Jeon jungkook diam saja ketika para lelaki berbadan besar itu melayangkan kepalan tangan mereka ketubuhnya. Menghantam punggung, wajah, bahkan kepalanya dengan tangan-tangan besar mereka. Dia sudah tidak perduli, rasa sakit didalam hatinya lebih parah dari rasa nyeri yang menjalar disekujur tubuhnya.
Jungkook berfikir inilah saat yang tepat baginya untuk mengakhiri semuanya. Setelah selesai, dirinya tentu bisa pergi dari dunia ini.Pukulan itu masih terus mendarat ditubuhnya secara bertubi-tubi. Para lelaki itu tidak perduli dengan tubuh jungkook yang sudah tak berdaya,dengan semua luka lebam dan darah segar yang mengalir di beberapa bagian.
Mereka melampiaskan kekesalan karena ulah jungkook sendiri.
Anak itu sudah meremehkan mereka dengan kata-kata yang tidak pantas.
Apalagi mengingat jungkook masih duduk dibangku kelas dua sekolah menengah atas. Seragam sekolah yang dipakainya juga sudah kotor oleh noda tanah dan bercak darah dibeberapa tempat."lain kali jangan menantang kami, anak kecil!!"-bentak salah satu lelaki berbadan besar,dan mereka pergi begitu saja meninggalkan jungkook yang terbaring lemah.
Setelah bertarung,jungkook berusaha bangkit untuk duduk dan bersandar di tembok. Nafasnya mulai berat dan putus-putus. Mungkin inilah akhirnya,setelah ini ia tidak akan merasa terabaikan lagi.
Setelah ini... Mungkinkah ada yang merasa merindukannya lagi? Bodoh, bagaimana bisa ia berharap seperti itu?.
Perlahan kedua matanya terpejam, menikmati rasa nyeri disekujur tubuhnya, dan berharap semuanya akan berakhir.
"chogiyo (permisi)?" suara itu membuat jungkook kembali dari kegelapan yang hampir membawanya. Dia membuka matanya perlahan
"apa yang terjadi padamu?habis berkelahi? Dimana rumahmu?"-tanya orang itu
'Cerewet' jungkook mengumpat dalam hati
"ayo,Kuantar kerumah sakit!"
Jungkook menghindar ketika orang itu mencoba menyentuhnya"pergi!" sahut jungkook susah payah
"mana mungkin aku meninggalkanmu sendiri disini dengan luka separah itu! Jangan menolak!"-ucap orang itu
"aku sudah berusaha membawa mereka semua ketempat terpencil ini untuk memukuliku supaya tak ada yang melihat,dan kau malah datang kesini!"-ucap jungkook sambil melirik orang itu
"kenapa jadi menyalahkanku?"-bantah orang ituJungkook berusaha mengatur Nafasnya yang semakin sulit sambil memejamkan matanya sebentar, sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya
"pergilah"-ucap jungkook pelan dan masih memejamkan matanya.
"tak bisa! Kau harus segera diobati!"-ucap orang ituJungkook tak bisa berbuat apa-apa ketika orang itu meraih tubuhnya untuk berdiri dan membopongnya.
"biarkan aku!"ucap jungkook dengan nafas terengah
"tidak akan!"sahut tegas tersebut membuat jungkook tersenyum miris.
"tidak usah bertindak seperti pahlawan! Aku tidak membutuhkannya"
"kenapa? Memangnya kau ingin mati hah?
"ya"-jawab jungkook dinginOrang itu menghentikan langkahnya, membuat jungkook harus berusaha keras berdiri diatas kedua kakinya yang mati rasa walau sebenarnya tangan orang ini masih menopangnya.
"kenapa kau ingin mati?" tanya orang itu sambil menoleh kearah jungkook
"apa pedulimu?"-ucap jungkook ketus
"Jawab dulu pertanyaanku!"
"aku benci hidupku,kau puas?"
"knapa?" tanyanya lagi
"kau terlalu banyak bertanya"-Ucap jungkook dinginLelaki itu mengendus tak percaya "kalau kau mati,apa kau yakin masalahmu akan hilang? Apa tidak memikirkan orangtuamu yang mungkin mencemaskanmu saat ini?"
"setidaknya, aku bisa bebas dari keadaan ini"
Jungkook mulai meneteskan airmatanya, dan dengan cepat ia menghapusnya dengan satu tangannya. Dia tidak mau kelihatan cengeng dihadapan orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Unites Us {vkook}
RastgeleVkook story Takdir apa yang akan mempertemukan keduanya? Boy x boy