Appa

742 69 0
                                    


“Eomma, Appa” sapa Minhwa saat ia memasuki ruang rawat ayahnya. Kedua orang paruh baya disana menoleh dan tak kuasa untuk menahan senyumnya. Sang ibu menghampiri kemudian merengkuh putri semata wayangnya.

“Astaga, eomma sangat merindukanmu, Hwa-ya” ibu Minhwa tidak berhenti mengecup kedua pipi Minhwa berulang kali. Sedangkan sang ayah menatap interaksi anak dan ibu itu dengan haru. Ia juga sangat merindukan putri cantiknya.

“U-uh, eomma~” rengek Minhwa. Meskipun tidak ada orang lain selain ibu dan ayahnya, tetapi ia merasa malu. Fyi, dia sudah dewasa.

“Tidak ingin memeluk appamu ini hm?”

Minhwa terkekeh dan memeluk sang ayah erat. Ia merasa bersalah karena saat ayahnya jatuh sakit waktu itu, ia tidak bisa berada disisinya.

“Appa sudah merasa mendingan?”

Ayah Minhwa mengangguk “Eum, semakin baik saat melihatmu telah kembali”

Minhwa cemberut “Aih, aku jadi semakin merasa bersalah karena meninggalkan kalian sendirian disini” Ibu Minhwa mengusap bahu putrinya dengan sayang. Tersenyum menenangkan khas keibuan.

“Sudah, sudah. Ayo duduk dan—“

Ucapan ibu Minhwa terpotong, pintu ruangan tersebut diketuk sebelum sebuah kepala menyembul dari celah pintu. “Apa aku mengganggu?” tanyanya seraya tersenyum.

“Oh, Jungkook-ah! Silahkan masuk, apa kau sudah selesai bekerja?” sahut ibu Minhwa senang. Jungkook membungkukkan badannya, memberi hormat sebelum duduk dikursi samping ranjang pasien ayah Minhwa.

“Ah ye, aku baru selesai lalu kemari, eommonim. Aku tidak tahu jika Minhwa sudah pulang” ucapnya seraya menatap tunangannya itu. Minhwa tersenyum, meskipun kelihatan senang dari nada bicaranya, tapi ketahuilah jika Jungkook sedang menyindirnya. Si Jeon itu benar-benar!

“Iya-iya, maaf tidak memberitahumu dulu. Aku terburu-buru tahu!” Minhwa mengerucutkan bibirnya. Ibunya yang ada disamping gadis itu menepuk pahanya pelan.

“Yaampun, sudah-sudah. Kalian ini selalu saja seperti ini. Oh iya, Hwa—Jungkookie jadi dokter appamu lho”

Minhwa melotot “He?”

“Anda tidak perlu membahasnya di depan Minhwa, eommonim. Aku akan pergi makan malam, ingin titip sesuatu?”

Aniya, eomma sudah makan malam tadi, Kook. Ajak saja Minhwa, pasti dia belum makan”

“Eh? Bolehkah?”

“Ne, jalan-jalan sekalian juga tak apa, kalian juga sudah lama tidak bertemu. Malam ini istirahatlah di rumah, Hwa. Kamu pasti lelah, biar eomma yang menjaga appa

Minhwa cemberut kepada ibunya, padahal dia kan masih ingin bersama kedua orang tuanya itu lebih lama. Dia kangen berat!
Eomma~”

Sebelum putrinya merengek lagi, ibu Minhwa mengambil tas jinjing Minhwa yang diletakkan empunya disamping sofa dan memberikannya pada Jungkook.

“Sudah sana, shoo~ shoo~ nanti kabari eomma kalau sudah sampai rumah, arraseo?” Minhwa menekuk bibirnya saat sang ibu mendorongnya untuk berdiri sejajar dengan Jungkook di ambang pintu ruang rawat itu. Mengusir dengan cara semi-halus?

Minhwa menimang-nimang apakah ia harus menuruti kemauan ibunya atau tidak. Tapi saat melihat sang ayah mengangguk pelan, Minhwa menarik nafas dalam lalu mengangguk.

Kajja, Kook-ah” Minhwa merengkuh lengan Jungkook untuk segera keluar ruangan. Jungkook tidak merasa risih ketika tangan Minhwa masih bertengger lengannya saat mereka melewati koridor-koridor rumah sakit ini. Justru pria itu menggandeng tangan Minhwa, menautkan jemari keduanya.

Sesekali keduanya membalas salam dari beberapa perawat atau dokter yang berpapasan dengan mereka. Keduanya tersenyum tipis saat melihat tautan tangan mereka.

Setelah makan malam di restoran langganan mereka saat masih kuliah, keduanya menuju kediaman keluarga Minhwa. Jungkook membawa barang-barang Minhwa kedalam kamar gadis itu, sedangkan Minhwa mengikuti di belakangnya.
“Terima kasih, ya. Mau menginap?”

“Kalau aku menginap, artinya hanya kita berdua di rumah ini lho, Hwa-ya”

Minhwa mencubit pinggang Jungkook “Dasar mesum! Biasanya juga aku menginap di tempatmu. Jangan macam-macam!” Minhwa mendelik, Jungkook tertawa. Ia sungguh senang melihat Minhwa marah-marah, baginya itu lucu.

Pria itu menepuk puncak kepala Minhwa dua kali sebelum keluar kamar Minhwa “Mandi sana, dasar bau”
Minhwa berdecak sebelum berlalu ke kamar mandi, si Jeon itu suka sekali menggodanya.



TBC


Wythe

Sapphire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang