Back

778 77 0
                                    

“Jim, tolong antarkan Jungkookie dengan selamat ya. Maaf merepotkan” ujar Minhwa kepada pria yang sedang bersandar di mobil BMW-nya. Pria itu tertawa kecil seraya mengangguk.

“Kau seperti seorang ibu yang takut kehilangan anaknya saja, Hwa. Ya, panggil aku oppa! Aku jelas-jelas lebih tua darimu” Jimin—nama lelaki itu—mengusak puncak kepala Minhwa dengan sayang. Oh, ia merasa seperti babysitter saja.

“Ya, ya Jiminie oppa. Untung saja ada kau, aku tidak mungkin membiarkannya naik kereta apalagi sampai menyetir sendiri”

“Kau bisa mengandalkanku—oi, Jungkookie! Cepatlah!” Jimin berteriak saat melihat Jungkook sedang berjalan malas dibelakang Minhwa. Ia lelah setelah berdebat dengan Minhwa. Tunangannya itu benar-benar keras kepala.

“Iya, iya dasar cerewet” gerutunya. Jungkook meletakkan tasnya di bagasi mobil Jimin. Setelah itu dia kembali berjalan ke arah Minhwa.

“Maaf tidak bisa menemanimu lebih lama lagi. Seharusnya aku tidak sakit dan merepotkanmu jadi kita bisa jalan-jalan disini”

Minhwa menggeleng dan memeluk Jungkook “Jangan menyesal. Bisa melihatmu saja aku sudah senang apalagi memelukmu seperti ini. Terima kasih sudah mengunjungiku”

Pria itu terkekeh dan membalas pelukannya erat seraya mencium puncak kepalanya. “Sekali-kali pulanglah juga. Abeoji dan eommonim merindukan putrinya. Jangan terkejut jika pulang ke Seoul nanti kau dapat adik”

Mwohae!” Minhwa mendorong Jungkook sehingga pria itu sedikit terhuyung ke belakang.

Jungkook mengangkat bahunya “Siapa tahu kan? Mereka kesepian, anaknya sendiri pergi”

“Mereka sudah terlalu berumur untuk membuatkanku adik. Mana ada? Itu tidak mungkin!” elak Minhwa. Dia tidak bisa membayangkan ibunya yang mengandung di usia yang hampir setengah abad.

“Kalau begitu kenapa tidak kita saja yang membuat adik kecil untukmu?” ucapnya sambil tersenyum mesum.

“Aduh—bercanda, Hwa!” Jungkook meringis saat Minhwa mencubit perutnya dengan keras.

“Itu tidak lucu! Sudah pergi sana! Kasihan Jimin oppa menunggumu dari tadi” Minhwa melirik Jimin yang juga sedang melirik mereka karena merasa namanya disebut.

“Wow, aku terharu kau masih mengingatku disini, Hwa” sindirnya. Minhwa tersenyum kikuk.

“Jangan hiraukan dia, Hwa. Geurae, jaga dirimu baik-baik. Aku pulang” sedikit tidak rela, akhirnya Jungkook berpamitan seraya mencium kening Minhwa.

Minhwa melambaikan tangannya menatap kepergian mobil Jimin. Setelahnya gadis itu kembali menuju apartemennya, ia harus berangkat ke rumah sakit.


Sapphire


Kim Taehyung berdecak pelan, ini sudah ketiga kalinya ia ditegur ibunya karena tidak bisa diam.
Pria itu mengambil kunci mobil di atas meja kerjanya kemudian menyambar coatnya yang tersampir di lengan sofa.

“Kau mau kemana?” tanya sang ibu.

“Keluar sebentar. Tolong jagakan Eunra saat aku pergi” setelahnya ia mencium pipi ibunya dan berlalu.

Di sinilah Taehyung sekarang, duduk di kursi taman dekat rumah sakit tempat Minhwa bekerja. Apa lagi jika bukan untuk menunggu sang pujaan hati.

Biasanya pada jam-jam ini Minhwa akan keluar untuk mencari makan atau sekedar duduk di taman ini. Jangan tanya darimana ia bisa tau, sesungguhnya Kim Taehyung itu stalker yang handal.

Maka saat perawakan seseorang yang sangat ia hapal itu tertangkap pandangannya, pria bermarga Kim itu tersenyum cerah.

“Oh, Taehyung-ssi!” panggil Minhwa saat mendapati ayah Eunra itu duduk di kursi taman.

Taehyung melambaikan tangannya. “Halo, dokter”

Minhwa menekuk bibir tipisnya “Kita di luar rumah sakit, jangan panggil aku begitu”

Taehyung terkekeh “Geurae, Minhwa-ssi sedang apa di luar?”

“Eo, aku akan pulang tapi aku juga sedang bosan. Mau menemaniku ke café di ujung jalan sana?” Hati Taehyung menghangat saat melihat seulas senyum ditujukan kepadanya. Entahlah, mungkin ia sudah jatuh terlalu dalam pada pesona gadis dihadapannya

Minhwa langsung menarik lengan Taehyung untuk berdiri sesudah pria itu mengangguk.

Kajja



TBC


Wythe

Sapphire ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang