Karena didekatmu aku bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya
-Fahri Abrisam
⁝⁞⁝⁞ʕु•̫͡•ʔु☂⁝⁞⁝⁝Koridor sekolah diramaikan siswa yang sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Fahri melangkah menuju kelasnya yang berada dipojok. Ketika melihat Vi duduk di kursi panjang yang berada ditengah koridor sekolah, Fahri terdiam.
Selama beberapa detik, ia mengarahkan pandangan ke sosok Vi yang sedang serius membaca. Tanpa direncanakan, bibir Fahri membentuk sebuah senyuman. Vi berhasil menjadi pemicu kebahagiaan di hati Fahri dan menjadi perempuan yang bisa membangkitkan senyum Fahri yang sudah lama pudar.
Ketika Fahri sedang tersenyum melihat Vi yang sedang membaca, tanpa Fahri sadari, Vi mengangkat kepalanya.
Pandangan mereka bertemu.
Vi tersenyum manis.
Ntah dorongan dari mana Fahri memberanikan diri untuk mendekati Vi dengan canggung, sambil melihat buku yang sedang dibaca oleh Vi.
"Buku itu isinya bagus,"
"Lo udah baca?"
Fahri mengangguk.
"Lo suka sama isi buku ini?"
Fahri mengangguk lagi. Fahri berupaya terlihat tenang. Ia harus belajar untuk lebih sering bersosialisasi dengan banyak orang.
"Cerita dibuku itu bagus. Lo harus baca sampe selesai."
"Oke bos." Vi menunjukkan jari jempolnya sambil tersenyum merekah.
"Sip." Fahri juga melakukan hal yang sama
Awkward moment, mode on.
Sebelum kecanggungan diantara Fahri dan Vi semakin besar, Fahri berpamitan untuk pergi ke kelasnya lebih dulu.
"Gue ke kelas dulu. Bentar lagi bel masuk."
"Oke, Ri."
Fahri berjalan menuju kelasnya. Pandangan Vi fokus ke satu titik, yaitu punggung Fahri yang semakin lama semakin tak terlihat.
"Gue kok ngerasa deg-deg an gini ya kalo lagi ketemu sama Fahri. Masa iya gue suka sama dia. Yaa nggak mungkin lah. Gue kan baru kenal dia beberapa hari ini. Masa iya gue jatuh cinta sama Fahri, secepat ini." Vi meyakinkan dirinya bahwa cinta pada pandangan pertama tidaklah ada. Vi yakin itu.
***
Di sisi lain, Fadli yang sering memperhatikan Vi dari kejauhan hanya bisa meratapi dirinya.Mengapa ia tak bisa seperti Fahri? Mengapa Fahri dengan mudah mendekati Vi? Mengapa Fadli yang notabe nya sebagai teman sekelas Vi sangat susah untuk bercengkerama dengan perempuan itu?
Semua pertanyaan itu selalu terngiang diotak Fadli.
"Kalo suka deketin langsung bre. Jangan cuma pandangin dia dari jauh. Keburu diembat sama yang laen mampus lo." Sandy memberi tahu sahabat nya itu, Fadli memang termasuk cowok yang gengsi untuk mendekati perempuan. Dan Sandy tahu itu, Fadli malu untuk mendekati Vi. "Cowok macam apa dia? Dimana-mana cowok yang deketin, eh dia malah mau sebaliknya. Nikah aja sana sama lele." batin Sandy.
"Gue nggak berani, San. Lo tau kan, gue nyamperin dia aja berasa deg-deg an. Apalagi gue deketin dia. Gue lebih nyaman sama posisi sekarang, jadi pengagum dalam diam."
"Buset dah. Lo ngomong tumben panjang bener, Dli. Demen gue dengernya"
"Ck."
"Yaelah. Baru juga gue puji lo ngomong panjang, eh sekarang malah singkat lagi."
Fadli sama sekali tak merespon kata-kata sahabatnya itu.
"Udah sana, lo samperin si Vi. Daripada lo diem di sini, merhatiin dia doang, sampe lo lumutan juga dia kaga bakal peka. Sana, sana." Sandy mendorong tubuh Fadli agar mau mendekati Vi.
Susah sekali bercengkerama dengan Vi. Sama halnya seperti sekarang. Fadli canggung. Keringat dingin bercucuran disekitar dahi pria itu.
"Ehh, Dli. Sejak kapan lo disana? Gue baru nyadar."
"E-eh itu sejak barusan."
"Yaelah, Dli. Lo kerasukan setan gagap ya? Lo ngomong canggung gitu. Santai aja kali. Santai kaya di pantai, tapi sayangnya kita lagi di sekolah bukan di pantai, tapi lo bayangin aja kalo lo lagi di pantai, Dli." Cerewetnya seorang Novita Alisya ya gini.
"Oke. Lo baca buku apa?" tanya Fadli berbasa-basi, hanya berbasa-basi. Dia bingung ingin bicara apa. Selama ini, dia jarang berkomunikasi dengan perempuan selain Ibunya, dulu, atau hanya berbicara yang penting saja.
"Oh ini. Gue baca novel, kata Fahri sih novel nya bagus. Tapi nggak tau juga deh. Gue belum baca sepenuhnya,"
JLEB..
Haruskah Vi menyebut nama Fahri didepan Fadli?
Tidak adakah nama selain Fahri?
Fadli cemburu? Hahaha tentu saja. Akan tetapi Fadli juga berfikir. Siapa gue? Cuma sekedar temen sekelasnya. Hanya orang yang mengagumkan seorang Novita Alisya dalam diam. Seorang laki-laki berwajah dingin yang sedang terjebak oleh cinta bertepuk sebelah tangan. Nggak ada hak untuk cemburu.
"Woi, Dli. Kenapa diem aja? Lo nggak kenapa-napa kan? Nggak kerasukan setan gagap beneran kan? Gue ngeri jadinya." Vi melambaikan tangan didepan muka Fadli, agar Fadli tersadar dari lamunan nya itu.
Fadli terkejud. Menurut Fadli jarak antar Vi dan dia terlalu dekat. Fadli mundur satu langkah. Vi menyadari hal itu juga mengikuti hal yang sama, yaitu mundur satu langkah.
"Eh sorry Terlalu deket ya?"
Fadli mengangguk.
"Ck. Lo kapan berubah si, Dli."
Fadli mengangkat sebelah alisnya menandakan dia sedang berkata 'maksudnya'
"Lo dari dulu nggak berubah. Masih aja dingin kayak es. Gimana cewek mau sama lo. Lo nya dingin gini. Coba deh lo ubah sikap dingin lo itu. Jadi
Fadli yang ceria bukan Fadli yang cold,""Ini hidup gue, lo nggak ada hak untuk ikut campur, komen aja lo kaya netizen." Fadli meninggalkan Vi sendirian. Dia memang tidak suka ada yang mengkritiknya pasal tingkah Fadli yang dingin dan jarang berbicara. Dia rasa, dia nyaman dengan sikapnya yang sekarang.
"Lahh, asal ninggalin aja. Emang tadi gue salah ngomong ya? Duh jadi nggak enak sama Fadli. Yaudah lah ya nanti gue minta maaf aja,".
••••
Saat jam pelajaran kosong karena guru sedang rapat, Vi berjalan keluar kelas berniat untuk pergi ke perpustakaan.
"Fahri...."
"Eh Vi, kenapa?"
"Kelas lo free ga?"
"Free dong. Kan guru-guru lagi pada rapat. Emangnya kenapa?"
"Temenin gue ke perpus yuk. Gue gabut dikelas."
"Ohh. Yaudah ayo."
-----
Jangan lupa vomment yaa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Bookworm
Teen FictionIni bukan lah cerita tentang bad boy dan good girl, ataupun sebaliknya. Ini hanyalah cerita tentang si kutu buku tampan bernama Fahri yang tidak sengaja, bertemu dengan perempuan berparas cantik tetapi bawel, biasa dipanggil Vi Berada didekat Vi mem...