1. Halo, Wan-doll here.

1.6K 199 19
                                    


What is life? How its feel?
.
.
.

Mobil mewah yang membawa nona muda Son berhenti tepat di belakang mobil porsche merah yang terparkir sembarangan di pekarangan luas istananya. Seungwan menatap mobil sport mewah itu datar, dalam hati merutuki pemilik mobil tersebut yang masih saja mau datang di situasi yang seperti ini.

“Anda tidak turun, Nona?”

Pertanyaan paman itu membuat Seungwan akhirnya menghela napas panjang kemudian turun dari mobilnya. Badan yang mulanya lesu, kini menegak dengan dagu terangkat. Riasannya sudah kembali sempurna, pun dengan piawainya yang ikut berubah menjadi dirinya sebagai putri tunggal keluarga Son. Sesekali pemanasan ekspresi wajah, Seungwan akhirnya benar-benar memasuki rumah megahnya dengan seulas senyuman tipis di wajah.
Ibunya dan dia, si pemilik mobil porsche, menyambutnya di ruang tamu. Ibu Son yang tadinya berdiri sambil menyatukan tangan di depan dada, langsung berlari memeluk Seungwan erat. “Ya Tuhan, kamu ini kemana saja sih?” raung ibunya, hampir menangis.

Sementara Seungwan berusaha menenangkan ibunya, “Aku tidak kemana-mana, Bu. Maaf membuatmu khawatir.” Ujar Seungwan tenang. Bola matanya tak sengaja bertubrukan dengan si lelaki, ia kembali mengulas senyuman tipisnya pada lelaki itu.

Ibu Son melepas pelukannya, masih mengelus-elus lengan putrinya sayang. “Nggak apa-apa, yang penting kamu di sini itu ibu sudah bersyukur. Chanyeol khawatir banget tadi karena kamu tiba-tiba menghilang di tengah pesta, dia sampai ke sini buat cari kamu.”

Seungwan menoleh pada Park Chanyeol, “Maaf tadi aku tiba-tiba pergi, Chanyeol-ssi.”

Lelaki jangkung itu hanya bisa menarik napas dalam-dalam sembari mengangguk sekali, yang penting Seungwan selamat, itu sudah lebih dari cukup baginya.

“Duduklah, ngobrol dulu sana sama Chanyeol. Dia sudah nunggu kamu dari tadi.”

“Um, lebih baik tidak sekarang, Bu. Seungwan sepertinya lelah, dia perlu istirahat. Saya pulang dulu.” Chanyeol membungkuk sopan pada Ibu Son, seolah buru-buru ia hanya mengulas senyuman kecil pada Seungwan kemudian pergi dari sana. Dan Seungwan tahu sekali, senyuman itu bukan senyum tulus. Seungwan merasa Chanyeol kesal padanya. Iya, siapa juga yang tidak kesal ketika tiba-tiba ditinggal kekasihnya setelah mereka mengumumkan tanggal pertunangan? Seungwan layak mendapat perlakuan seperti ini.

“Chanyeol benar, sudah kamu ke atas gih, istirahat.”

Seungwan mengangguk lantas menyeret langkahnya ke atas. Senyumannya sontak sirna ketika ia sudah melangkah di anak-anak tangga. Lelah, ia lelah menjalani kehidupan seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi? Dari dulu memang inilah perannya, sebagai boneka keluarga Son.

***


SEUNGWAN.

Hai! Boneka Son di sini, haha. Salam kenal untuk kalian semua, dan selamat datang pada kehidupan elsa-ku. Iya, kusebut Elsa karena selama ini aku sama-sama tinggal di rumah megah bak istana layaknya Elsa. Semua orang berpikir akulah gadis yang paling beruntung di dunia, karena segala apa yang sudah kumiliki. Dan di poin satu ini yang membuatku sangat berempati pada Elsa, di mana kamu tidak bisa menunjukkan the real you pada dunia. Sama seperti Elsa yang selalu menggunakan sarung tangan untuk menyembunyikan identitas aslinya.

D O L L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang