-8- Dika.

10 0 0
                                    

Ayah
Gita, kamu dimana? Ayah bisa telfon?

Juni membaca pesan dari ayahnya. Ia tak tahu harus mengekspresikan bagaimana suasana hatinya.

Apakah ia harus bahagia setelah tahu kenyataannya. Atau harus sedih karena selama ini, ia di hidupi oleh orang asing.

Lagi di rumah sendirian, ayah. Ada apa?

Juni membalas pesan dari ayahnya. Sebenarnya ia bahagia setelah tahu siapa orang tuanya yang sebenarnya.

Namun, ia juga sedih karena orang yang selama ini ia sangat percaya, ternyata membohonginya.

Ayah
Mama dan papa kemana?

Juni mendengus kesal. Mengapa setiap kali ayahnya memberi kabar, selalu menanyakan keberadaan mama dan papanya.

Kerja, yah. Mereka 'kan selalu gitu. Kerja, dapet uang, dikasih ke aku, dan kerja lagi. Mereka isinya kerja, kerja, dan kerja.

Jawab Juni dengan kesal. Memang. Ronal dan Helena tidak pernah ada dirumah. Sekalinya di rumah itu hanya untuk tidur malam dan mandi pagi. Sarapan bersama pun tidak pernah.

Ayah
Gapapa Gita sayang. Mereka kerja juga buat kebaikan kamu. Buat menuhin kebutuhan kamu. Yang penting buat kamu hanya belajar, sholat, dan jadi anak yang sholeh. Biar bisa membanggakan orang tua.

Selalu itu ucapan ayahnya jika Juni mencurahkan isi hatinya tentang orang tuanya.

Juni sempat berfikir bahwa papanya lah yang membuat mamanya selalu bekerja, bekerja, dan bekerja. Namun pikiran itu langsung ditepis Juni saat ayahnya berkata bahwa bukan papanya lah yang membuat mamanya terus-terusan bekerja.

Dulu Juni sempat mencari tahu bagaimana mamanya bisa bercerai dengan ayahnya. Tapi semua itu sangat tertutup. Juni tak bisa mendapatkan informasi apapun. Seakan semua itu ditutup rapat oleh mereka.

Juni hanya bisa tahu dari tetangga-tetangga di kampung halaman papanya. Dulu saat Juni pertama kali datang ke rumah neneknya yang dari papanya, Juni diajak main oleh anak pembantu neneknya. Dan saat itu, banyak tetangga-tetangga yang bergosip tentang mama, papa, dan ayahnya.

Juni yang masih berumur sembilan tahun, tidak paham akan hal-hal seperti itu.

Dan sekarang, setelah ia beranjak remaja. Sedikit demi sedikit Juni tahu bahwa mamanya bercerai dengan ayahnya.

Bahkan Juni juga bisa mengingat disaat mama dan papanya menikah, Juni sedang menangis di gendongan pamannya.

Juni bahkan bisa mengingat ia memakai baju apa, dan bagaimana suasana pernikahan mama dan papanya.

Dan mamanya juga menutup rapat rahasia bahwa ia menikah lagi.

Juni mempunyai seorang kakak kandung yang berasal dari mama daj ayahnya. Dulu mamanya Juni memang sering bercerita tentang kakaknya. Dan Juni juga sangat dekat dengan kakaknya. Mamanya selalu bilang bahwa dia adalah kakak kandungnya, tapi tidak bilang dari siapa bapaknya.

Juni sebenarnya juga tahu kalau itu kakak kandungnya, namun ia diam dan pura-pura tidak tahu di depan orang tuanya.

Saat Juni ditanya oleh mamanya; "kamu menganggap dia apa?"

Juni selalu menjawab bahwa ayahnya adalah bukan siapa-siapa.

"Paman, mah" jawaban itu yang diberikan oleh Juni.

Melihat mamanya yang seperti tidak mau mengungkit masa lalu, Juni juga tak berani bertanya. Juni lebih baik menelan mentah pertanyaan-pertanyaan yang ada di otaknya.

JUNA & JUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang