"V, aku pergi ke rumah Seulgi, ya!" kataku sambil menuruni tangga.
"Kau yakin tidak mau kuantar?"
"Aku tidak apa-apa. Tolong beritahu Taeyeon aku menginap malam ini. Annyeong!"
"Hati-hati!"
Aku segera pergi untuk bertemu Seulgi dan Sooyoung. Banyak hal yang mau aku ceritakan kepada mereka, tentu saja tentang perasaanku saat ini.
Sebelum ke rumah Seulgi, aku menyempatkan diri ke Double J untuk mengambil pesanan Kang Soyou.
"Ahgassi, kau mau mengambil pesanan untuk Kang Soyou?"
"Ah, iya." saking seringnya aku mengambil pesanan Soyou, karyawan di toko ini sampai hafal.
Dulu alasanku datang kemari hanya dua : mengambil pesanan Soyou dan bertemu Jungkook. Kalau sekarang tugasku hanya mengambil pesanan Soyou.
Kalian mungkin bertanya kenapa aku selalu mau mengambil pesanan Soyou disini bahkan disaat sekarang aku sudah tidak bersama Jungkook. Jawabannya karena Soyou selalu memberiku voucher belanja gratis setiap kali aku mengambil pesanan dia. Kang Soyou itu kan sumber dari segala voucher belanja, dia punya banyak sekali voucher untuk berbelanja.
Aku duduk di sofa sambil menunggu pesanan Soyou diambil. Kemudian seseorang masuk ke dalam toko dan ternyata itu adalah Jeon Jungkook.
Ah. Sial. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Baiklah, aku hanya memainkan handphoneku.
Kuambil handphoneku dan bodohnya baterai handphoneku habis. Jadi, aku hanya memainkan jari-jari tanganku.
"Kim Yerim?" setiap saat aku mengambil pesanan Soyou, Jungkook tidak pernah muncul di toko sebelumnya. Tapi kenapa harus sekarang dia baru muncul? Disaat yang canggung seperti ini. Dan untuk apa dia memanggilku? Bukankah tadi di sekolah dia sama sekali tidak peduli denganku.
"Kau sedang berbelanja disini?" tanya Jungoook. Aku hanya diam tidak menanggapinya.
"Kau mengambil pesanan Soyou?"
"Kim Yerim, apa aku sedang bicara dengan hantu?"
"Yerim-ah, kau marah kepadaku?"Aku masih diam, bahkan tidak mau melihatnya.
"Yerim-ah, aku minta maaf." akhirnya aku menengok ke arahnya.
"Kau-" aku yang tadinya ingin menyuruhnya jangan memanggilku lagi menjadi tidak tega saat kulihat mukanya sama hancurnya seperti Taehyung. Bahkan lebih hancur. "Mukamu.." kataku.
"Aku pantas mendapatkannya. Apa kau mengkhawatirkanku?" katanya sambil tersenyum. Senyuman itu..
Tanganku rasanya ingin meraih mukanya dan mengobati lukanya. Mataku masih tidak bisa beralih dari wajahnya. Objek yang dulu selalu dengan mudah dapat kupandang, sekarang menjadi sulit bahkan memandangnya pun membuat hatiku sakit.
"Ahgassi, ini pesanannya." kata karyawan Double J dan aku dengan segera mengambil pesanan itu, mengucapkan terimakasih dan pergi dari tempat itu.
Saat aku membuka pintu toko tersebut, Jungkook menarik tanganku dan dengan segera aku menepisnya.
"Kau.. Kau tidak seharusnya membalas pukulan Taehyung. Kau sendiri yang bilang tidak akan pernah menyakitiku dan rela dihajar Taehyung sampai mati." kataku dengan penuh emosi. "Tapi nyatanya, sekarang kau meninggalkanku dan kembali bersama wanita yang selalu berbuat jahat kepadaku."
Jungkook hanya diam menatapku.
"Kau tau? Aku sudah mengetahui siapa yang menerorku dengan surat merah selama ini. Dan aku menyesal tidak mempercayainya dari awal dan hanya mempercayai omong kosongmu itu." kataku sambil menahan tangisanku.
"Semoga kau bahagia."
Aku pergi ke rumah Seulgi masih sambil menahan tangisanku. Dan saat sampai di rumah Seulgi aku langsung menghampirinya, memeluknya kemudian menangis sekencang-kencangnya.
Sejujurnya meluapkan emosiku kepada Jungkook tadi membuat hatiku lega. Sungguh lega. Tapi jauh dilubuk hatiku yang paling dalam aku tidak ingin mengeluarkan kalimat-kalimat itu kepada Jungkook karena aku sebenarnya bersyukur atas momen-momen indah yang dia pernah berikan kepadaku walaupun akhirnya menjadi sakit.
Aku cerita banyak hal dengan Seulgi dan Sooyoung malam ini. Senang rasanya ada orang yang bisa menjadi pendengar terbaikku dan mengerti perasaanku saat ini.
"Tapi Yerim, aku masih bingung kenapa Jungkook tiba-tiba memutuskan hubungannya begitu saja? Pasti ada alasan yang jelas." kata Sooyoung.
"Dia bilang tidak menyukaiku lagi."
"Tiba-tiba? Tidak mungkin. Itu semua tidak masuk akal." kata Seulgi.
"Dia tidak memberitahumu sesuatu sebelumnya? Atau memberikan kode." tanya Sooyoung dan aku hanya menaikkan bahuku.
"Ah! Eunha pernah meneleponnya saat dia sedang belajar bersamaku dan aku yang angkat. Kemudian Jungkook meneriakanku untuk menutup teleponnya saat Eunha berkata sesuatu tentang cabai? Kalau tidak salah."
"Cabai? Apa dia mau jadi petani cabai?" kata Sooyoung.
"Ya, mana mungkin. Disuruh menghapus papan tulis saja dia bilang itu menjijikan." kata Seulgi sambil tertawa.
"Aku juga pernah melihat dia mengobrol dengan Eunha di bawah tangga. Dan sejak saat itu perilaku dia menjadi agak aneh." kataku.
"Mencurigakan?" tanya Seulgi dan aku menggelengkan kepalaku.
"Menjadi lebih romantis dan setiap harinya selalu meyakinkanku kalau dia mencintaiku, tidak akan pernah meninggalkanku, dan dia mau aku tetap percaya akan hal itu apapun yang terjadi."
"Tapi aku memang merasa sepertinya ada hal lain diantara Jungkook dan Eunha yang hanya mereka berdua saja yang tau." kata Sooyoung.
"Soal itu, aku juga mulai merasa sepertimu saat sedang makan siang Eunha tiba-tiba menghampiriku. Kemudian saat dia melihat aku memakai kalung berinisial 'JJK' dia bilang kalau itu miliknya bahkan sampai menangis. Dan Jungkook bilang kalau Eunha telah membuang kalung itu."
"Ah, kalau itu. Kudengar-dengar Eunha mempunyai mantan pacar juga berinisial JJK." kata Seulgi. "Yerim, apa kau masih memakai kalung itu?"
"Masih. Gelang yang dia beli saat di Jeju juga masih ku-" aku memberhentikan kalimatku dan berpikir sejenak.
"Ya, ada apa? Selesaikan kalimatmu." kata Sooyoung.
"Gelang ini." kataku.
"Ada apa dengan gelang itu? Ceritakan." kata Sooyoung penasaran.
"Tadi aku bertemu Jungkook dan dia masih memakai gelang ini." kataku dengan sedikit rasa antusias. Antusias karena senang sekaligus bingung.
"Lalu kenapa kalau dia masih pakai gelang yang sama denganmu? Mungkin dia lupa melepasnya." kata Seulgi.
"Ah, benar." kataku langsung redup.
Apa yang kau harapkan, Kim Yerim? Belum menginjak satu hari, mungkin dia belum sempat melepas gelang itu.
"Yerim, aku hanya akan memberitahumu ini. Saat kelas dance, Jungkook suka menceritakan tentangmu kepada teman-temannya. Dia sangat membanggakanmu dan bangga bisa mendapatkanmu." kata Seulgi dengan lembut. "Dia juga pernah bilang sangat susah untuk mendapatkanmu. Dia terdengar benar-benar sangat mencintaimu dengan serius. Aku hanya tidak menyangka kalau akan berakhir seperti ini." Seulgi melanjutkan kalimatnya dan aku hanya tersenyum.
Mendengar apa yang Seulgi katakan membuat hatiku sedikit lebih tenang. Setidaknya dia pernah serius kepadaku. Dia pernah membuatku merasa spesial.
Aku rasa aku harus mengucapkan terimakasih kepadanya karena pernah membuatku menjadi wanita paling spesial dihidupnya. Tapi tidak sekarang, aku belum siap.
Baiklah, Kim Yerim. Kau bisa melewati ini semua.
Dan untuk masa laluku, terima kasih untuk semua pelajarannya.
Tbc
Vote dan comment yaaaa
Twitter : @peachybird11Seneng gaa dabel apdet nehhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
JIGSAW || yeri x jungkook x eunha
Fiksi PenggemarMencintaimu sangat sulit, Jeon Jungkook. Penuh dengan teka-teki. Sangat rumit seperti permainan di film 'Jigsaw' #6 in tag 'yeri' [180522]