#19 nightmare

152 30 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOGNARE #19 nightmare

.

.

.

Ryu Sujeong POV

July 6th, 2017

"Tidak bisakah kau menginap disini saja, Yuna-ya?"

Aku menatap Yuna dengan tatapan memelas. Saat ini, aku tengah duduk bersila di atas kasurku sedangkan Yuna sedang berdiri di depan cermin—memastikan make up-nya belum luntur meski hari sudah menjelang malam.

"Aku juga ingin begitu. Tapi aku sudah terlanjur berjanji dengan Seokmin mau makan malam bersama," jawab Yuna, tanpa mengalihkan pandangannya dari cermin.

Aku menghela napas panjang. Sedikit cemberut karena Yuna menolak ajakanku untuk menginap di rumahku malam ini.

"Besok kan hari pernikahanku. Setelah besok, kau tidak bisa menginap lagi di rumahku. Maksudku, setelah pernikahanku otomatis aku akan tinggal dengan Mingyu. Masih tidak mau menginap?" rayuku.

Akhirnya Yuna menolehkan kepalanya ke arahku. "Aku tidak bisa Sujeong-ah, mianhae. Lagipula aku tidak membawa gaunku untuk kupakai besok. Semuanya sudah kusiapkan dan kutinggal di apartemen Seokmin," jelas Yuna.

"Kau menginap di tempat Seokmin?" tanyaku.

"Eoh."

"Kau tidak akan melakukan itu kan?"

Yuna melebarkan kedua bola matanya lalu menatapku kesal. "Ya! Mana mungkin aku melakukannya. Aku hanya akan melakukannya setelah menikah. Tenang saja, aku akan menyusulmu. Dan malam ini, aku hanya menginap biasa. Besok aku berangkat dengan Seokmin jadi daripada dia harus bolak-balik menjemputku, aku yang mengalah menginap di apartemennya."

Seokmin dan Yuna, apa kalian bingung dengan percakapan kami?

Setahun lalu saat Mingyu melamarku di depan kantorku, di hari yang sama, Seokmin dan Yuna akhirnya menjalin hubungan lebih dari teman. Penantian panjang Seokmin akhirnya terbalaskan dan sekarang mereka sudah menjalin hubungan hampir satu tahun.

Dan hampir satu tahun juga semenjak Mingyu melamarku.

Bisa dibilang satu tahun adalah jarak yang cukup lama antara lamaran dan pernikahan. Tapi memang itu keputusan kami—aku dan Mingyu.

Setahun yang lalu, aku dan Mingyu sama-sama baru memulai karir kami. Jadi kami hanya mengubah status kami dari "pacar" menjadi "tunangan". Mingyu memang ingin menikah lebih cepat saat itu tapi setelah diskusi panjang, kami sepakat untuk tidak terlalu terburu-buru menikah.

Dan tanpa terasa satu tahun terlewati. Besok adalah hari pernikahan kami.

"Jangan melamun! Calon pengantin tidak boleh badmood!"

Aku mendengus mendengar perkataan Yuna.

"Sudah ya, aku pergi dulu. Seokmin sudah sampai di depan."

Aku hanya menganggukkan kepalaku tanpa berniat mengantarkan Yuna ke depan.

"Sini peluk dulu...."

Yuna mengulurkan kedua tangannya untuk memelukku. Aku pun membalas pelukan Yuna. Kami berpelukan cukup erat. Tak terasa kami sudah berteman lama sekali dan besok salah satu dari kami akan menanggalkan status lajang kami.

Aku jadi terharu.

"Sudah sana pulang. Kalau terlalu lama di sini nanti aku menangis," usirku.

"Ck... tadi siapa yang memintaku menginap," cibir Yuna sebelum akhirnya kembali berpamitan padaku dan bergegas keluar dari kamar sebelum Seokmin menyeretnya karena tak kunjung keluar.

....

"ANDWAE!!!!!"

Kedua mataku terbuka lebar bersamaan dengan tubuhku yang bergerak hingga aku bangun terduduk di atas kasur. Napasku tersengal-sengal. Kulihat sekelilingku. Aku masih berada di kamarku yang gelap karena lampunya kumatikan. Hanya lampu tidur yang menyala.

Yang baru saja itu... mimpi apa itu? Kenapa... Mingyu....?

Kuangkat kedua tanganku lalu menangkupkan wajahku di atas telapak tanganku.

Entah sejak kapan, setiap aku bermimpi, maka mimpi itu menjadi kenyataan. Dan semua mimpi itu... selalu berkaitan dengan Mingyu. Mimpi kami menjadi sepasang kekasih, mimpi Mingyu melamarku, memberiku hadiah, bahkan saat black day pun aku juga bermimpi—menjadi kenyataan.

Tapi mimpi yang baru saja kualami... adalah mimpi buruk. Benar-benar mimpi buruk hingga aku tidak sanggup menceritakannya.

Besok... adalah pernikahan kami. Tapi kenapa aku harus bermimpi hal menyakitkan seperti itu? Aku tidak ingin mimpiku menjadi kenyataan, karena aku tidak akan sanggup jika harus mengalaminya.

Aku... takut.

Tanpa sadar air mataku menggenang... dan mulai menetes.

Hiks.

Aku takut... jika mimpiku menjadi kenyataan.

....

tbc

....

aku ngepost dua part sekaligus, check out part berikutnya ya

✅ Sognare | Mingyu x SujeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang