6. Kamong Cafe

1.9K 186 9
                                    

Hari ini saat istirahat setelah makan siang, Hwang Minhyun kelas 2-1 memanggilku ke lab kimia. Ia mengajakku mengikuti olimpiade kimia bulan depan. Sebenarnya, olimpiade kimia yang ditawarkan Eunha dan Minhyun sama, yang membedakan hanya jika aku menerima tawaran Eunha berarti aku satu kelompok dengannya yang Jungkook bilang itu akan berakibat buruk bagiku sedangkan jika aku menerima tawaran Minhyun berarti aku nanti akan satu kelompok dengannya. Tentu saja aku lebih mempercayai Minhyun karena sebelumnya dia yang juga major vocal pernah ke rumah untuk latihan bernyanyi dengan Taehyung. Jadi aku sudah tau dia bagaimana orangnya dan semua orang juga berkata dia baik.

Minhyun memberiku satu buku yang cukup tebal berisikan soal-soal kimia untuk olimpiade nanti. Dia minta aku coba mengerjakan sebisaku dulu karena belajar bersama baru akan dimulai minggu depan. Untuk itu, aku memutuskan pergi ke cafe favoritku sepulang sekolah untuk mengerjakan soal-soal kimia yang diberikan Minhyun.

Aku pergi ke Kamong Cafe yang letaknya tidak begitu jauh dari rumahku. Tempatnya sangat nyaman dan minumannya sangat enak. Aku seringkali belajar di Kamong Cafe dan mengambil tempat duduk di sudut ruangan agar tidak terganggu.

"Ayy, Kim Yerim! Sudah lama aku tidak melihatmu belajar disini." Jongin menghampiriku, ia kakak kelasku kelas 2-3 double major dance dan theater.

Cafe ini punya keluarga Jongin jadi wajar saja kalau dia selalu melihatku disini.

"Baru kemaren aku gak kesini."

"1 hari kau tidak datang kemari rasanya sangat lama. Karena biasanya kau kesini setiap hari kecuali hari minggu."

"Hahaha."

Jongin meninggalkanku, mau membantu di bagian kasir. Aku melanjutkan pekerjaanku yang kelihatan sangat rumit bagi orang-orang namun ini merupakan kesenangan pribadi untukku.

Aku sangat fokus dengan soal-soal kimiaku yang makin lama tingkat kesulitannya makin tinggi sampai-sampai aku tidak sadar kalau daritadi sudah ada orang yang duduk di depanku.

"Gapjjagiya! Jeon Jungkook? Bikin kaget, tau!" (tiba-tiba disini!)

"Hehe, mian! Apa yang sedang kau lakukan?" (maaf)

"Harusnya aku yang bertanya kepadamu, apa yang sedang kau lakukan tiba-tiba disini."

"Aku tadi ingin mengembalikan buku musik Jongin yang ketinggalan, kemudian melihatmu dan muka seriusmu itu."

"Sudah berapa lama kau duduk didepanku?"

"Entahlah, mungkin 15 menit?"

Aku hanya menghela nafas. Nyatanya dia tiba-tiba duduk di depanku tanpa mengeluarkan suara sangat mengejutkan.

Kau bisa bayangkan aku sedang sangat serius dan berkonsentrasi mengerjakan soal demi soal dan tiba-tiba dikejutkan oleh penampakannya persis di depan mukaku.

"Kim Yerim, kau belum menjawab pertanyaanku."

"Tidak bisakah kau melihat dan menganalisa sendiri kira-kira apa yang sedang kulakukan?"

"Tidak."

"Kenapa? Kau buta?"

"Mataku hanya mau tertuju padamu." aku dibuat kaget oleh perkataannya. Kemudian ia melanjutkan, "mataku salah satu anggota tubuhku yang egois. Aku daritadi ingin melihat lebih fokus apa yang sedang kau kerjakan tapi mataku tetap memaksa harus melihatmu."

Aku hanya melihatnya dan terdiam. Apakah ini suara buaya?

"Kau mau tau lagi bagian tubuhku yang lebih egois dari mata?"

"Apa?"

"Otakku."

"Kenapa? Karena kau ingin memikirkan gadis-gadis Hanlim tetapi yang hanya kau pikirkan gadis-gadis SOPA?" Hanlim adalah salah satu sekolah seni yang ada di Korea juga.

"Bukan."

"Lalu?"

"Aku ingin memikirkan semua gadis di SOPA, Hanlim, Kirin, dimanapun itu."

Aku hanya mengkerutkan dahiku dan berkata, "Tapi?"

"Tapi otakku egois. Dia hanya mau memikirkan Kim Yerim."

Jungkook tersenyum ke arahku. Aku harus ingat apa yang dikatakan Sooyoung kepadaku, "Kim Yerim, jangan sampai jatuh kedalam omongan buaya Jungkook. Kau harus tutup kuping!"

Mengingat perkataan Sooyoung, aku langsung menutup kupingku yang membuat Jungkook bingung dengan responku.

"Mengapa kau menutup kupingmu?"

Dengan tenang aku menjawab, "Kau terdengar seperti buaya. Aku tidak mau mendengarnya."

"Gak perlu didenger. Cukup kau rasakan."

"Apakah buaya selalu mengatakan hal-hal seperti itu?"

"Buaya ini bisa berubah menjadi manusia hanya untukmu."

"Kau makin terdengar seperti buaya." kataku sambil kututup kupingku lebih rapat.

"Hahaha. Kau lucu, Kim Yerim."

"Terima kasih. Dan kau buaya." kataku sambil memberi senyuman yang paling indah kepadanya.

Sejujurnya, daritadi aku menyebutnya buaya, aku tidak serius tentang itu. Maksudku, memang orang-orang bilang dia buaya. Tapi bukan berarti aku langsung percaya apa yang mereka bicarakan walaupun sahabatnya sendiri saja, Taehyung, juga mengakui bahwa Jungkook adalah buaya. Tetapi tetap aku mau membuktikannya dan mengetesnya apakah dia benar-benar buaya atau tidak.

"Aku ingin pintar belajar sepertimu. Bagaimana caranya?"

"Caranya kau harus belajar."

"Ajari aku."

"Aku kelas 1 dan kau kelas 2, gimana ceritanya?"

"Kau kan ikut olimpiade kimia. Kau pasti sudah belajar pelajaran kelas 2 dan 3."

"Kalau begitu aku hanya bisa mengajarimu kimia."

"Ajari aku besok. Aku akan ke rumahmu."

"Besok? Aku ada kelas instrument."

"Gak masalah, aku tungguin."

Aku hanya terdiam. Aku sedang berpikir. Haruskah aku mengajarinya di rumah? Maksudku di depan Taehyung? Bukankah itu akan menjadi sedikit canggung?

"Aku akan line kamu nanti malam."

"Kau tau id line ku?"

"Aku bahkan tau id wattpad mu." katanya sambil tersenyum manis ke arahku. Aku hanya terdiam tidak bisa menjawab.

Kemudian Jungkook pergi meninggalkanku. Aku sekarang hanya bisa memandang punggungnya dari kejauhan dengan seribu pertanyaan di otakku.

Sebelum menyentuh gagang pintu keluar, dia berhenti sejenak dan menengok ke belakang.

"Jangan terlalu sering belajar kalau itu berat, Kim Yerim! Kau harus istirahat!" tidak lupa diikuti dengan senyuman khasnya yang seperti kelinci, sontak membuatku juga reflek tersenyum kepadanya. "Kau cantik, Kim Yerim!" dia mengucapkan kalimat itu cukup keras membuat orang-orang di sekitar menengok ke arahku. Aku bukan hanya kaget dengan pengakuannya secara tiba-tiba tetapi juga orang-orang yang melihatku.

Dia bilang dia tau semua tentangku. Tapi kurasa itu salah. Buktinya, dia tidak tau kelemahanku : menjadi pusat perhatian dan dibilang cantik.

Aku tau kalian pasti berpikir aku wanita aneh. Wanita mana yang menyebut pujian 'cantik' adalah kelemahan mereka. Aku punya alasan pribadi untuk itu. Dan kalian tidak perlu tau. Untuk saat ini, jangan tau. Nanti cerita ini jadi gak asik. Hihi.

Setelah Jungkook benar-benar pergi meninggalkan cafe, aku mulai berpikir sejenak.

Apakah aku harus membuka hati untuknya dan memberikan dia kesempatan?

Tbc

Yuk sharing sama Hyuna! Twitter : @peachybird11

***

Jangan lupa vote & comment!

JIGSAW || yeri x jungkook x eunhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang