'Karena sabar, aku sakit. Karena setia, aku kecewa. Karena rindu, aku menangis. Karena cinta, aku terluka. Karena sayang, aku bertahan.'▪️ ▪️ ▪️
Bel pulang sekolah baru saja bunyi 5 menit yang lalu. Kini Reyna baru saja usai membereskan buku bukunya yang berada di meja.
"Reyn, lo pulang sama siapa? Bareng gue ga?" tanya Vio mengajak Reyna untuk ikut pulang dengannya.
"Ngga, Vi. Makasih, tadi Rendy nge line gue katanya dia pulang sekolah nunggu di gerbang. Kayanya mau latihan deh" jelasnya sambil memakai tas gendong nya.
"Masa? Mau nembak lo kali. Hahaha"
"Apa sih, Vi? Gajelas lo. Ayo ah kita jalan ke gerbang" lalu melangkah kan kaki nya keluar kelas.
Vio mengengguk, lalu menyusul Reyna yang sudah terlebih dahulu berjalan.
Sesampainya di gerbang. "Reyn, gue duluan yaa. Mang Sasno udah nunggu, byee" sambil melambaikan tangannya.
"Iyaa hati hati" ucapnya dengan nada aga teriak, lalu membuka handphone nya. Baru saja Reyna ingin mengirimkan pesan untuk Rendy, tetapi Rendy sudah berada di samping nya.
"Dor" yang di kejutkan malah memasang muka datar sambil menghadap ke arah Rendy.
"Gue tebak pasti lo ga kaget" ucapnya dengan melirik lirik ke arah yang lain.
"Garing lo"
"Masa? Enak dong kalo garing tinggal di makan" guraunya.
"Serah lo, ayo ah kita mau latihan dimana?" tanya nya langsung to the point.
"Siapa bilang kita mau latihan?"
"Trus, lo suruh gue kesini mau ngapain kalau bukan mau latihan?" tanyanya dengan heran.
"Udah ikut aja" ucap Rendy menarik lengan Reyna dan membawa nya ke parkiran motor.
"Nih pake" sambil menyodorkan helm yang katanya khusus di beli untuk Reyna.
Reyna menerima helm tersebut dan langsung memakainya. Kini ia telah duduk di jok motor Rendy. Tanpa basa basi, Rendy menyalakan mesin motor nya dan melaju dengan kecepatan standar.
Selama perjalanan, tidak ada yang membuka percakapan. Keduanya sibuk dengan fikiran nya masing masing. Rendy yang sedang fokus untuk menyetir, sedangkan Reyna sibuk memikirkan ia akan di bawa kemana dengan cowok yang ada di hadapan nya ini.
"Ren, kita mau kemana?" akhirnya Reyna membuka suara terlebih dahulu. Karna ia sangat penasaran.
Rendy melihat wajah Reyna dari spion sebelah kiri. "Berisik lo, terserah gue lah mau bawa lo kemana"
Reyna mencubit lengan kanan Rendy.
"Aw, sakit gila""Bodoamat. Awas aja lo macem macem sama gue"
"Penculik juga milih milih kali kalau mau nyulik. Model kerempeng begini mana ada yang mau nyulik"
Sekali lagi Reyna mencubit lengan Rendy. Kali ini cubitannya tak kalah ganas. "Anjir, heran ya gue. Body Lo kerempeng tapi cubitannya subhanallah"
"Biarin aja, biar kerempeng yang penting gue cantik"
"Idih najis, Pd banget lo jadi cewe"
Reyna tidak menanggapi ucapan Rendy lagi. Karena ia jika di ladeni, tidak ada habisnya berdebat dengan manusia satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T GO PLEASE
Fiksi RemajaSebuah cerita percintaan tentang 2 anak SMA yang awal pertemuan di tempat yang tidak sangat berkesan sekali yaitu di dalam Angkutan Umum Dan ketika wanita itu hendak turun dari angkutan umum tersebut, secara tidak sengaja salah satu seorang pria m...