7. Kekaguman hati

3.8K 368 56
                                    

"Melihatnya tersenyum, tertawa, bercerita, membacakan ayat Al-Qur'an dengan begitu indah, ketaatannya, membuat diriku kagum akan akhlaknya. Ya Allah boleh aku berkata jujur? Aku ingin bilang bahwa hatiku kagum akan dirinya."

~~~

Kiyai Mahmud terdiam mendengarkan lantunan surah Ar-Rahman dari suara Bykta yang begitu merdu tidak kalah dengan Suara qori-qori yang terkenal. Semua orang yang berada di mesjid itu pun juga ikut mendengarkan. Bagaimana bisa seorang yang baru saja masuk Islam bisa melantunkan surah Ar-Rahman secara lisan tanpa Al-Qur'an? Mungkin itu adalah pertanyaan kebanyakkan orang yang ada di mesjid itu. Maka tak heran di hari pertama Bykta menjadi murid baru di pesantren itu, ia sudah dikenali banyak orang, bahkan ada secara terang-terangan mengidolakannya.

فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
fa bi'ayyi aalaaa'i robbikumaa tukazzibaan

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 77)

تَبٰرَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِى الْجَلٰلِ وَالْإِكْرَامِ
tabaarokasmu robbika zil-jalaali wal-ikroom

"Maha Suci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 78)

Hingga akhirnya Bykta telah selesai membacakan Surah Ar-Rahman itu. Membuat semua orang yang di dalam mesjid itu takjub, termasuk kiyai. Ia menyesal karena sempat tidak percaya akan kemampuan Bykta.

"Subhanallah.." ucap kiyai Mahmud

"Gimana kiyai, udah percaya kan sama kemampuan saya, saya itu gak bohong." ucap Bykta terhadap Kiyai Mahmud

Kiyai Mahmud tersenyum. "Iyaa, sekarang saya yakin kalo kamu memang bisa, maafkan saya karena sempat tidak percaya."

"Iya, Kiyai"

"Udah masuk sholat isya.. kamu bisa kan adzan?" tanya kiyai Mahmud.

"Bisa dong."

"Yasudah gimana kalau kamu aja yang adzan, saya pengen lihat gimana suara adzan kamu." Ucap Kiyai Mahmud.

Bykta pun akhirnya bangkit berdiri,  " Siap kiyai."

Selepas Bykta adzan, semua orang kembali terpaku mendengarnya, terlebih lagi kaum hawa, mereka begitu mengagumi.

Sama hal nya dengan seorang perempuan dibalik mukena yang ia kenakan yang berada di barisan kedua para staf wanita, perempuan itu begitu terpukau mendengarnya, ada rasa ketenangan menyelimutinya hatinya. Ia tak tahu siapa pria yang baru saja Adzan dan juga membaca surah Ar-Rahman barusan itu.

"Subhanallah" ucap seorang perempuan itu sembari tersenyum.

Selepas sholat Isya berjamaah, dan diisi dengan mendengarkan tausiyah dari kiyai Mahmud, Bykta berniat untuk tetap berada di dalam mesjid, ia lebih memilih memperlancar bacaan Al-Qur'an nya. Bykta sampai kepada surah yang memang ia hafal dari pendengarannya surah Al-Mulk, ia pun akhirnya melantunkan surah itu. Sultan teman sekamarnya pun sudah pulang terlebih dahulu.

Diluar sedang hujan, itulah poin pertama kenapa Bykta tetap berada di dalam mesjid. Bykta lebih menunggu sampai hujannya reda, tapi bukannya reda hujan itu malah semakin lebat.

*****

Seorang perempuan berbaju gamis nampak terlihat bingung, mencari-cari kesekitar halaman mesjid, ia mencari sendalnya yang malah hilang satu, bagaimana ia bisa pulang, diluar hujan begitu lebat, perempuan itu benar-benar terkurung di mesjid itu. Di tengah pencarian sendal jepitnya itu, ia malah mendengarkan kembali orang yang melantunkan ayat suci dengan suara yang sama ia dengar waktu di dalam mesjid, orang yang sempat membuatnya takjub akan indahnya suara pria itu.

Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang