#16 bad day ever

195 33 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SOGNARE #16 – bad day ever

.

.

.

Ryu Sujeong POV

July, 14th 2016

Aku menatap layar ponselku dengan sebal. Semalam, Mingyu mengatakan akan menjemputku dan mengantarku ke kantor tapi tiba-tiba dia mengirimiku pesan kalau dia tidak bisa menjemputku.

Bukan, aku bukan tipikal yang mengharuskan kekasihku untuk mengantar jemputku setiap hari. Biasanya aku akan naik transportasi umum entah itu subway atau bus—lebih sering bus. Tapi karena semalam Mingyu mengatakan akan mengantarku kerja, aku santai saja tadi. Dan sekarang tiba-tiba Mingyu memberitahuku kalau dia tidak bisa menjemput padahal sekarang sudah semakin siang.

Bayangkan saja! Perjalanan dari rumahku ke kantor memakan waktu satu jam jika menggunakan kendaraan pribadi—kalau tidak macet—dan membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam menggunakan transportasi umum. Dan sekarang kalau aku memilih untuk naik bus atau subway, pasti akan terlambat. Naik taksi pun kalau lalu lintas padat, pasti akan tetap terlambat.

"Sudahlah, aku naik taksi saja."

....

Aku menatap jalanan di hadapanku dengan shock. Sekarang aku sedang berada di dalam taksi dan bisa kulihat dengan jelas dari kaca depan bagaimana padatnya lalu lintas saat ini. Kulirik jam tangan yang melingkar di tangan kiriku. Aku mendesah pelan.

Sebenarnya bukan hal baru bagiku melihat kemacetan di pagi hari. Biasanya aku selalu mengantisipasi dengan berangkat lebih awal—karena biasanya aku naik bus. Tapi hari ini aku harus terlambat karena Mingyu yang mendadak membatalkan janjinya. Tahu begitu tadi aku langsung berangkat tanpa menunggu Mingyu.

"Ahjussi, apa masih lama?" tanyaku pada sopir taksi yang kunaiki.

Kulihat sopir taksi yang kunaiki ini memalingkan wajahnya dan menatapku dengan pandangan sebal.

"Agassi, apa kau tidak bisa lihat di depan jalanan padat begitu?" omel sopir taksi tersebut.

Ck... aku kan hanya tanya. Kenapa jadi memarahiku?

Karena itu aku lebih memilih untuk diam daripada aku diomeli lagi oleh sopir taksi. Aku malas berdebat dan berbicara panjang lebar dengan sopir taksi ini. Lagipula sopir taksinya benar. Tentu saja jawaban dari pertanyaanku sudah jelas hanya dengan melihat kepadatan lalu lintas di luar.

Kembali kulihat jam tanganku. Aku menghela napas panjang.

Aku sudah pasrah kalau memang aku terlambat nantinya. Semoga saja aku tidak kena semprot dari atasanku.

....

Well, sepertinya doaku tidak terkabulkan. Saat ini aku sedang berdiri di hadapan atasanku yang... tengah memarahiku karena datang sangat terlambat. Aku menundukkan kepalaku, tak berani menatap Bu Park yang kini masih menceramahiku. Aku hanya bisa menatap sepatuku tanpa berani membalas perkataan Bu Park. Bagaimanapun, memang aku yang salah.

✅ Sognare | Mingyu x SujeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang