Chapt. 1

32.3K 1.4K 27
                                    

Buat book ini aku sengaja bikin dikit2 supaya bisa update setiap hari wkwk.











Gadis berambut panjang dengan ikatan asal dengan telaten menyampurkan bahan yang di sediakan.

"Kamu pulang aja,nanti aku yang lanjutin ini semua,Al," Alya,gadis semester akhir yang bekerja paruh waktu untuk menyambung hidup di kota metropolitan. Menoleh kebelakang mendapati wanita yang lebih tua dari nya 7 tahun.

"Gapapa kok mba Lia,ini kan tugas aku," Alya tersenyum tipis,lalu kembali mengaduk adonan.

"Jangan di paksa,muka kamu pucet banget," Lia memeriksa suhu tubuh Alya. Yang dirasakan tangannya adalah panas.

"Tuh kamu panas lho,biarin saya aja,kamu kan hari ini tugasnya jaga kasir,kenapa nganterin makanan dan bikin adonan?,jadi double gitu kan," lanjutnya.

"Hehe,lagian saya mana tega liat mba Lia yang ngurus semuanya sedangkan anak mba sakit," Lia hanya menggeleng.

"Ya kan saya bisa minta karyawan lain,emang si Sintia kemana?," tanya Lia yang mengambil alih adonan di tangan Alya.

"Oh,dia tadi balik ke kampus nemuin dosen pembimbing,"

"Ck,terus Yati?,"

"Dia kan izin,"

"Lho dia nggak bilang sama saya lho. Nanti saya potong gaji mereka lama-lama," Lia menggeleng kan kepalanya. Memang begini kalau tidak di awasinya,karyawannya suka seenak sendiri dan membiarkan Alya bekerja sendiri.

"Pening pala mba,mereka di kasih enak malah ngelunjak,udah tau toko lagi rame,mereka malah ninggalin kamu sendiri begini," Alya hanya terkekeh.

"Sabar mba,lagian aku juga nggak masalah,selagi aku bisa ya aku lakuin mba," Lia tersenyum lebar . keponakannya yang satu ini memang pekerja keras,apapun yang ia bisa lakukan pasti ia lakukan. Ya seperti ia memohon bekerja di toko kue nya yang tak seberapa besar,padahal dia bisa saja mengambil alih posisi ayah nya,tapi ia enggan. Katanya sih kalau mau jadi orang sukses harus merasakan dari bawah.

Kling... kling...

"Ada yang dateng tuh,Al,kamu urusin depan ya,biar mba ya lanjutin ini,"

"iya mba,"

Alya menaruh apron yang sudah terkena tepung di atas meja asal.

"Selamat datang,mau pesan apa?," Alya mengucapkan salam dan tak lupa senyum manisnya.

"Coklat panas satu dan dua potong tiramisu ," pesan seseorang di hadapannya. padahal sekarang sedang siang,dan matahari sangat terik tapi wanita di hadapan Alya memesan menu pagi.

"Saya ulangi ya. Coklat panas satu dan dua potong tiramisu,"

"Totalnya menjadi 90 ribu," lanjutnya lalu memberi struk.

Wanita dengan baju formal layaknya seorang bos mendudukan dirinya dekat jendela setelah memesan menu.

"Coklat panas dan tiramisu nya. Silahkan di nikamati," Alya menaruh menu yang di pesan wanita itu.

Wanita itu hanya berdeham lalu kembali pada kegiatannya.








- Hot Chocolate-

Waktu menunjukkan jam 9.15 malam,toko akan tutup lima belas menit lagi,tapi wanita dengan baju formal tadi siang belum beranjak juga dari tempat duduknya.

Lia,kakak sepupunya sudah pamit pulang karena anaknya tidak bisa di tinggal lama karena sedang sakit . sedangkan teman-temannya belum juga kembali.

Alya mengehela nafas panjang memberanikan diri untuk bertanya, eum... Atau mungkin mengusir wanita itu?.

"Eum... Maaf,boleh saya bertanya?," Wanita dengan gaya formal mendongak dan tangan kanannya  masih mengaduk coklat yang mulai dingin,dan itu adalah minuman ke 11 yang ia pesan sedaritadi siang.

Tau tidak dapat balasan Alya membuka suara lagi. "Toko akan tutup 15 menit lagi,"

"Bukannya kamu mau nanya saya?,kok malah ngasih pernyataan,"

Alya menggaruk tengkuknya tak gatal. "Maaf,tapi kenapa anda masih berada disini?,ini sudah malam,toko juga akan tutup,"

"Oke,saya di usir?," Alya mengerucutkan bibirnya. Salah lagi dia.

"Bukan,bukan begitu. gimana ngomongnya ya," Wanita itu hanya tersenyum tipis sangat tipis.

"Saya mau nunggu sampai toko tutup,gapapa kan?," Alya berfikir sejenak,lalu ia mengangguk setelahnya.

Alya kembali ke kasir,dan mulai merapikan semuanya.

Sudah jam 9:30 malam,berarti toko sudah tutup. Pakaian Alya juga sudah berganti pada baju yang ia gunakan tadi sebelum ke tempat kerjanya .

Alya menghampiri wanita yang masih duduk sendirian di dekat jendela.

"Ini udah jam setengah 10 toko sudah tutup,anda masih tidak mau pulang?," Suara Alya lembut,nadanya juga sebisa mungkin ia sopan kan.

"Ini saya sudah selesai. Terimakasih atas coklat dan tiramisunya,"

"Sama-sama," wanita itu keluar terlebih dahulu dari toko itu.

Alya langsung mengubah bacaan open menjadi close , dan mengunci pintu itu hingga tiga kali.

Alya mendudukkan dirinya di motor matic berwarna merah itu.

"oh dia udah pulang," monolog nya. Karena tadi masih ada mobil datsun berwarna putih itu di depan toko nya. Ya bisa di yakini kalau itu punya wanita yang setia menunggu Alya hingga pulang kerja.







































Hot ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang