-5- Jalan

7 0 0
                                    

MdikaArjuna
Jun

GrcAnjani
Hmm

MdikaArjuna
Gabut nih. Jalan yuk

GrcAnjani
Sp l ngjk jln?

MdikaArjuna
Keyboard lo rusak beb?

GrcAnjani
Bab beb bab beb, lu kira bebek :P

MdikaArjuna
Bebeb, bukan bebek :*

Juni mendelik saat melihat balasan Juna yang menggelikan.

Tak lama dering ponsel Juni berbunyi

JUNASIGORENG is calling...

Juni menekan tombol layar hijau dan menekan tombol layar speaker.

Ia hanya malas menempelkan ponselnya di telinga. Lebih baik ia menspeaker saja.

"Kenapa Jun? Jomblo sih. Makanya gangguin gue mulu" ucap Juni mengawali obrolan mereka.

"Jomblo gue 'kan karena ada lo, Jun" jawab Juna dengan diselingi tawanya.

"Alay deh lo. Pasti muka lo sekarang jelek banget" ucap Juni dengan yawa cekikikan.

Ttutt tutt tuutt

Tiba-tiba sambungan telepon terputus. Juni mengeryitkan dahi. Bingung dengan sifat Juna.

Tak lama dering dari ponselnya kembali berbunyi.

Menayangkan layar video call dari Juna. Juni hanya geleng-geleng kepala. Juni menekan layar hijau dan akhirnya menayangkan wajah Juna di layar handphonenya.

"Kenapa lo malah video call?" tanya Juni heran.

"Gue tau tadi itu kode buat gue supaya gue mau liatin wajah gue saat ini." jawab Juna dengan pede.

Juni memberikan tatapan jijik kepada Juna. Tak heran jika Juna bersikap pede seperti itu. Karena memang sifatnya yang tidak tahu malu.

"Kenapa sih video call? Lo terpesona sama kecantikan gue?" tanya Juni sambil berwajah sok imut di depan layar handphonenya.

"Wah lo kok tau sih? Jangan-jangan lo cenayang?" ucap Juna dengan wajah berbinar.

Jawaban Juna membuat Juni terdiam sejenak. Ia sedang memikirkan kata-kata Juna barusan.

Apakah Juna benar suka padanya? Apakah ia tidak main-main dengan omongannya? Apakah Juna tulus berkata seperti itu?

Berbagai pertanyaan mengumpal di otak Juni, sehingga membuat Juni terbengong sesaat.

"Juni, lo gak kerasukan arwah 'kan?"

Suara Juna membuat lamunan Juni buyar. Ia memasang wajah datar pada Juna.

"Gue sibuk. Udah ya!" ucap Juni yang hampir menekan tombol merah untuk mengakhiri video call mereka.

"Tunggu Jun. Jalan yuk, gue bener-bener lagi gabut. 'Kan kalau jalan sama lo pasti gabut gue hilang" ucap Juna mencegah Juni mengakhiri video call nya.

"Gue male--"

"Plis Jun. Gue lagi gak pengen ada di rumah." potong Juna dengan wajah memelas.

Dengan tampang seperti itu, membuat Juni tak tega. Akhirnya ia mengiyakan ajakan Juna dan bersiap-siap untuk berangkat.

Juni hanya mengenakan celana jeans sobek-sobek dengan balutan kaos warna putih bergambar kartun doraemon. Ia meraih slimbagnya dan memasukan handphone juga dompet ke dalamnya.

JUNA & JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang