Chapt.3

12.9K 1.6K 28
                                    

Tolong hargai saya sebagai author untuk memberi bintang di pojok bawah kiri ehe. Terimakasih.
















Sesuai perkataan Alya,Anggi menunggu nya hingga selesai bekerja dan memesan 5 gelas coklat panas seperti kemarin.

"Masih nungguin saya ternyata," Alya sudah mengganti pakaiannya dan teman-temannya sudah pulang terlebih dahulu.

"Kamu sendiri saya kasian," Anggi itu orangnya kaku,tidak suka berbaur,tertutup. Tapi kenapa sekarang bisa melontarkan candaan ya walaupun sangat crunchy ,dan itu sangat langka.

"Saya udah biasa kok sendirian,"

"Jomblo maksudnya?," Alya tertawa.

"Bukan,maksud saya sudah biasa sendiri melakukan semuanya,jadi gausah di kasihani," Anggi terkekeh. Dia hanya bergurau dan ia juga mengerti maksud dari Alya.

Alya dan Anggi berjalan ber-iringan . seperti biasa Alya mengganti tulisan open menjadi close dan mengunci pintu itu tiga kali.

Anggi mengedarkan kepalanya. "Lho,kamu nggak bawa motor?,"

"Nggak. Motor saya tadi ban nya pecah pas mau jalan kesini," jelas Alya.

"Terus kamu naik apa?,"

"Angkutan umum,"

"Nggak ngeri?,udah malam lho," Alya hanya tersenyum .

"Gapapa,siapa yang mau nyulik saya coba?,"

"Kamu kan perempuan,nggak baik juga naik angkutan malam-malam begini," Benar kata Anggi,tapi Alya dengan siapa pulang?kalau bukan naik angkutan umum.

"Saya anterin ya,gaada penolakan,saya nggak suka ada yang nolak saya,"  Mungkin dengan Anggi dia bisa pulang dengan selamat ?.

Alya hanya mengangguk pasrah dan jalan menuju mobil Anggi.

Hening. Hanya ada suara musik yang di keluarkan dari radio fm.

Alya mengantuk,sangat .

Dan Anggi bingung mau membuka bicara bagaimana?.

Jadilah hanya suara musik dan ke berisikan di luar sana.

Anggi berdeham. Alya sedekit menengok.

"Kenapa?," tanya Alya.

"Tenggorokan saya tadi kaya ada yang nyangkut," Anggi tidak bohong memang benar tenggorokan nya seperti ada yang mengganjal.

Alya kembali melihat pemandangan di luar.

"oh ya,umur kamu berapa?," Tumben Anggi mau bertanya hal-hal seperti ini pada orang yang baru di kenal.

"Dua puluh tahun," Anggi mengangguk.

"oh.kalau saya 25 tahun. Kamu kuliah?,"

Alya menoleh. "kuliah semester akhir,"

"Dikit lagi dong?," Alya mengangguk sebagai jawaban.

Hot ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang