Sekarang pukul 14.45 WIB di tempatku. Tidak tahu di tempat kalian jam berapa. Dan kotaku saat ini sedang diguyur hujan panas. Siapa yang bisa jelaskan tentang fenomena tersebut?
Aku pernah mendengar pendapat orang perihal hujan yang mengatakan bahwa hujan itu 1% genangan dan 99% kenangan. Nah, begitulah suasana hatiku kira-kira. Aku ingin kembali bercerita, tentang kisah yang barangkali kalian juga ingin dengar. Meskipun kutulis di dalam diary cokelat ini, semoga suatu saat kalian akan menyukainya dan tertarik untuk membaca.
•••
Kenapa aku bisa lupa menghidupkan alarm tadi malam. Atau karena kekenyangan menikmati burger pemberian Devan sampai-sampai hal yang sudah menjadi rutinitasku setiap malam, terlupakan.
Kuraih handuk putih yang berada di sandaran sofa single dan bergegas menuju kamar mandi. Sekilas kulihat Ella masih pulas dalam tidurnya. Kupikir nanti saja membangunkannya. Jika dibangunkan sekarang yang ada kami akan berebut kamar mandi pagi ini.
Setelah siap berberes, kubangunkan Ella. Kali ini kesulitan untuk membangunkannya naik satu tingkat.
"ELLAAAAA!" Kusumbat telinganya dengan teriakan. Masa bodo apa yang akan terjadi dengannya nanti. Yang terpenting aku harus membangunkannya sekarang juga.
"Ih, apaan?" Masih dalam kondisi setengah sadar, ia menggeliat di atas kasur dengan tangan yang hampir menampar pipiku.
"Bangun, El. Udah jam setengah tujuh."
"Ha?" Ia masih santai. "Iya-iya udah tau," katanya. Tahu sejak kapan, bahkan sampai sekarang matanya masih menutup rapat, pikirku.
"Aku gak tanggung jawab kalo kamu telat latihan, lah. El!" Peringatku.
"Iya, ini juga udah bangun," Ia merubah posisinya menjadi duduk dengan selimut masih melekat di tubuhnya. Salah satu tangan ia julurkan untuk mengambil kacamata di atas nakas.
Ting tong
"Cepet mandi sana El, itu Bu Net kali, yah." Kuperbaiki tatanan jilbab yang kukenakan sebelum membukakan pintu.
Cklek
"Bu,"
"Udah siap? Si Ella mana?" Tanya Bu Net dengan pandangan tertuju ke layar ponselnya.
"Lagi siap-siap, Bu."
"Suruh cepat ya,"
"Baik, Bu."
Kututup daun pintu dan berjalan menuju Ella. Gadis itu masih nangkring di atas kasur. "El, cepatlah mandi! Tadi Bu Net yang kemari, loh."
"Ini juga mau mandi," sepertinya Ella sebal dengan sikapku yang terlalu mengatur. Tapi, ini semua demi kebaikan dia juga. Asekkk.
Ting tong
"Aduh, itu Bu Net balik lagi! Cepet masuk kamar mandi, El!" Kutarik tubuhnya.
"Iya sabar dong,"
"Cepet,"
Setelah Ella berhasil aku sembunyikan di dalam kamar mandi, kubukakan pintu untuk kedua kalinya.
Cklek
Ternyata yang datang bukanlah Bu Net melainkan Hanna dan Syifa. Dengan senyum merekah kusambut mereka berdua. "Ayo masuk," ajakku.
Hanna yang melihat wajahku yang sedikit pucat akhirnya bertanya. "Kenapa kamu, Re?"
"Kalian kalo mampir ke sini ketok pintu kek, panggil nama aku kek. Ini gak, cuma mencet bel doang. Kan aku jadi gugup, kirain yang dateng Bu Net. Soalnya barusan Bu Net kemari, tauk!" Ucapku sedikit geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Science ✅[END]
Teen Fiction#3 osn 130719 OSN Palembang 2016 Based on True Story Ini bukan ceritaku, tapi cerita kami. Hanya ingin bernostalgia lewat kata-kata bersama memori di ruang ingatan. Kupersembahkan cerita ini untuk kalian, DUA BELAS MERPATI yang mengajariku arti per...