Chapt.9

7.1K 752 9
                                    

Btw tanggal 30 agustus kemarin aku ultah lho :).kalo ada yang mau ngirim kado masih saia terima kok hehee :,) .










"Al," Alya yang terhentak kaget langsung kembali menatap lawan bicaranya. "Kamu bengong terus. Kenapa si?,"

Alya tersenyun. "Gapapa kok,"

"Kamu sakit ?,"

"Nggak mba," Sintia rekan kerja Alya sekaligus teman keluh kesahnya selain Asya.

"Ada masalah?," Alya menggeleng pelan.

"Kamu tuh ya nggak bisa bohong dari aku lho dek. Muka mu murung terus dari tadi siang sampe malam begini. Tadi kerja aja kamu lemes gitu kok,nggak biasanya lho kamu lemes begini.kamu tuh paling getol kalau masalah pekerjaan,"

Alya tersenyum tipis dan meminum teh hangat di hadapannya.

Ngomong-ngomong mereka berdua lagi santai karena tidak ramai pelanggan.

Sintia ini sudah memerhatikan Alya dari siang. Tidak semangat,lesu,muka pucat. Kalau kata nya sih seperti orang tidak di kasih makan satu minggu. Sintia sendiri tau kalau Alya ini anak kos yang hanya memakan promag di akhir bulan ini seperti dirinya.

Sintia memegang kening Alya dan dirinya. "Tuh kan. Aku tau kamu itu anak kos, tapi bisa nggak si merhatiin kesehatan kamu?,"

"Aku nggak papa kok. Biasanya juga gini," Sintia dengan tidak sopannya menyentil kening Alya.

"Gini apa si?. Kan tadi aku bilang,kamu tuh selalu semangat,ini malah loyo gitu kek agar-agar yang di kulkas tau nggak," Alya terkekeh pelan.

"Kamu ada masalah sama keluarga kamu lagi?," jangan lupakan satu fakta lagi bahwa Sintia ini tau seluk beluk dari keluarga Alya.

Alya hanya tersenyum dan Sintia mengerti maksudnya. "Yaudah kamu nginep sama aku aja ya?,"

"Gausah mba,gapapa kok,"

"kamu bilang gapapa tapi pikiran kamu was-was. Nurut sama yang tuaan napa si,"

"Iya mba iya. Aku nurut. Mba lebih tua tapi skripsi nggak kelar-kelar,"

"Heh! Aku nunda kuliah 2 tahun tau,makannya aku jadi seangkatan sama kamu!,"

"Iya iya terserah mba aja hehe,"

Sintia tersenyum tipis,lega rasanya melihat kembali Alya tersenyum tanpa paksaan seperti siang tadi.




👣👣👣

Sintia dan Alya merapihkan meja-meja,piring dan gelas bekas pelanggan.

"Mba," Alya menepuk punggung Sintia pelan. Sintia yang memang lagi fokus me lap meja reflek memegang dadanya.

"Kamu kenapa harus nganggetin gitu sih?," Alya hanya menyengir.

"Saya nggak jadi nginep ya," Sintia menatap Alya tajam.

"Nggak nggak. Nggak ada,kamu harus nginep di kosan ku,"

Hot ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang