"Aku tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Apakah kamu alasan ku bahagia sekarang? "
***
Jam istirahat sudah berbunyi beberapa menit lalu.
"La udah dong. Ngambekan deh! Nanti aku bersihin mejanya pake minyak kayu putih." Amara menggoyang-goyang lengan Lala.
Lala masih tidak merespon Amara.
"Lala ih! Itu tadi si Fifa yang nyuruh piket! Lagian kamu kan bisa modus, ngomong sama Januar. " Ucap Amara kesal.
Lala mencubit Amara. "Ngomong gausah keras-keras jomblo! " desis Lala.
Amara cemberut. "Lagian sih kamu, gitu dong ngambek! Nanti aku beli minyak kayu putih se-dus! Buat bersihin meja kamu!"
Lala memutar bola mata malas. "serah lu ah."
Amara mengangguk antusias. "Ayo kekantin! Nanti jam istirahat selesai lagi. "
Lala mengangguk. "eh btw, si Viola ama Nara mana? " Lala celingak celinguk mencari keberadaan Nara dan Viola.
"Oh itu! Mereka udah kekantin duluan tadi. "
Lala melotot. "kok ga ngajak sih?! "jawabnya kesal.
Amara memutar bola matanya. " gimana orang mau ngajak. Kamu aja tadi ngambek. Ngomong aja susah. "
Lala terkekeh. "yaudah. Cus kekantin. "
Lala sepanjang jalan menuju kantin terus saja mengoceh. Kadang ia juga marah marah.
Amara hanya bisa menghembuskan napas sambil mengangguk-anggukkan kepala meng-iyakan Lala.
"La kamu pms? " tanya Amara hati-hati. Takut kena marah Lala.
Lala menoleh. "Iya. Napa emang? " sahut Lala.
Amara mengangguk. "Kamu kok Pms mulu? "
"Lah mana gue tau." sahut Lala tidak santai.
Amara meringis mendengar ucapan tajam Lala.
Dasar Lala.
Si mulut silet.
Mereka pun sampai di kantin. Di pojok kantin sudah ada Nara dan Viola.
Nara melambai kan tangannya ke arah Amara dan Lala.
Amara mengajak Lala menuju mereka dan mendapatkan gelengan dari Lala.
Amara mengernyit. "Kenapa? " tanyanya bingung.
"Ada Januar. " bisik Lala pelan
"Heleh. Itu doang. Ayo! " Amara menyeret Lala menuju Nara dan Viola.
"Hedeh. Di panggil malah ngerumpi dulu. " ujar Nara setelah mereka sampai di meja.
Amara terkekeh. "Ini si Lala malu katanya ada Januar. "
"Oalah. Januar toh. " Nara ikut terkekeh.
"Mar, gausah jeber napa! "
Amara hanya terkekeh pelan.
"Kalian udah pesan?" tanya Amara.
Mereka semua menggeleng.
"Yaudah. Kalian mau pesan apa? Sekalian." ujar Amara.
"Gue pesan Nasi goreng aja deh." ujar Nara. Dan diangguki mereka semua.
Amara mengangguk. Lalu Amara menghampiri penjual Nasgor.
"Bu. Nasgornya empat. " Bu Darsih mengangguk.
"Tunggu bentar ya." Sahut Bu Darsih.
Amara mengangguk.Amara diam sambil memperhatikan bu Darsih yang telaten membuat Nasgor, hingga sebuah suara yang membuat Amara dag dig dug serr.
"Bu. Nasgornya 5." ujarnya.
Amara menoleh. Disampingnya ada Ardi.
Ardi coy.
Amara mencoba menetralkan gugupnya. Namun nihil. Masih gugup.
"Tunggu ya Ar. " sahut bu Darsih.
"iya. " Ardi masih belum sadar bahwa ada Amara di sampingnya.
Lalu berapa saat kemudian Ardi menoleh ke sampingnya.
Ardi terkejut sekaligus senang.
Ada Amara.
"Hai Amara. " sapa Ardi sambil tersenyum manis.
Amara seperti tersengat listrik.
Anjir.
Senyum Ardi manis banget.
Amara tersenyum kikuk.
" H-hhai A-a-arrdi. " sahut Amara gugup.
Ardi terkekeh melihat Amara gugup.
Amara gugup lebih lucu menurut Ardi.
"Nih Ra. Nasgor kamu udah jadi. "
Amara mengambil uang lima puluh ribuan di kantongnya. Lalu menyerahkan nya ke bu Darsih. Bu Darsih mengembalikan uang sepuluh ribu ke Amara.
Saat Amara ingin mengambil Nasgornya. Suara Ardi membuatnya kehabisan kata-kata.
"Jangan gugup, ketemu aja gugup. Gimana kalo Akad? " ujar Ardi pelan.
Astaga.
Amara ingin meloncat.
Amara tersenyum kikuk.
"Gilaaaaa. Aduhhh pengen dihalalin Ardi ih rasanya. " batin Amara.
GILANIH SI ARDI KERAD JUGA WKWKWK.
SORRY LAMA UP YA.
JGN LUPA VOMMENT GUYS!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Nervous
Romance"Jangan gugup! Ketemu aja gugup, gimana kalo akad?" Amara gadis yang selalu gugup apabila bertemu dengan doinya. Padahal ia setiap hari bertemu, bahkan kelas mereka bersebelahan. Amara perlahan-lahan mehilangkan rasa gugupnya itu agar bisa bersama A...