She is back?

807 77 0
                                    

Hari itu Taehyung baru saja pulang ke kediamannya lebih cepat dari biasanya. Pukul 19.00, biasanya terdengar dentingan piano ke penjuru rumah. Iya, putrinya biasa bermain piano sambil menunggu sang ayah pulang.

Namun kali ini ada yang berbeda, tidak ada suara yang biasa ia dengar ketika sepulang bekerja. Rumah tampak sepi. Bibi Hwisa yang bekerja sebagai asisten rumah tangga sekaligus pengasuh putri kecilnya pun tak menunjukkan batang hidungnya. Sebenarnya kemana mereka?

Semakin ke dalam, pria itu bisa mendengar suara putrinya yang sedang tertawa di ruang tengah. Syukurlah.

“Eunra-ya, daddy pulang! Kenapa tidak—“
Namun saat tiba disana, bukan hanya Bibi Hwisa yang bersama puterinya—melainkan dengan sosok yang kerap kali muncul di benaknya—Kwan Minhwa.

Daddy sudah pulang! Yeay!” Eunra bangkit dan langsung memeluk perut ayahnya. Taehyung mengusak puncak kepala putrinya dan mengalihkan tatapannya ke Minhwa. Tatapan itu bertemu, wanita itu tersenyum tipis kemudian berdiri. Tatapan Taehyung tidak bisa beralih dari setiap gerak-gerik wanita itu. Taehyung akui jika ia sangat merindukan wanita itu.

Dad, Minhwa eonni tadi menemani Eunra main lho, iya kan eon?” gadis kecil itu menengok ke Minhwa. Minhwa mengangguk dan tersenyum tulus. Aih, bagaimana Taehyung bisa berpaling dari wanita itu jika begini terus?

“Eum, karena ayah Eunra sudah pulang, eonni pamit dulu ne?”

Eunra membulatkan matanya lucu “Lho, kenapa? Tidak mau main sama Eunra lagi, ya?”

Minhwa menggeleng “Aniya, hanya saja ini sudah malam. Kapan-kapan kita main lagi ya?”

“Kenapa tidak menginap disini saja? Boleh kan, dad?” Eunra mendongak menatap sang ayah. Taehyung membulatkan matanya, begitu juga Minhwa. Duh, ia tidak pernah berpikiran seperti itu sebelumnya.

“Y-ya, tentu. Eh—jika dokter tidak keberatan tentunya”

Bibi Hwisa yang melihat bagimana tingkah laku tuannya yang tampak gugup tersebut bisa menyimpulkan bahwa tuannya ini menyukai Dokter Minhwa—yang katanya pernah menjadi dokter untuk nona mudanya.

Dari caranya menatap setiap gerak-gerik wanita itu tanpa celah dan bagaimana reaksinya saat wanita tersenyum meskipun tipis, siapapun juga akan tahu—termasuk Eunra yang diam-diam menahan senyum saat melihat wajah konyol ayahnya.

“Maaf menolak, tapi saya sedang ada urusan”

“Ah, geurae. Kalau begitu aku antar sampai depan” sedikit kecewa tapi pria itu tetap tersenyum. Tidak ingin mendengar penolakan lagi dari Minhwa, pria itu segera menyela “Aku memaksa”

Mereka berjalan beriringan hingga pekarangan rumah Taehyung. Tampak canggung dan tanpa pembicaraan.
Taehyung berhenti dan menghadap Minhwa “Terima kasih sudah menemani Eunra hari ini”

“Sama-sama, kebetulan saya lewat sini dan ingin berkunjung” Minhwa sedikit mendongak untuk melihat wajah Taehyung. Entah perasaannya saja atau pria ini semakin tampan semenjak terakhir kali mereka bertemu.

“—kebetulan juga Eunra sempat kambuh tadi” mendengar itu Taehyung membulatkan matanya. Hendak lari ke dalam rumah, tapi buru-buru Minhwa menahan lengannya.

“Aku belum selesai berbicara. Hanya dalam skala kecil, untung segera ditangani jadi tidak berakibat fatal atau harus di opname”
Taehyung menghela nafas lega. Ia sudah panik saat mendengar kata “kambuh” Bagaimanapun, Eunra adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Taehyung menatap Minhwa—jaraknya dengan wanita itu sangat dekat. Cukup dengan satu langkah saja kini ia sudah berdiri tepat dihadapan Minhwa. Terpisah satu jengkal.

Saling menyelami mata masing-masing. Taehyung mendekat, Minhwa tanpa sadar mengeratkan pegangannya pada lengan pria itu.

Ciuman itu begitu lembut, seolah Taehyung takut merusaknya. Pria itu sudah tidak peduli dimana ia sekarang, atau bagaimana jika tetangganya memergokinya yang sedang berciuman di halaman rumahnya.

Hanya semenit dan pria itu langsung menjauhkan dirinya dari Minhwa. “Maaf! Aku benar-benar—“

“Tidak sengaja ya?” Minhwa menunduk sambil tersenyum kecut. Saat menatap Taehyung lagi, wanita itu sudah tersenyum “Gwenchana, kalau begitu aku pamit” setelah melambaikan tanagnnya, Minhwa berbalik dan berjalan menuju mobilnya yang diparkir di seberang jalan.

Baru saja ingin menyebrang, wanita itu berbalik “Taehyung-ssi!”

“Ye?”

“Apa besok kau ada pekerjaan?”

Taehyung terdiam sebentar “Kurasa ada beberapa. Kenapa?”

“Padahal aku ingin kau menemaniku ke Duryu Park besok”

Taehyung buru-buru merogoh saku mantelnya dan mengecek ponselnya “Oh, apa aku bilang ‘beberapa’ tadi? Ternyata kosong. Jadi, bagaimana?”

Minhwa terkekeh “Tidak pandai berbohong. Jam 3 sore jemput aku, ne? Nanti kukirim alamatnya” sebelum masuk ke mobilnya, Minhwa tersenyum lalu melambaikan tangannya.

Taehyung balas tersenyum dan melambaikan tangan “Hati-hati di jalan” Pria itu masuk ke rumahnya dan mendapati putri kecilnya yang ternyata mengintipnya dari jendela bersama bibi Hwisa.

“Eunra? Kamu—kenapa?”

“Ngehehe maaf, dad. Habisnya Eunra penasaran kenapa lama sekali. Sudah ya, Eunra mau bobo dulu. Ayo, ahjumma! Go go, Eunra ngantuk sekali” Gadis cilik itu… Wah, Taehyung tidak habis pikir. Akhirnya karena penasaran, jadi Taehyung menahan lengan bibi Hwisa. Wanita paruh baya itu mengerti apa yang akan ditanyakan tuannya itu tersenyum tipis.

“Bi, apa tadi—“

Aniya, tadi aku sudah menutup mata Eunra, Tae. Jangan khawatir” Taehyung menggaruk pelipisnya gugup. Bibi Hwisa terkekeh dan menepuk lengan Taehyung dua kali sebelum meninggalkan pria itu untuk menemani Eunra.


TBC

Wythe

Sapphire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang