal Jisoo. Niatan gua menikahi dia karena posisi kita sama. Gua pun butuh perhatian dan kasih - sayang istri. Bukan untuk mengganti Jisoo. Jisoo ga akan pernah terganti. Nayeon pun bukan pengganti Jisoo. Mereka beda dan tak akan pernah sama.

Gua samperin Hyunjin di kamarnya. Dia sudah tidur. Gua narik selimutnya dan matiin lampu kamarnya.

"Kebiasaan banget deh ga pake selimut. Kalau dingin rewel kamu Jin."

"Ah anak Ayah udah besar. Udah mau jadi dokter." Kata gua.

"Coba kamu ga ngelawan - lawan Nak. Ayah juga pengen bahagia. Kita bisa bahagia bareng." Kata gua sambil mandang muka anak gua yang gua banget.

"Selamat tidur jagoan ayah." Sebelum gua ninggalin kamar Hyunjin.

Sekarang gua natap foto Jisoo. Ah istri gua. Pasti kalau masih disini gua sama Hyunjin ga akan begini. Mungkin juga Hyunjin punya adik.

(1) AYAH ! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang