Seungkwan udah lari sejauh mungkin dari kafe. Tidak peduli dia lari kemana, yang penting pergi jauh dari kafe tersebut. Kedua tungkainya membawanya ke sebuah taman yang jauh dari kafe.
"Kwan!!" Teriak seseorang.
"Sinbi?" Ia menoleh ke belakang. Ternyata Sinbi mengejarnya setelah keluar dari kafe.
"Lu kenapa sih?! Main lari segala?!"
"Bi... g-gue... s-sakit..." Jawab Seungkwan dalam isakannya.
"Sakit? Apanya yang sakit?" Tanya Sinbi khawatir sambil memeriksa seluruh badan Seungkwan. Takutnya, tadi pas dia lari malah kesandung.
"Hati gue, Bi. Hati gue yang sakit." Balas Seungkwan masih dalam isakannya. Sinbi jadi gak tega buat nanya-nanya lagi. Sinbi mutusin buat duduk di sebelah Seungkwan dan menepuk punggung Seungkwan dengan pelan. Mencoba untuk meredakan tangisan Seungkwan.
"Udah, Kwan. Mungkin ini bukan rencana tuhan buat lu. Masih banyak cewe diluar sana yang mau sama lu kok."
"Termasuk gue, Kwan." - heb
Kemudian Seungkwan meluk Sinbi. Sinbi gak peduli bajunya basah karena air mata Seungkwan yang nempel di bajunya. Yang penting, sahabat embulnya itu bisa ngeluarin unek-uneknya. Seungkwan semakin menenggalamkan kepalnya di ceruk leher Sinbi. Sinbi ikut merasakan kesedihan Seungkwan.
"Woi!!" Teriak seseorang. Sinbi mecari orang yang berteriak ke segala arah.
"Disini kak!"
Iya, yang teriak tadi itu Mingyu yang baru datang bareng Seokmin sama Yuvin. Gimana mereka tau? Pas Sinbi ngikutin Seungkwan, Sinbi di telpon sama Mingyu. Ya, intinya begitulah.
"Kwan, suer. Gue gak tau kalo Vernon ngadain tunangannya disana. Gue aja bahkan gak tau kalo Vernon ngadain tunangan malam ini." Jelas Mingyu. Ya, dia merasa bersalah. Karena udah bikin anak orang sakit hati.
"Tunggu, kalo kita gak ada yang tau. Berarti Vernon ngadain tunangan ini secara diam-diam dong?" Cerocos Seokmin di belakang Mingyu. Dan otomatis tatapan mereka semua ke Seokmin. Bahkan Seungkwan yang masih berlinang air mata juga natap Seokmin.
"Kuda, kok lu ngeselin sih? Anak orang lagi nangis, lu malah nyerocos gak jelas." Kata Mingyu dengan nada sedikit marah.
"Lah, tapi gue ben--" Kata-kata Seokmin terputus saat Yuvin memegang pundaknya. Ia menatap Seokmin. Bisa Seokmin lihat bahwa Yuvin memintanya minta maaf, karena sudah merusak suasana. Takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan mereka.
"Baiklah, maafin gua karena udah ngerusak suasana."
Keadaan kembali hening. Yang terdengar hanya isakan tangis Seungkwan dan tepukan pelan dari Sinbi dipunggung Seungkwan untuk meredakan tangisannya.
☁️☁️☁️
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Acara makan untuk merayakan ulang tahun Mingyu, akhirnya batal karena acara 'tunangan' Vernon.
"Serius, lu gapapa?" Tanya Yuvin sebelum pergi meninggalkan rumah Seungkwan pada Sinbi di depan pintu rumah Seungkwan. Sedangkan Sinbi hanya mengangguk mantap.
"Udah biasa gue mah."
"Bukan itu, lu serius gapapa kalo nginap di rumahnya Seungkwan?" Tanya Yuvin lagi.
"Lu kira gue sahabatan sama Seungkwan itu baru berapa hari? Pfftt! Plis deh, dulu sebelum lu datang ke sekolah kita aja, gue sempet dikira pacaran sama Seungkwan. Itu menandakan kita udah deket banget kan? Bahkan orang tua gue aja tau kalo gue sahabatan sama Seungkwan. Jadi, intinya selama gue izinnya ke rumah Seungkwan, mau gue pulang atau gak, gak bakalan dicariin. Asal gue jujur dan sama Seungkwan." Jelas Sinbi panjang lebar. Sedangkan Yuvin hanya ber-'oh'-ria saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You
Fanfiction"You ask me, what do i want? That is you. Only you. Why is it so hard to have you!?" - bxb - harsh word