1. Al-Kafirun

16.2K 681 133
                                    

"Untukmu agamamu dan untukku agamaku"

~~~

Suasana sore yang sejuk di sebuah taman tampak terlihat dua orang anak kecil berusia 7 tahun tengah berlari-larian kecil menyelusuri taman saling berkejaran, selayaknya anak kecil pada umumnya.

Perempuan yang mengenakan pakaian syar'i dengan jilbab yang menjuntai sampai menutupi sebagian tubuh mungilnya itu terlihat kelelahan mengejar pria yang ada di depannya.

"Bykta tungguin !!!" Teriak perempuan itu mencoba mensejajarkan larinya dengan pria di depannya.

Laki-laki itu memberhentikan larinya, menunggu sampai perempuan yang memanggilnya tadi menghampirinya.

"Bykta kau cepat sekali larinya, aku sampai kelelahan mengejarmu." Ucap perempuan itu ambil mengatur nafasnya.

"Aku tidak cepat, tapi kamu yang larinya sangat pelan, seperti kura-kura." Ledek Bykta.

Perempuan itu membulatkan matanya, dia sangat kesal kepada Bykta saat ini. "Kau mengejek ku Bykta."

Bykta terkekeh geli. "Tidak Alana, aku tidak mengejekmu tapi kamu lah yang larinya sangat lamban."

Alana perempuan berhijab itu mengerucutkan bibirnya. "Kau membuat ku kesal Bykta."

Bykta kembali terkekeh. "Maafkan aku yaa, lagian juga kenapa kamu pakai baju panjang ini, kan jadi susah larinya, kenapa gak pake celana aja sih?" Ucap Bykta melihat penampilan Alana yang selalu memakai baju panjang dan kerudung panjang tiap bermain dengannya.

"Kata ummi muslimah yang baik itu mengenakan pakaian yang seperti aku ini, pakain syar'i dengan jilbab panjang, kata ummi Allah lebih suka melihat hamba perempuannya mengenakan pakaian yang menutupi lengkuk tubuhnya, biar gak ada yang ganggu." Jelas Alana.

"Kenapa gak pake celana baju lengan panjang terus pakai jilbab aja kayak orang itu. " Tunjuk Bykta ke arah perempuan yang duduk di taman.

Alana menoleh dan tersenyum " Itu mungkin kakaknya gak tau kalo pakaian yang mulia dan disukai oleh Allah itu kayak pakaian aku saat ini, bukan pakain seperti itu yang mengenakan jilbab tapi masih memperlihatkan lengkuk tubuhnya." Kata Alana.

Bykta hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

"Alana" panggil Bykta

"Iya"

"Apa kamu mau makan malam bersamaku di rumah, hari ini mama ku memasakkan daging babi yang lezat." Tawar Bykta.

Alana tersenyum. " Maaf Bykta sepertinya aku tidak bisa."

"Kenapa?"

"Di agamaku, aku dilarang untuk memakan daging babi."

"Oh maafkan aku Alana aku tidak tau." Ucap Bykta

"Tidak apa-apa."

Tidak ada lagi percakapan setelah itu. Bykta sibuk memainkan kalung yang bertanda salib-Nya itu sambil terus memikirkan tentang kenapa memakan daging babi itu dilarang dalam agama Islam. Sedangkan Alana sibuk dengan hafalannya. Sesekali Bykta terdiam mendengarkan hafalan Alana, setiap kali ia mendengar hafalan Alana hatinya selalu merasa jauh lebih baik.

Qul yaa ayyuhal-kaafiruun
Laaa a'budu ma ta'buduun
Wa laaa antum 'aabidunna maaa a'bud
Wa laa ana 'aabidunna maa 'abattum
Wa laa antum 'aabidunna maa a'bud
Lakum dinukuum wa liya diin

Bykta terus saja memperhatikan Alana yang sedang menghafal. Sesekali dia memejamkan matanya, merasa ada ketenangan jiwa di setiap ayat-nya

"Eh ada apa denganmu apa kamu tertidur." Ucap Alana melihat wajah Bykta yang menutup mata.

Bykta tersadar. " Eh tidak aku tidak tertidur, kenapa kamu berhenti menghafal?" Tanya Bykta.

Alana tersenyum. "Hafalan ku sudah selesai. Apa kamu barusan tengah mendengarkan ku menghafal?." Tanya Alana.

"Iya tadi aku mendengarkaanmu menghafal. Suara kamu bagus, saking bagusnya aku sampai ingin tertidur mendengarnya, aku sungguh menyukainya"

"Terima kasih." Ucap Alana tersenyum.

"Kalo boleh tau surah apa yang kamu hafalkan barusan?" Tanya Bykta penasaran.

Alana tersenyum."Surah Al-Kafirun"

"Oh. Apa kamu mau pulang, aku sangat ingin sekali pulang, badan ku sudah bau keringat." Kata Bykta sambil mencium bajunya yang kotor.

Alana terkekeh melihat itu. "Yaudah ayok kita pulang."

Mereka berdua pun akhirnya meninggalkan taman itu dengan wajah yang gembira. Perbedaan tidak membuat mereka bertengkar, walau sesekali mereka berdebad akan perbedaan pengertian yang mereka anut.

***

"Alana apa kamu sudah menghafal surah yang Abi berikan?" Tanya Rasyid Ayah Alana.

"Iya Abi, Alana sudah menghafalnya."

"Coba Abi dengarkan, bisa?"

"Insya Allah Abi."

Alana pun membacakan surah Al-Kafirun.
Bismillahirrahmanirrahim
Qul yaa ayyuhal-kaafiruun
Laaa a'budu ma ta'buduun
Wa laaa antum 'aabidunna maaa a'bud
Wa laa ana 'aabidunna maa 'abattum
Wa laa antum 'aabidunna maa a'bud
Lakum dinukuum wa liya diin

"Subhanallah, putri Abi sudah hafal. Tambahkan lagi hafalannya yaa." Puji Rasyid, mengusap puncuk kepala anaknya itu

"Terima kasih Abi."

"Yasudah, sudah malam kamu tidur ya."

"Siap"

"Jangan lupa gosok gigi sama berwudhu terlebih dahulu, supaya tidur kamu di jaga sama malaikat, biar setan gak berani deketin kamu."

"Siap Abi, Alana ke kamar dulu yaa" Ucap Alana beranjak dari duduknya menuju kamarnya.

"Iya sayang."

***

Seorang Bykta kini tengah termenung di dalam kamarnya di atas tempat tidurnya, memikirkan apa saja yang telah terjadi hari ini.

"Tuhan, kenapa orang yang beragama Islam tidak boleh makan daging babi, apakah kamu yang melarangnya, jika orang Islam tidak boleh memakan daging babi kenapa kami orang Kristen boleh makan daging babi, oh iya tuhan kenapa Alana selalu berpakaian pakaian baju yang besar itu, kenapa orang Islam diwajibkan mengenakan jilbab lalu kenapa kami tidak diwajibkan memakainya juga, kenapa setiap kali aku mendengar Alana baca ayat sucinya hatiku selalu tenang seakan masalah di dunia hilang sekejap?" Gumam Bykta

Bykta adalah pria yang pemikir kritis, dia adalah anak yang pintar di sekolahnya maka tak heran dia selalu menjadi juara kelas di sekolahnya. Selain itu Bykta mudah menghafal dan mengingat.

"Eh surah yang di baca Alana tadi sore apa ya? Kalo gak salah Al-Kafirun, iya gak sih bunyi yang ini
Qul yaa ayyuhal-kaafiruun
Laaa a'budu ma ta'buduun
Wa laaa antum 'aabidunna maaa a'bud
Wa laa ana 'aabidunna maa 'abattum
Wa laa antum 'aabidunna maa a'bud
Lakum dinukuum wa liya diin. Ahh iya memang itu yang dibacakan sama Alana tadi sore, arti dari surah itu apa yaa?, kok aku jadi penasaran sih." Gumam Bykta, otaknya terus saja berpikir tentang arti surah yang dibacakan oleh Alana tadi sore. "Sudahlah lebih baik aku tidur. Selamat malam tuhan" Kata Bykta setelah itu memejamkan matanya, dan tertidur lah dia, bersamaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih belum bisa dipecahkannya.







Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang