"you ain't my boyfriend, i ain't your girlfriend"
***
Jangan gugup, ketemu aja gugup. Gimana kalo Akad
Jangan gugup, ketemu aja gugup. Gimana kalo Akad
Jangan gugup, ketemu aja gugup. Gimana kalo Akad
Amara mengacak-acak rambutnya sendiri.
Setelah pulang sekolah Amara masih tergiang-giang ucapan Ardi sewaktu dikantin tadi.
Amara menghembuskan napas lelah. " Astaga Ardi! Keinget terus! "
Amara mengeleng-gelengkan kepalanya sendiri.
"Tarik napas! Buang! Tarik lagi! Buang! "
"Ish! Gamau ilang juga ih ucapan Ardi tadi! " Amara mengeleng-geleng.
"Au ah gelap. Mikirin itu. Lebih baik aku tidur. " ucapnya sendiri sambil mengehempaskan badannya dikasur.
Perlahan Amara memejamkan matanya. Lama kelamaan rasa kantuk pun datang.
***
Amara menuruni satu persatu anak tangga. Ia besenandung kecil sambil menghampiri Ayahnya yang sedang membaca koran di meja makan.
"Pagi Papaaaaa! " ucap Amara bersemangat.
"Hmm, " sahut Farhan--Papanya singkat.
"Amara makan dulu nih baru sekolah. " Ida--Mamanya menaruh makanan diatas meja.
"Yah. Padahal Amara mau makan dikantin aja. "
"Anak ini! Makan roti aja gih buat ganjel perut." Amara dengan sigap mengambil 2 Roti yang sudah diberi selai sebelumnya.
"Udah, Aku berangkat dulu ya. Assalamualikum." Amara pun mencium telapak tangan orang tua nya.
"Waalaikumsallam." Sahut Bunda nya.
***
Amara sudah sampai disekolahannya lebih cepat dari biasannya, dikarenakan jalanan tidak macet seperti biasannya.Suasana koridor cukup sepi, hanya ada beberapa murid dan salah satunya si-Lala.
"Eh tumben dateng cepet Mar?" tanya Lala entah datang dari mana.
"Kepo sifat dajjal." jawab Amara cuek.
"Heh! Tai kambing." Lala berkacak pinggang.
Amara terkekeh melihat ekspresi Lala, "Ayo la, marah-marah nanti cepet tua. Eh lupa kan Lala udah tua, ups keceplosan."
"Buset, makin nyebelin lo ya! Siapa yang ngajarin lo?!" ucap Lala sambil menatap tajam Amara.
"Kamu lah," teriak Amara terbahak sambil berlari di sepanjang koridor. Untung keadaannya masih sepi.
"Sini lo! Gue geprek lo!" Lala mengejar Amara.
Amara terbahak kencang, "Unch unch, mau dong digeprek Lala unchh,"
"Bener-bener nih anak! Gue geprek beneran lo!" Lala mempercepat larinya.
Amara kalang-kabut, sehingga salah masuk kelas.
"Hahaha, untung aku larinya cepet." ujarnya sambil ngos-ngosan.
"Berapa kilometer per-jam?" sahut seseorang.
"24 kilometer per-jam! Eh tai! Allahuakbar, kaget banget." ujar Amara mengusap dadanya.
Haris hanya terkekeh menanggapi omongan ngelantur Amara.
"Kenapa sih Ra, ngos-ngosan gitu?" ujar Haris menghampiri Amara.
Amara terkekeh, "si Lala, biasa Ris pms, suka marah-marah."
"Pasti kamu kan yang bikin dia marah-marah,"
"Ya engga lah!" Amara membela diri.
Haris mengangkat sebelah alisnya.
"Ish! Iya iya ris, aku yang bikin dia marah."
"Kenapa emangnya?"
"Kepo sifat dajjal." sahut Amara sambil berlari kecil keluar kelas.
Haris hanya geleng-geleng kepala, ada-ada saja anak satu itu.
Tentu saja mereka tida sadar ada seseorang yang memperhatikan interaksi itu dari jauh.
Ga tau mau ngomong apa, semoga masih ada yang baca cerita ini. Hehe, authornya mager-an kalo nulis. Selamat menunaikan ibadah puasa semuannya. Eh btw, ada yang mau cast mereka semua ga?

KAMU SEDANG MEMBACA
Nervous
Romance"Jangan gugup! Ketemu aja gugup, gimana kalo akad?" Amara gadis yang selalu gugup apabila bertemu dengan doinya. Padahal ia setiap hari bertemu, bahkan kelas mereka bersebelahan. Amara perlahan-lahan mehilangkan rasa gugupnya itu agar bisa bersama A...