Seungkwan, Sinbi, dan Yuvin sekarang menuju rumah sakit bersama Sofia dengan taksi. Ketiganya tidak menyangka dengan bencana yang dialami Vernon.
"Kata saksi, dia ngeliat truk yang rem nya blong gitu kak. Cuman itu aja yang aku tau kak." Jelas Sofia.
Seungkwan semakin bersalah.
Beberapa menit kemudian, mereka berempat sampai di depan kamar Vernon.
"Eum, kita kasih privasi buat lu berdua deh, Kwan." Ucap Sinbi.
"Dih, anjir. Lu juga temennya bege. Masa iya, gue sendiri yang masuk." Balas Seungkwan gak terima. Dan di mulai lah percekcokkan antara Seungkwan dan Sinbi.
"Udah lah. Kita kan sama-sama temen dia, mending kita masuk sama-sama." Ajak Yuvin sambil narik tangan Seungkwan dan Sinbi masuk ke dalam kamar Vernon bersama.
Setelah masuk, Seungkwan meringis saat melihat keadaan Vernon. Bagaimana tidak? Berbagai peralatan ada di sekitar Vernon. Tabung oksigen, pendeteksi detak jantung, dan lain sebagainya. Seungkwan tau, bahwa ini salahnya.
"Udah. Ini bukan salah lu." Hibur Sinbi sambil menepuk pundak Seungkwan.
"Gak. Ini salah gue. Gue udah nolak permintaan maafnya. Gue tau, dia pasti kepikiran juga." Jelas Seungkwan.
"Kok lu batu banget sih, Kwan?! Lu masih berharap sama dia?! Plis, deh. Kwan, kenapa lu gak sadar sadar sih??! Jelas-jelas dia udah tunangan dan lu masih naruh harapan sama dia??! Dan lu tau kan gimana kelakuannya Somi??"
"Lu kenapa nge gas sih??!" Balas Seungkwan dengan menaikkan nada suaranya. Bukan apa, Sinbi akhir-akhir ini berubah menurut Seungkwan.
"Lu sahabat gue apa bukan sih??!" Lanjut Seungkwan. Keadaan sempat hening.
"Gue cuman pengen lu sadar aja, Kwan." Jelas Sinbi seperti sedang menahan tangisnya.
Sebuah pelukan di dapatkan Sinbi. Dan dia yakin, itu adalah pelukan dari Seungkwan.
"Maaf, Bi. Gue emang sudah sadar. Gue emang bodoh." Bisik Seungkwan.
"Sorry nih, gue ganggu acara peluk-pelukan lu. Tapi, gue izin keluar ya." Pamit Yuvin. Kemudian ia meninggalkan Sinbi dan Seungkwan di kamar Vernon yang masih pelukan.
☁️☁️☁️
•Yuvin POV•
Rasanya gua salah banget ikut mereka bertiga. Harusnya tadi gua masuk kelas aja. Tapi Seungkwan langsung narik tangan gua buat ijin.
Gue kelilingin rumah sakit. Gue rencananya mau beli minuman di kantin rumah sakit. Apadaya gue denger seseorang nyebut nama 'Vernon', 'Seungkwan' , dan 'Eunbi'.
"Hah?! Serius??!! Mereka ada di ruangannya Vernon?? Dasar! Katanya gak peduli. Sekarang malah nyamperin. Sama siapa dia?"
"Boo Seungkwan."
"What?! Si bocah babi itu??! Sudah gay, pelakor pula. Emang dia gak sadar diri??"
Gue gak tau siapa dia. Tapi dia selalu manggil Seungkwan dengan sebutan 'gay' dan 'babi'. Sebenarnya, ini pertama kalinya gue punya temen belok. Tapi, ya. Cinta gak ada yang tau yeu kan?
"Kak, ngapain disini?" Tanya seseorang. Gue pun langsung noleh dan ternyata yang nanya adeknya si Vernon. Eum... siapa namanya? Sofia? Ah, iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You
Fiksi Penggemar"You ask me, what do i want? That is you. Only you. Why is it so hard to have you!?" - bxb - harsh word