NERVOUS 1

117 26 7
                                    

"Bahagia? Tentu saja! Menurutku malam itu malam yang indah dimana kau mulai membuka hati untukku. Dan tidak secara langsung."

***

Jam pulang sekolah adalah waktu paling berharga bagi semua murid.

Waktu dimana bebas dari segala beban.

Begitu juga yang dirasakan oleh murid-murid kelas XII ips 1. Mereka begitu antusias saat bel pulang sekolah berbunyi.

Suara bel pulang sekolah itu menurut Lala suara yang paling merdu yang pernah ada! Mengalahkan suara Adele.

"LALA!!" Teriak Amara kesal.

Pasalnya Amara memanggil Lala berkali-kali tanpa dijawabnya sama sekali. Kan Amara kesal sendiri.

"Apa! Pasti mau nebeng kan!" Tuduh Lala sambil menatap Amara intens.

Amara tersenyum manis, "nah itu tau, ayo La! Papa aku gak bisa jemput."

Lala menatap Amara gemas.

Tarik napas buang!

Jangan berkata kasar

Dosa!

"Untung temen, kalo gak gue telen hidup-hidup," Lala tersenyum manis kepada Amara.
Amara merinding, menurutnya senyuman Lala seperti senyuman penjahat semacam physicopat!

"Lala kamu gak ada niatan mutilasi aku kan?" Tanya Amara gemetar.

Lala tertawa terbahak-bahak.

"Ya enggalah, bodoh banget punya temen model ginian,"

"Yaudah ayo!" Sambung Lala.

Lala meninggalkan Amara yang masih diam ditempat.

"Beneran gak ya, Lala gak niatan mutilasi?" Ujarnya sambil menggelengkan kepala memikirkan itu.

"AMARA GUE DENGER YA!" Teriak Lala yang berada jauh di depan Amara.

Amara berdecak kagum, "hebat banget Lala, punya pendengaran ultrasonik. Bangga banget punya temen gitu, ckck,"

***

Amara sudah berada dirumahnya dari setengah jam yang lalu.

Walaupun tadi ada perdebat antara Amara dan Lala. Hanya karena Lala kehabisan uang untuk beli bensin dan Amara juga tidak punya uang.

Sampai akhirnya bertemu dengan Viola dan ngutang buat beli bensin. Dan berakhir Amara yang disuruh Lala untuk bayar besok.

Sialan banget!

"Enak banget si Lala, yang punya motor dia! Aku yang disuruh bayar!" Gerutunya sambil merobek-robek kertas.

Ting

Terdengar suara notifikasi dari handphone Amara.

Amara membuka handphonenya. Dan alangkah terkejutnya karena ada notif dari Ardi yang minta follback walau cuman lewat dm instagram.

Amara meloncat-loncat kegirangan sambil berjoget-joget.

"Asik Ardi follow!! Asik! Asik!" Nyanyinya sambil meloncat-loncat.

Tiba-tiba ia berhenti.

"Tunggu, kalo dibajak gimana?" Ucapnya sendiri.

"Alah gak peduli! Yang penting difollow! Asik! Asik" sambungnya sambil berjoget lagi.

Amara merasa kelelahan ia pun merebahkan badannya di kasur, tidak berapa lama ia tertidur.

Melupakan untuk memfollback Ardi.

***

"Iya kemaren Ardi mengefollow aku! Ya Allah kaget banget tau gak! Bayangin-bayangin ya, doi kalian ngefollow kalian! Aduh," Amara menceritakan menggebu-gebu. Tentang Ardi yang memfollownya tadi malem.

Pamer hm.

"Terus udah lo follback?" Tanya Fifa teman Amara yang duduk dibangku belakang Amara.

Amara menepuk jidatnya. Teringat ia belum memfollback Ardi.

Amara segera mengambil handphonennya lalu membuka aplikasi instagram.

Masih ada notif Ardi kemaren.

Ditekannya tanda follback. Sudah!

"Nah liat ininih dm an Ardi kemaren," Amara mengarahkan handphonennya kearah teman-temannya.

"Oh iya, akhirnya peka juga!" Ujar Cc. Sebenarnya namanya bukan Cc saja! Itu semua gara-gara Amara yang malas memanggil nama Cc menurutnya terlalu panjang. Nama aslinya Clara Cecilia. Dasar Amara.

"Iyadong C," ujar Amara berbangga diri.

Teman-temannya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Amara. Ajaib memang gadis itu.

"AMARA! LO DISURUH PIKET TUH!" Teriak Payna.

"Masa piket terus sih Ka Pay, minggu kemaren aku juga." Ujarnya kesal.

Kenapa Amara memanggil Payna Ka Pay? Karena Payna lebih tua darinya. Maksudnya dulu Payna pernah tidak naik kelas sewaktu Sekolah Dasar. Bukan cuman Amara yang memanggil Payna Ka Pay, hampir semua dikelasnya memanggil seperti itu.

Itu juga Amara yang memulai menyebut Payna, Ka Pay. Dan Payna tidak merasa keberatan.

"Mana gue tau Mara, siapa suruh nama lo awalnya A," ujar Payna santai.

"Yeee! Mana aku tau Ka, salah Mama aku yang beri nama!" Sahut Amara sewot.

"Udah, sana! Nanti lo dicari dikelas!" Payna mendorong-dorong Amara keluar kelas.

Amara teringat sesuatu, ia berbalik ingin bertanya kepada Payna.

"Udah Aria sama Adan udah di piket," seperti cenayang. Payna tahu apa yang ada dipikiran Amara.

Amara berdecak kagum. Ternyata banyak orang dikelasnya yang Ajaib! Seperti Lala dengan telinga Ultrasoniknya dan Payna bisa membaca pikiran.

Lama-lama sekolahnya menjadi sekolah bagi orang-orang sakti.

Hah, Amara berasa ada didunia Harry Potter, dikelilingi orang-orang sakti.

**

Kamu yang Ajaib mara bukan Lala atau pun Payna wkwk

Gimana? Gimana?

Kalau ada salah kata atau yang lainnya komen aja ya, supaya aku bisa memperbaiki.

Jgn lupa Vomment sama Share.

NervousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang