Part 8

1.7K 198 20
                                    

Chanyeol POV

Mengapa Nana sangat cerewet, baru kali ini aku menemukan orang seperti dia.

Kami pun tiba dirumah Nana, aku pun mengikutinya masuk kedalam rumahnya.

Tak lama dia berhenti dan berbalik kepadaku. "Mengapa kau ikut masuk?" tanyanya.

"Apa kah salah aku menemanimu sampai ke dalam? bukannya kau merasa senang jika biasmu menemanimu," celetukku tersenyum menggodanya

"Y...ya cuma saja ini sudah malam," ucapnya menunduk, ah kurasa pipinya memerah.

Aku pun menangkup wajahnya. "Wah pipi mu merah sekali, apakah kita harus kedokter?" ucapku mengeluarkan smirkku.

Dia langsung memegang pipinya. "Aiss kau ini, mana ada. Pipiku tidak merah kok," elaknya.

"Terserah kau saja, kalau begitu aku pulang dulu," ucapku berpamitan.

"Yah sudah kau pulang lah, hati-hati dijalan," ucap Nana.

Aku pun mengangguk dan berjalan ke mobil ku.

Tiba-tiba saja ponselku berdering, ku lihat Nana masih menatapku, dia pun menghampiriku.

"Kenapa kau belum pulang?" tanyanya.

"Aku di telpon oleh eomma, akan ku jawab dulu," ucapku lalu menjawab panggilan itu .

"Yeoboseyo eomma?" ucapku.

"Chan bisakah kau tinggal bersama Nana," ucap eomma membuat mataku melotot.

"Mwo! Wae eomma?" tanyaku.

"Eomma hanya takut, dia tidak mempunyai keluarga disini dan dia tinggal dirumah yang sangat mewah sendirian, jika nanti ada pencuri atau orang mesum bagaimana?" jelas eomma

Aku berpikir eomma ada benarnya juga. Aku pun kembali menjawab eomma

"Tapi eomma, jika dia tidak mau bagaimana?" ucapku ku lirik dia seperti orang bingung.

"Coba kasih handphone mu ke dia, eomma akan berbicara kepadanya," ucap eomma.

Aku pun memberikan ponsel ku kepada Nana.

"Wae?" tanyanya.

"Eomma ingin berbicara kepadamu," ucapku dia pun mengambil ponselku dan meletakkannya ke telinganya.

"Yeoboseyo eomma?" ucapnya.

"...."

"Ne eomma, tapi apakah itu terlalu merepotkan?"

"...."

"Ah kamsahamnida eomma."

"...."

Dia pun mengembalikan ponselku.

"Eomma menyuruh ku menemanimu tinggal disini," ucapku

"Iya, aku sudah tahu. Sini cepat masuk disini udaranya sangat dingin," ucapnya memeluk tubuhnya sendiri.

Aku pun memeluknya dari belakang sambil berjalan memasuki rumah.

Kau tau? Seperti aku di gendong oleh dia di pundak, bukan seperti aku memeluk pinggangnya, mengerti?

"Apa kah ini hangat," ucapku di sela-sela kita berjalan.

Ku rasa dia tersentak. "Ah yah ini hangat, tetapi kau jangan membuat jantungku seperti lari maraton," ucapnya kesel.

"Lari marato?" aku bingung.

"Ya, ah sudah lah kau tak akan mengerti," ucapnya sembari berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air.

"Jika kau ingin tidur, di lantai dua ada kamar di dekat kamarku. Atau kau bisa tidur dimana saja, terserah pilih yang mana," ucapnya menatapku sembari meneguk minumannya.

"Bisa kah aku tidur bersamamu?" tanya ku tersenyum menggodanya.

Tiba-tiba air dari mulutnya menyebur keluar mengenai wajahku yang tampan ini. Aiss sialnya aku.

"Ah minhae, ini karena kau berbicara begitu," ucapnya marah-marah sembari membantu membersihkan wajahku. Aiss bukannya aku yang harus marah kepadanya.

"Aku kan cuma bercanda, itu karna reaksimu saja yang berlebihan," ucapku membela diri.

"Ini sudah salahmu. Makanya kalau bercanda jangan berlebihan," ucapnya lalu membelakangiku dan beranjak pergi ke kamar nya.

Dia ngambek.

Nana

Chanyeol : Nana apakah kau marah?

Chanyeol : Jika kau marah, aku minta maaf.

Nana : Aku tidak marah kok.

Nana : Aku cuma ngantuk aja. Mana bisa aku marah sama biasku sih.

Chanyeol : sudah kuduga

Nana : kau sangat percaya diri

Chanyeol : tentu.

Aku pun pergi ke kamar yang ada di samping kamar Nana dan berbaring di atas kasur.


Aku pun memejamkan mataku lalu tertidur.

Annyeong kawan, sorry ya kalau jadi tambah absurd

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annyeong kawan, sorry ya kalau jadi tambah absurd.

Vote dan comment yah

Seeyou❤

ꜰᴇʟɪx ꜰᴀɴꜱ || ᴩᴄʏ - [ᴄᴏᴍᴩʟᴇᴛᴇ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang