Chapt.10

7.3K 746 21
                                    

Seneng ga double update gini?:v.












"Lo mau ngopi-ngopi dulu nggak?," Alya memberikan helm yang ia kenakan kepada Anton.

"Boleh deh," Anton langsung men-standar motor matic miliknya dan megunci stang nya.

"Ayo," Anton dan Alya berjalan beriringan memasuki toko tempat kerja Alya.

"Lo mau minum apa?,"

"Coffe latte," Alya mengangguk dan langsung menuju tempat untuk membuat kopi.







🔥🔥🔥

Entah ini memang cuacanya saja yang panas,atau memang Anggi nya saja sendiri yang sedang kepanasan?.

Tau tidak?,Anggi sedang berada di tempat ia mengumpulkan energi nya. Tadi si mau singgah di kos an di vitamin nya,tapi tidak ada,jadi inisiatif untuk ke tempat kerjaan miliknya.

Pusing dengan kerjaan,pusing dengan masalah keluarga,dan sekarang pusing dengan hati.

Anggi menyesap coklat panas kesukaannya,tapi entah kenapa rasanya sekarang itu pahit tidak seperti biasa yang ia pesan.

"Halah nggak kuat liat mereka bedua gitu," bergumam sendiri,datang sendiri,minum sendiri,dan kepanasan sendiri. Nasib.

Anggi lebih memilih meninggalkan tempat itu,daripada hati nya makin terbakar api cemburu.

Iya. Anggi cemburu.

Jangan di tertawakan!.

Tau?,dari awal Alya datang dengan laki-laki yang entah berantah darimana datangnya itu dengan seenaknya mengambil semua antensi Alya. Dari tawa nya,arah pandangnya,bahkan kerjanya pun di lupa kan hanya karena mengobrol dengan laki-laki tadi. "Alah bangsat,"

Memukul stir mobilnya seperti orang gila.

Dasar Anggi bodoh,sudah tau suka,sudah tau cinta,kenapa tidak bilang lebih cepat?,jika sudah begini,siapa yang menyesal?,dirinya sendiri kan?.

Malu karena ketauan belok?,dari awal dia turun ke bumi pun sudah positif belok. Hanya tinggal bilang dia suka,dia cinta,masalah malu itu belakangan,di terima atau tidak nya itu belakangan. Kalau pun di tolak,kan Anggi sudah tau kalau Alya tidak menerima dan menolak,jadi ia mundur,tidak mengulur seperti ini.

"Goblok emang," sumpah serapah dan kata-kata mutiara begitu saja lolos dari mulutnya. Baru kali ini ia menyesal setengah mati karena perbuatannya sendiri.

Anggi itu gesit,tapi kenapa masalah seperti ini tidak?. Toh dia pernah menyatakan cinta kepada sesama jenis.

Anggi memberhentikan di salah satu minimarket plus. Mengambil kopi susu kalengan dan menuju kasir.

"Marlboro satu," tanpa ragu Anggi meminta satu bungkus rokok terkenal itu.

"Empat puluh ribu tiga ratus tujuh rupiah. Ada lagi kak?," Anggi menggeleng dan mengeluarkan uang berwarna biru.

"Kembalinya sembilan ribu enam ratus tiga puluh rupiah," Anggi langsung mengambil kresek putih dengan logo itu.

Kasir perempuan itu menyodorkan kembaliannya dan di tanggapi dengan Anggi. "Terimakasih telah berbelanja di indodesember,"

Anggi keluar mini market itu,dan terduduk di luar nya. Mengeluarkan isi di dalam kantong kresek itu dan mengeluarkan korek api yang entah darimana ia dapatkan.

Anggi mengeluarkan asap rokok itu dari hidung dan mulutnya. Rasa pusingnya hilang dikit demi sedikit beriringan dengan putung rokoknya yang me-mendek.

Anggi sebenernya bukan pecandu barang nikotin itu,hanya saja sesekali ia harus memakai nya untuk menghilangkan stres.

"Kak Anggi?," Terkejut bukan main. Pujaan nya menangkap basah ia me rokok.

"Kak Anggi ngerokok?," Tanya orang di hadapannya sedikit panik. Anggi tidak jawab.

Alya. Mengeluarkan satu tangkai permen rasa jeruk itu di dalam tas kecilnya. Ke betulan ia punya dua permen,yang satu sedang ia isap,yang satu lagi ia simpan.

Alya membuang rokok yang di selipkan antara jari telunjuk dan tengah ke sampingnya dan menginjak agar mati api yang di keluarkan dari putung rokok.

Dengan tergesa Alya membuka bungkus permen itu dan memasukannya pada mulut Anggi yang sedikit terbuka.

Tersentak kaget karena permen itu masuk di ronggah mulut nya dan kesadarannya pulih kembali.

Anggi menatap Alya yang sedang di hadapannya dengan wajah yang tidak bisa di artikan.

"Sejak kapan kakak ngerokok?," Anggi diam. Ia menatap wajah Alya dengan datar.

"Tau kan apa yang di timbulkan dari kita yang mengonsumsi rokok?,"  Tau,Anggi sangat tau,tapi dengan rokok ia bisa menghilangkan pusing yang ada di otaknya.

"Saya nggak mengkonsumsi itu,sesekali saja saya pakai. Daripada saya mabuk dan narkoba,"

Alya berdecak kesal dari jawaban Anggi. "Ada masalah?," Menggeleng,tetapi meng iya kan di dalam hati.

"Masa sih?,"

"Saya punya masalah atau tidak nya itu bukan urusan kamu. Apa perduli kamu sama saya?,kamu bukan siapa-siapa saya,jadi jangan atur hidup saya,mau saya bagaimana pun itu gaada urusannya sama hidup kamu," pernyataan sarkas Anggi ini membuat hati Alya tertegun.

"Saya duluan," Anggi pamit,meninggalkan Alya yang masih tidak percaya dengan kata-katanya barusan.


🌛🌛🌛

Alya termenung di dalam kos nya. Bingung dia,kenapa Anggi berkata begitu?. Memangnya salah?.

Tadi itu perkataannya pelan tapi dingin. Suasana sore tadi seperti ada awan gelap saja,padahal tidak ada.

Jadi tadi itu Alya berniat ke mini market terdekat kerjanya untuk membeli pulsa listrik,itu pun di suruh dari kakak sepupu nya,mba Lia.

Dia mikir kesalahan apa yang di buat sampai-sampai Anggi begitu dingin sama dia tadi.

Apa karena dia membuang rokok Anggi?. Tapi itu demi kebaikannya kan?.

Alya itu paling anti sama orang yang ngerokok,apalagi orang yang udah kenal sama dia lama.

"Aduh mumet," Alya memegang kepalanya frustasi.

🌜🌜🌜

"Kok bisa si?,"

Anggi meneguk minuman soda ber rasa strawberry di hadapannya.

"Gatau deh,Ra," di tanya kenapa bisa begitu juga Anggi bingung.

Jadi,Anggi ini lagi cerita soal masalah apa aja yang dia hadapin akhir-akhir ini sama sepupu nya yang udah tau seluk beluk Anggi bagaimana. cuman dia juga yang bisa kasih solusi,walaupun solusinya nggak guna-guna amat.

"Tumben kamu nggak minum?," Anggi bergeleng.

"Mau tobat," Tiara hanya tertawa pelan,dan meneguk wine miliknya.
































Tbc(tekanan batin cinta)~

Hot ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang