Konnichiwa minna-san!! Gue kembali lagi nih di story ini yang gak selesai selesai huhu~
Sebenernya sih mau bikin ending, tapi kok gak rela ya rasanya bikin sad ending:'''
Intinya gini, maaf ya baru update hari ini karena tugas sekolah yang menumpuk membuat gue gak bisa fokus di dunia orange atau bahkan udah vakum lama dari dunia orange.
Tapi gue akan nyoba buat mbagi waktu didunia nyata dan fiksi gue hehe..
So, tetap stay disini ya, jangan lupa vote dan komentar biar author nya rajin update hihihi
Thanks and happy reading😚
-Key-
******
Ray tampak cantik dengan balutan dress hitam yang senada dengan sepatunya. Adit yang mengekor dibelakang nya hanya dapat menatap sinis lelaki yang dengan sempatnya menatap Ray tanpa kedip.
"Ayo sopir, cepetan dong lama amat." Ray berucap.
"Eh sianjir gue bukan sopir lo keles." Balas Adit dengan wajah masamnya.
"Haduh biasa aja dong muka Lo dit kan gue becanda."
"Yain."
Adit dengan wajah nya yang dibuat buat semakin mengundang gelak tawa Ray yang melihatnya. Ray kini mengekor dibelakang Adit menuju ruang dokter fernando berada.
Gadis itu menatap plakat yang bertajuk "dokter spesialis" itu dan segera maju untuk menarik kenop pintu.
"Permisi...." Ucap Adit.
"Oh nona Ray bukan? Keluarga tuan Rexy?"
"Ya, kami teman nya." Balas adit.
"Duduklah. Saya ingin memberitahu sesuatu tentang Rexy. Sebelum itu saya ingin tanya, apa kalian kenal Luna?"
"Tunangan Rexy." Ray membalas dengan dingin.
Lidahnya seakan keluh menyebut jika pada kenyataan nya Luna adalah tunangan Rexy saat ini.
1 hours later...
"Ku harap kalian bisa menyelamatkan Rexy."
"Ya, aku juga berharap begitu. Kami perlu doa mu dokter Ferdinand." Adit tersenyum sembari menjabat tangan dokter muda dihadapannya itu.
Ray melangkah lemas mendengar pernyataan dokter muda itu. Wajah tampan Rexy dengan baluran darah di wajahnya seakan berputar putar dalam bayangan nya.
"Andai kau tetap mencintaiku seperti dulu, pasti rasa itu tak akan sesakit ini." -batin Ray.
Ray berjalan pelan, mencoba untuk tetap tenang walau hatinya dilanda gelisah. Dia membiarkan rambut panjang nya diterpa dinginnya angin malam.
Saat ini, masih di Indonesia, dia berdiri memegang ralling balkon mansion nya dengan erat. Matanya menatap kosong ke arah lapangan yang berada di sebrang rumahnya beserta Carousel kesukaan nya.
Air mata bergulir membasahi pipinya. Hingga sebuah deringan memecahkan lamunan nya.
"Halo.." suara serak Ray mendominasi kamarnya.
"Aku ingin kau kemari. Menemui ku sekarang. Aku akan kirim lokasinya, 3 detik setelah aku menutup telpon ini. Jika tidak, Rexy mu akan terbang bersama ayah mu dan Delia."
"Siapa kau? Berani beraninya ka-,"
Tutt...
Ray terkejut mendengar orang yang tak dikenal nya itu memutuskan panggilan nya secara sepihak. Dia bertambah gelisah saat menatap layar ponselnya bergetar menampilkan sebuah lokasi yang baru dikirim oleh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silent(END)
RomanceCinta itu rumit ya? Dia bisa datang dengan tiba-tiba dan jatuh kepada orang yang salah. Terkadang kita harus sakit karenanya. Karena penghianatan ataupun karena harus memendam Cinta itu dalam-dalam. Tidak. Itu semua salah besar. Cinta yang sebena...