Chapt.5

11.1K 1.1K 28
                                    


Vote dan comment kalian adalah semangat ku 💕







Anggi dan Alya sudah berada di tempat makan yang Alya pilih.

Warung makanan di pinggir jalan seperti ini favorite Alya. Harga kaki lima rasa bintang lima.

"Ini neng Alya,nasi uduk dua sama ayam goreng nya dua plus pala ayam," Pria berkumis dan sudah beruban itu sangat hafal dengan pesanan Alya,ya karena Alya ini pelanggannya yang hampir setiap hari mampir untuk membeli makanan di warung pecel lele nya,ya walaupun bukan hanya pecel lele yang di jajarkan tapi tetap saja orang memanggil warung pecel dan yang mereka beli bukanlah lele.

"Kamu sering kesini?," tanya Anggi.

Alya menaruh teh hangat tawar kembali ke tempatnya. "Banget malah hehehe. Setiap hari pasti saya kesini," senyum Alya. "Ya kan pak Bahri?," pak Bahri si pemilik warung yang sedang mengulek sambal hanya menyengir .

Anggi mengangguk sebagai jawaban. "Jangan bilang belum pernah makan di tempat kaya gini ya?," Anggi menggeleng.

"Kamu satu-satunya orang yang ngajak saya makan di tempat kaya gini. Yang lain mana mau,"

Alya tertawa hambar. "Tau kok. Ib--,"

"Kakak," ralat Anggi

"Ah iya. Kak Anggi mana pernah makan kesini juga,pasti makannya di tempat mewah hehehe,"

"neng Alya,di makan itu keburu dingin jadi nggak sedap lagi," tegur ibu paruh baya dengan menaruh piring sambal dan lalapan ke hadapan mereka .

"Ah iya bu,"

Anggi melirik lalu berbisik. "Ibu-ibu tadi siapa?,"

"Istrinya," Jawab Alya dengan berbisik juga.




🔥🔥🔥

Anggi sedang terduduk di depan teras kos-kosan milik Alya.

"Kamu besok kuliah?," tanya Anggi yang sedang menyesap teh manis hangat.

"Besok sabtu,jadwal saya kuliah dari senin sampai jum'at," Anggi mengangguk dan menaruh teh nya di meja kayu sampingnya.

"Kamu mau jalan-jalan?," Alya menoleh dan tersenyum tipis.

"Boleh. Emangnya kakak gaada jadwal apa gitu di kantornya?," Anggi menggeleng.

"Besok saya cuman sebentar ke kantor buat tanda tangan. Habis itu gaada lagi,"

Ah,Alya lupa. "Boleh saya nanya nggak?,"

"Ya boleh lah. Mumpung gratis,"

"Kayanya kita pernah ketemu ya?," Anggi mengerutkan keningnya.

"Dimana?,"

"Kayanya dekat toko saya. Waktu itu kakak nabrak nenek terus lari gitu aja,"

Oh. Anggi ingat sekarang.

"Kamu salah liat kali. Mungkin aja orang lain yang mirip saya ,"

"Ah iya juga. Lagian saya liatnya hanya sekilas dan saya lagi bertugas juga," Anggi menghela nafas.

Hot ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang