NERVOUS 6

62 13 1
                                    

"Kesempatan hanya satu kali, pergunakan lah kesempatan itu dengan baik"

***

Sore ini mereka-- kelas XII ips 1 sudah merencanakan untuk meminjam catatan kelas XII ips 2.

Amara binggung bukankah kelas mereka kelas unggul ips pertama tetapi malah kelas mereka yang tertinggal pelajaran.

"Ketemuannya dimana katanya Tan?" Tanya Viola kepada Tania.

"Kata Ubay sih di kafe Bunga," Sahut Tania masih memainkan handphonennya.

"GAISSS, HARI INI KITA KE KAFE BUNGA BUAT BELAJAR BARENGNYA!!" Teriak Upay.

Yang lain hanya mengangguk saja. Satu persatu mulai bubar mengambil motor dan mobil masing-masing.

Sedangkan Amara, Lala, Viola mereka nebeng Nara. Nara membawa mobil jadi mereka nebeng Nara saja. Penghematan.

Mereka pun berangkat ke kafe Bunga bersama-sama. Jadi terlihat seperti rombongan pasukan tempur kaya difilm yang terkenal saat ini . Bedanya, isinya pake motor matic semua. Ada juga sih yang pake ninja sama bawa Mobil.

Tidak berapa lama mereka sampai ditempat tujuan. Mereka memarkirkan kendaraan mereka di tempat khusus yang disediakan. Lapangan parkirnya juga lumayan besar, jadi cukup bagi mereka semua.

"UBAY!!" teriak Tania kepada Ubay ketika memasuki kafe.

Tania menjadi pusat perhatian karena berteriak tadi. Tapi yang ditatap acuh tak acuh.

Ubay hanya bisa mengelus dada melihat sepupu stressnya itu.

"Masuk sini duduk!" Perintah Ubay. Mereka duduk ditempat masing-masing yang disediakan.

"Pertama-tama sorry ya, yang bisa hadir hari ini cuman 15 orang. Sisanya yang lain ada keperluan katanya. Jadi kita semua buat kelompok aja ya." Ucap Ubay ramah.

Tania mendengus kesal. "Sok ramah lo tai," cibirnya.

Ubay tersenyum manis, "sewot aja nih babi guling."

"Oke buat kelompok aja ya! Kelas kalian kan muridnya 30 nah jadi dalam satu kelompok ada 3 dari kelas kami. Pilih masing-masing aja. Oh ya, satu kelompok 6 jadi tambah 3." Jelas Ubay. Mereka mengangguk lalu mencari kelompok masing-masing.

"Ra, cepet cari kelompok kita," Lala menarik Amara menuju gerombolan Tania.

"Tan, ada kosong ga?" Tanya Lala ke Tania. Dan mendapat anggukan dari gadis itu.

"2 kosong, lo mau ikut sini?"

"Iya, si Nara ama Viola gak tau kemana ilang gitu aja." Jelas Lala dan hanya diangguki oleh Tania.

Lala tidak tahu bahwa dari tadi Amara menahan gugupnya mati-matian.

Kebiasan Amara kalo ketemu doi pasti gugup.

"Dari kelas ips 2 siapa yang ngejelasin disini?" Tanya Lala.

"Oh, si Ubay, Ardi sama Tony."

Skak mat.

Amara rasanya mati ditempat.

"Tumben lo gak ribut Ra?" Tanya Tania heran melihat Amara diam dari tadi.

"Oh, sariawan dia." Sahut Lala cepat.

Amara menatap Lala tajam, "enggak kok Tan, males aja." Ucapnya sambil tersenyum.

Tania mengangguk-angguk saja.

Tiba-tiba datang Ubay, Ardi dan Tony ke kelompok kita.

"Ini kelompok yang kita ajarin," jelas Ubay ke kedua temannya.

"Yaiyalah ada sepupu lo," sahut Tony.

"Ya engga lah, Tania mah biar dijelasin kaya apa aja tetep oon." Ujar Ubay santai.

Pletak

Tania menampol kepala Ubay.

Ubay meringis sambil mengelus kepalanya yang di tampol sepupu ganasnya itu.

"Udah, kapan nih belajarnya?" Ujar Fita bosan melihat drama tai kucing yang dibuat Ubay dan Tania.

Ardi, Ubay dan Tony pun duduk. Dengan posisi Ardi dihadapan Amara, Ubay dihadapan Lala dan Tony disamping Tania.

Rasanya napas Amara berhenti sejenak.

Amara mencoba menepis rasa gugupnya itu. Ini tidak bisa dibiarkan. Bisa-bisa jantung Amara kaya lari marathon.

Tenang

Rilexs

Napas

Buang

Sabar

Santai

Amara menghembuskan napas kasar. Sambil memandang Ardi malu-malu.

Mereka mulai mejelaskan dan Amara dan kelompoknya mulai menyalin apa saja yang penting.

"Ada yang ditanyain?" Tanya Ardi.

Mereka semua kompak menggeleng. Kecuali Amara yang masih berdiam saja.

Lala melihat itupun menyenggol lengan Amara.

Amara refleks terkejut, "Kapan peka!" Ujarnya tanpa sadar. Lalu setelah itu Amara menutup mulutnya sendiri.

Yah.. keceplosan.

"Maaf," cicit Amara sambil menunduk menyembunyikan pipinya yang sudah memerah.

Padangan itu tak luput dari Ardi yang duduk didepan Amara. Gadis itu menggemaskan saat malu.

Ardi mengulum senyumnya. Melihat tingkah gadis didepannya ini.

"Napa lo Ra?" Tanya Ubay.

"Malu diannya. Keceplosan," sahut Lala.

"Keceplosan apaan?" Ujar Ubay cengo. Dasar lola cowo yang satu ini.

"Pikirin aja sendiri!" Sahut Lala sarkas.

"Tenang Mar, udah peka kok," Sahut Ardi sambil tersenyum menatap Amara.

Ok. Amara rasanya terbang ke langit.

Amara mengangkat kepalanya tidak percaya dengan ucapan Ardi.

Nah! Geludak-geluduk kan hati Amara saat ini.

**
Haiii lama ya aku gak update? Sorry banget soalnya kemaren-kemaren aku sibuk ujian. Masih ada yang nyimpen cerita Abashed di library gak? Kalo ada aku ucapin makasih banget nungguin cerita abal-abal ku ini hehe.

Kalo ada kesalah kata atau sebagainya komen aja nanti aku perbaiki oke :)

Jangan lupa Vomment dan Share ya ketemen-temen kalian, supaya cerita ini banyak pembacanya. Amin.

NervousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang