Love In Silent-11

335 16 0
                                    

Ray POV

"Bunda.. Ray mau berangkat kerja dulu." ucapku sambil menjabat tangan bundaku.

"Tapi Ray, ini satu hari setelah kematian ayah kamu. Sebaiknya kamu tunggu beberapa hari lagi ya. Kita kan masih berduka."

"Gaada waktu bun. Lagian ayah juga ga suka ngeliat suasana rumah kita yang seperti sekarang."

"Ray maksud kamu apa-,"

"Assalamu'alaikum"

Ucapku sambil beranjak dari tempat itu.

Hatiku sangat hancur ketika melihat Atha dengan gagahnya berdiri di depan ku dan menatapku. Seharusnya dia saja yang berada di posisi ayah.

Aku berusaha tegar menyeka air mata di pipiku.

"Ray.. Wait."

"Apa sih yan? Gue mau kerja."

"Tapi Ray,inikan masih suasana-,"

"Duka. Iya gitu? Bodoh amat yan. Minggir lo!! " bentakku kepada Ryan, sahabatku.

Bagiku duniaku sudah hancur lebur dab semakin kelam. Aku berusaha sekuat tenaga untuk melupakan Ryan, bahkan Athaya sekalipun.

Walaupun cintaku untuk mereka masih sangat lekat dan tak mungkin terhapus.

Hari inj hari pertamaku kerja. Di kafe yabg ramai dikunjungi itu. Aku menghela nafas dan mulai memasuki kafe. Untung saja aku sip siang jadi pagi hari aku bisa beristirahat setelah malam kelam itu.

"Haii." sapa seorang wanita muda yang ku taksir usianya sekitar 24 tahun.

"Oh hmm.. Hai juga. Aku-,"

"Kau pelayan baru di RE-Coffe kan? Mari aku antar ke dapur sambil menjelaskan pekerjaan mu."

"Hmm.. Sebelum itu bolehkah aku bertanya siapa kau?"

"Aku Jennie, aku kepala pelayan di sini. Hmm.. Kalau itu managernya."

Ucap wanita itu sambil menunjuk ke arah lelaki bertubuh tegap itu.

"Hah? Yang mana miss?" aku berusaha mencerna perkataan Jennie.

"Itu loh yang guuanteng nya sampai manca negara. Itu lo Ray."

Aku mencoba mengikuti pandangan Jennie. Refleks mulutku menganga lebar.

Bahkan sampai aku lupa menutupnya dengan kedua tanganku.

"Heii kau baik-baik saja?"
Ucapan Jennie membangunkan ku dari lamunan.

"Ahh emm.. Iya miss gapapa."

"Gausa panggil miss lagi. Kita kan cuma beda beberapa taun. Ah elaah ngelamun lagi. Jangan mikirin bos ganteng deh ah."

"Engg.. Kayanya saya-,"

"Iya saya tau kamu suka sama bos ganteng. Tapj sekarang kerja dulu ya. Ayo"

Jennie menggeret aku masuk ke dapur dan menghentikan aktivitas kami yang sedang asyik melihat bos ganteng, katanya.

Ya padahal aku sangat mengenal bos ganteng nya mbak Jennie.

"Ealah ada ada saja miss Jennie ini." -gumam ku.

Aku menyelesaikan pekerjaan mencuci piring di dapur dan mulai berlalu lalang mengantar pesanan kesana kemari.

Bruukk...

"Eh.. Emm maafkan saya tu-,"

"Raya? Ray kamu ngapain disini?"

"Maaf tuan baju anda jadi kotor karena saya. Saya permisi."

Love In Silent(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang