Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOGNARE #12 – white lily
.
.
.
Ryu Sujeong POV
May, 14th 2015
Aku melambaikan tanganku pada Yuna yang sudah berada di dalam taksi. Hari sudah semakin gelap saat kami akhirnya memutuskan untuk pulang. Bukan hal yang aneh jika aku dan Yuna menghabiskan waktu berjam-jam hanya mengobrol berdua.
Aku memundurkan langkahku, sedikit menepi. Mingyu bilang sudah berada di jalan dan sebentar lagi sampai jadi aku memutuskan untuk menunggu di depan restoran kari.
....
"Sujeong-ah...."
Kudongakkan kepalaku dan mendapati Mingyu yang baru saja menepikan mobilnya. Langsung saja aku berjalan menghampirinya dan masuk ke dalam mobil.
"Sudah menunggu lama?" tanya Mingyu. Aku hanya menggelengkan kepalaku menjawabnya.
"Bagaimana harimu?" tanyaku.
Kulihat Mingyu sedikit berpikir sebelum akhirnya menjawab, "Tidak ada yang istimewa," katanya. "Seharian ini aku sibuk menemui dosen pembimbingku. Kau tahu kan dosen pembimbingku itu Pak Sunggyu? Dia itu sulit sekali ditemui. Sekalinya bisa ditemui, hampir seluruh lembar proposalku dicoret-coret. Aku harus merombak sebagian besar isinya," cerita Mingyu.
Kuulurkan tangan kiriku ke arah Mingyu dan mengusap pipinya dengan lembut. "Kau pasti lelah. Kau bahkan punya lingkaran hitam," ucapku. Aku tidak berbohong saat mengatakan Mingyu pasti lelah karena itu terlihat sekali di wajahnya. "Seharusnya kau tidak usah menjemputku dan beristirahat saja di rumah," lanjutku.
"Aniya. Kalau aku tidak menjemputmu, itu artinya aku tidak bertemu denganmu. Yang ada aku justru tidak bisa tidur karena merindukanmu."
Aku berdecak mendengarnya. Dia masih bisa menggombaliku dengan keadaan lelah begitu.
Ngomong-ngomong, bagaimana caranya aku memberikan mawarku pada Mingyu? Aku... tidak tahu harus mengatakan apa saat memberikannya. Apa aku harus mengatakan 'HAPPY ROSE DAY'? Atau sekedar berikan saja pada Mingyu?
"Sujeong-ah, kau melamun?" tegur Mingyu.
"Hah? Tidak. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu," jawabku. "Emm... Mingyu, kau tahu ini tanggal berapa?" tanyaku.
"Tanggal 14 Mei 2015."
"Kau tahu kalau tanggal 14 Mei itu—Omo! Mingyu! Aku melupakan sesuatu!" seruku. Kutolehkan kepalaku ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu tapi benda itu tidak ada. Mawar merah yang tadi akhirnya kubeli dan akan kuberikan ke Mingyu, tidak ada!
"Melupakan apa? Barangmu ada yang tertinggal?" tanya Mingyu.
Tanpa mengalihkan pandanganku, kuanggukkan kepalaku. Sepertinya mawar itu tertinggal di restoran kari tadi. Kutolehkan kepalaku pada Mingyu yang masih fokus menyetir. "Mingyu, kita kembali ke restoran kari tadi ya?"
