Juni mengerutkan alisnya. Jamnya untuk beristirahat harus ia sia-siakan hanya untuk menemani laki-laki yang sangat Juni benci. Juna.
Juni kesal dengan Juna yang mempermainkannya.
"Juna!!!! Ngeselin banget sih lo! Kenapa juga gue tadi iyain omongannya. Dasar bego! Bego! Bego! Bego!" Kesal Juni saat mengingat ia memberikan jawaban 'iya' kepada Juna.
"Gimana Tuan Putri, suara gue bagus 'kan? Lagu itu gue persembahkan buat Juni, Tuan Putri di hati Juna." Ucap Juna saat menghampiri Juni di meja kantinnya.
"Hmm" jawab Juni malas.
"Jawaban lo gue anggep 'iya'." Ucap Juna enteng. Ia kemudian meraih jus jeruk Juni dan menyedotnya sampai habis.
Juni langsung melotot ketika minumannya diteguk habis oleh Juna.
"JUNA!!" Teriak Juni sambil mengrbrak meja.
"Kenapa lo habisin minuman gue sih!!!" Kesal Juni kepada Juna. Ia melipat kedua tangannya di dada dan mengerucutkan bibirnya.
Bisa khilaf gue, Jun!
"Ups! Gue haus, Ni. Jadi gue minum deh" jawab Juna enteng.
"Ni, Ni, Ni. Emang gue Nini lo apa!" Kesal Juni, karena Juna memangilnya dengan panggilan "Ni".
Juni memang tidak suka jika dipanggil dengan panggilan "Ni" karena jika ia dipanggil seperti itu, ia akan terlihat seperti nenek-nenek tua.
Sudah cukup teman-temannya memanggil namanya dengan 'Juni' dari nama 'Anjani'.
"Iya, Ni. Gak manggil gitu lagi" ucap Juna polos.
"ITU MASIH MANGGIL PAKEK 'NI' !!!" teriak Juni tepat ditelinga Juna. Mdmbuat Juna harus meringis karena gendang telinganya mendengung-dengung.
"Iya iya sayang. Gak dipanggil 'Ni' lagi." jawab Juna membuat jantung Juni berdetak dua kali lipat.
Juni menahan ekspresi terkejutnya karena Juna memanggil 'sayang' kepadanya.
"Sayang sayang palalo peang!" elak Juni.
"Gitu juga, lo blushing." ucap Juna sambil tertawa kecil.
Teman-teman Juni yang mengetahui hal itu tersenyum jahil. Saling menatap satu sama lain seperti sudah merencanakan sesuatu.
"Apaan sih lo! Bisa gak sih gak usah ganggu gue sekali aja. Gue tuh bingung sama lo. Bilangnya gak playboy, tapi taunya gangguin cewek terus. Tebar-tebar pesona ke cewek-cewek." gertak Juni kesal.
"Ohh, jadi Juni cembiru--"
"Cemburu kali Jun!" koreksi Jessy, saat Juna salah bicara.
"Sengaja. Biar lucu" jawab Juna enteng.
Juni yang mendengarkan ocehan tak bermakna Juna, hanya diam sambil memainkan sedotan.
"Juni cemburu kalau Juna nyapa cewek-cewek disana? Yaudah mulai besok Juna gak bakal nyapa-nyapa lagi. Biar Juni gak cemburu." oceh Juna panjang lebar.
"Bodo amat. Minggir gue mau lewat" ucap Juni sambil mendorong tubuh Juna.
"Bentar Jun," cegah Juna sambil memegang erat kedua lengan Juni.
Juni mengangkat sebelah alisnya,
"Kenapa?" tanya Juni, bingung.
"Kaki lo kenapa Juni?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNA & JUNI
Teen FictionMahardika Arjuna Galaksi. Cowok badboy, tapi nggak mencerminkan sifat badboy. Ganteng, keren, karismatik, sudah jelas. Cerdas pula. Sang Difa sekolah yang dikenal badboy, tapi percayalah, dia tidak playboy. "Nggak semua cowok badboy itu playboy, Jun...