Love In Silent-32

171 9 7
                                    

Athaya melangkah menuju rak buku dengan berkas-berkas yang tersusun rapi di ruangan Ray. Tangan nya menelusuri tiap inci rak buku dengan teliti mencari berkas-berkas nya.

Lelaki itu terdiam. Darah nya mendidih saat melihat nama siapa yang tertera di berkas tersebut. Dia merutuki kebodohan nya. Karena dia lah semuanya ini terjadi. Dan dia berjanji akan membereskan semua ini.

"Sudah ku duga dari awal ada yang tidak beres dengan proyek ini. Pantas saja semuanya berantakan."

Atha kembali mengeluarkan ponselnya. Dia menelpon seseorang dan ingin menjaga adiknya. Dia tak ingin sesuatu menimpa adiknya.

"Beri aku informasi sebanyak banyaknya tentang Joy Aldrich saat ini. Setelah itu bereskan dia."

Athaya segera menutup telepon nya dan bergegas menuju ruang meeting nya. Sebelum itu dia mengeluarkan selembar foto yang telah usang. Di tatapnya wajah mungil dalam foto itu.

"Dia telah kembali Felisha..."
Bisik Athaya.

Dadanya sesak menyebut nama itu. Bahkan jantungnya seakan sangat sakit. Bayangan masa lalu yang sangat perih dan menyayat hatinya kembali berputar dengan indah di memorinya.

Lelaki tampan itu kembali mengusap setitik air mata yang turun membasahi wajahnya. Tak menunggu waktu lama, lelaki itu memijakkan kakinya di depan ruangan meeting.

"Selamat pagi pak." Sapa beberapa anak buahnya yang sudah lebih dulu datang ke ruangan meeting itu.

Athaya menyapu padangan sekitarnya. Dia melihat wajah berseri adiknya yang telah lama berjuang mendapatkan kontrak ini. Dia terlihat sangat senang karena berhasil memenangkan tender.

Athaya turut sedih. Jika dia membatalkan kontrak ini, adiknya pasti akan sangat sedih karena usahanya akan sia-sia. Namun, jika atha tetap membiarkan bisnis ini berjalan, dia takut Joy akan berbuat sesuatu yang menyakiti adiknya itu.

Mengingat dendam Joy kepadanya begitu sangat besar.

Dengan segenap kekuatan yang masih dimilikinya, Athaya mulai membuka suara. Tatapan sinis Joy tak pernah lepas dari penglihatan Athaya.

Benar memang perkiraan Atha, Joy masih menyimpan dendam itu dengan baik. Bahkan mungkin dia kali lipat lebih besar daripada sebelumnya.

"Selamat pagi semuanya. Saya Athaya selaku pemilik Drei corp. Mengucapkan banyak terima kasih karena bapak dan ibu telah datang ke meeting resmi ini."

"..... Namun, saya juga mohon maaf yang sebesar-besarnya karena hari ini saya memutuskan untuk membatalkan kontrak kerja dengan J.Vamos corp. Dikarenakan suatu hal."

Athaya menyudahi ucapan nya dan segera keluar dari ruangan dengan suhu dingin itu. Bahkan dia tak memberi klarifikasi tentang mengapa dia membatalkan tender yang selama ini dikejar-kejar olah semua orang.

Ray masih menatap tak percaya kepada kakaknya. Di tatapnya punggung Athaya yang mulai menjauh. Dada Ray begitu sesak. Kenapa kakaknya seperti ini? Dia sudah bersusah payah mendapatkan kontrak kerja ini, tetapi sekarang malah dibatalkan seenak jidat.

Bahkan Ray terpaksa harus meninggalkan negaranya demi kontrak ini. Tak hanya itu, dia juga tak sempat menunggu Rexy sampai semua kehancuran demi kehancuran terjadi.

Padahal baru beberapa waktu yang lalu, kakaknya itu bilang jika kontrak kerja ini sangat berharga bagi perusahaan cabang, karena jika kontrak ini batal atau mengalami kegagalan, makan kerugian yang di taksir bisa mencapai separuh perusahaan cabang milik Drei corp.

Love In Silent(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang