:: Ulang Tahun Kedua ::

21 1 0
                                    

"Ciee yang mau ultah bareng Juna."

"Kedua kalinya lho.."

"Menurut buku Teori Cinta yang gue baca kalau udah kejadian yang ketiga kalinya, bakalan jodoh tuh"

"HAHAHAHA"

Tawa teman-temannya, membuat Juni memutar bola matanya, menatap acuh kepada teman-temannya yang terus memonjokkan dirinya.

Graccia Anjani Megatania. Disapa dengan 'Juni' oleh teman-temannya. Entah dari pada teman-temannya itu mendapatkan huruf  'u' dari nama Anjani, padahal sudah jelas tak ada vokal huruf 'u' di dalam namanya.

Juni tidak mempermasalahkan hal itu, karena menurutnya itu tidak penting. Selagi itu bukan hal yang menyimpang, Juni tetap menerimanya.

"Ciiee lahh, nggak usah ngelamun sihh, Jun. Lagi mikirin Juna ya?" Tanya Dita, sahabat Juni.

"Ya 'kan Jun? Lo pasti lagi mikirin Juna? Ya 'kan ya 'kan? Ngaku?" Tambah Rena, sambil mencolek dagu Juni.

"Apaan sih. Lagian itu hal biasa kali. Tahun kemarin aja, lo pada nggak heboh kayak gini." Ucap Juni setelah dirinya diam dari cacian sahabat-sahabatnya.

"Ini beda Jun. Kali ini lo ultah pas ada acara prom night kelas 12. Dan pastinya kelas 11 bakal ikut ngeramein dan bakal diramein dengan pesta prom night." Cecar Jessy, sahabat Juni yang paling banyak omong, dan sekalinya ngambek, bakal ngabisin stok jajanan yang ada di deketnya.

Dita, Rena, dan Jessy adalah sahabat-sahabat lama Juni dari kecil. Dita, adalah sahabat Juni dari kelas SD. Sedangkan Jessy dan Rena adalah sahabatnya waktu SMP, mereka satu kelompok saat PLS (re: Pengenalan Lingkungan Sekolah) dan bersahabat sampai sekarang.

"Sumpah, sumpah, sumpah tahun ini bakal seru banget prom nightnya."

"Bodo amat lah. Gue gak peduli mau ultah bareng dia juga bodo amat." Ucap Juni tak acuh.

"Beneran bodo amat?" Goda Dita menaik turunkan alisnya.

"Iyalah, bodo amat. Juna itu bukan Freddie Throp. Jadi gue gak mungkin bilang dia ganteng." Ucap Juni, sambil meminum jus jeruk yang ia pesan di ibu kantin.

"Bukannya barusan lo ngomong gue ganteng?"

--JUNA & JUNI--

"Bukannya barusan lo ngomong gue ganteng?"

Ucap Juna membuat Juni tersedak jus jeruknya.

"Siapa ya?" Ucap Juni pura-pura tidak kenal.

Dengan cara seperti itu, malah membuat Juna melancarkan aksinya.

Juna dengan tampang pedenya, menarik rambutnya ke belakang dan mengulurkan tangan kepada Juni.

"Kenalin, gue Arjuna. Juna cowok ganteng se-Indonesia Raya" ucap Juna dengan gamblang.

Saat itu juga, tatapan siswa-siswi mengarah pada turunan Adam dan Hawa itu. Kejadian-kejadian Juna dan Juni sudah menjadi makanan sehari-hari bagi siswa siswi SMA Grafika.

"Ya, ya, ya. Kenalin juga, gue Juni. Graccia Anjani Megatania. Kelas 11 IPA 2." Balas Juni sambil membalas jabatan tangan Juna.

Keduanya sama-sama memainkan permainan yang sama. Yang tidak pernah disusun, dan selalu terjadi secara tiba-tiba.

"Oke, Juni. Your name very beautiful sama kayak facenya." Ucap Juna dengan tatapan lembutnya.

Oke kita perjelas. Tatapan sok lembut.

Siapapun yang melihatnya, pasti akan tertawa terbahak. Apalagi teman-teman Juna yang duduk di pojokan kantin, yang sedang menatap ke arah bos besarnya itu. Sekarang mereka sedang menahan tawa karena ulah Juna.

Pasalnya setelah mereka membicarakan soal ultah Juna yang barengan dengan Juni, membuat Juna memiliki ide gila untuk mengerjai Juni.
Juna tadinya sempat mendengar suara-suara teman-teman Juni yang sedang membicarakn dirinya yang berulang tahun barengan dengan Juni.

"Bahasa Inggris lo fasih juga ya?"

Bukan pujian. Itu hinaan untuk Juna.

Yang dihina bahkan hanya melempar senyum kecil namun mampu melelehkan wanita, kecuali Juni.

"Yes right. Gue 'kan fasih karena belajar di Belanda."

"Hahaha" Juni tertawa garing. Ia menatap datar Juna yang masih memamerkan tampang sok kerennya.

"Lo di Belanda belajar bahasa Inggris apa belajar bahasa Belanda?" Tanya Juni datar.

"Gue di sana belajar bahasa Malaysia," jawab Juna enteng.

Jawaban Juna membuat teman-temannya yang mengamati dari pojokan tertawa terbahak. Teman Juni juga hampir tertawa kalau saja tidak menahannya.

Juni hanya memutar bola matanya. Akan lama jika ia harus meladeni cowok seperti Juna.

"Minggir gue mau ke kelas!" Ucap Juni ketus.

"Jangan pergi dulu dong. Gue 'kan belum selesai ngomong" ucap Juna dengan nada merengek.

Najis lu tong!

"Geli gue. Minggir"

Mau tak mau Juna harus menyingkir dari hadapan Juni. Lagian Juna tidak lagi minat menganggu Juni.

Juna akhirnya menyingkir dari depan Juni, memberi jalan untuk cewek yang sangat membencinya karena, entahlah. Juna tidak tahu mengapa Juni tidak mau bersikap baik kepada Juna. Jika Juna menanyakan hal itu jawaban Juni selalu 1; "gue gakk mau berteman sama playboy. Gue gak mau merusak tahta wanita yang selalu lo campakin."

Juna terkekeh saat mengingat jawaban yang dilontarkan Juni.
Padahal Juna itu tidak seperti yang Juni pikirkan. Ya memang Juna adalah seorang badboy, namun bukan berarti badboy adalah playboy.

Namun, seorang Juni tidak akan percaya kepada omongan Juna, karena Juni berpikir bahwa sekalinya badboy pasti playboy. Sebenarnya, Juni juga tidak sepenuhnya membenci Juna. Ia hanya tidak suka bahwa Juna selalu membuat wanita baper dan akhirnya menangis. Ya kalau tidak mau dianggap playboy, harusnya Juna tidak tebar-tebar pesona kepada wanita. Udah tau wanita itu baperan.

"Lo suka sama Juni?" tanya Saga, salah satu sahabat Juna.

"Gimana gue mau suka kalau sifat dia kayak begitu" jawab Juna enteng. Ia mengambil botol minuman soda dan menegukknya hingga setengah habis.

"Jadi, kalau sifat dia gak kayak gitu lo bakal suka?" ucap Diego, yang duduk di sebelah Juna.

"Ya bisa dipertimbangin lah" jawab Juna gamblang.

"Kalau dipikir-pikir kalian cocok juga" sambut Leon, sambil menaik turunkan alisnya. "Juna dan Juni. Udah kayak Bumi dan Bulan, tidak terpisahkan"

"HAHAHAHA"

Teman-teman Juna tertawa dengan ucapan Leon. Mereka membahas Juna dan Juni. Nama yang sangat pas jika digabungkan. Apalagi jika pemilik nama itu dipersatukan.

Bahkan, diluar sepengetahuan Juna, teman-temannya itu sudah memiliki rencana untuk acara ulang tahun Juna. Yang akan menjadi ulang tahun ter-waahh.

***

JUNA & JUNI

Second story :v
Sengaja sih bikin yang kedua. Tiba-tiba aja sebuah peristiwa menimpa gue dan membuat gue menjadikan peristiwa itu sebagai inspirasi :)

Happy reading :* :*
Semoga suka
Semoga gak mengecewakan

Salam kece Xaviera👐

JUNA & JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang