2. Ar-Rahman

8.3K 517 112
                                    

"Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya."


Suatu hari Rasulullah SAW menemui para sahabatnya lalu membaca surah Ar-Rahman dari awal sampai akhir, akan tetapi para sahabat hanya terdiam mendengarkan saja.

Kemudian Rasululullah bersabda "Apabila aku membacakan surat Ar-Rahman ini kepada para Jin, maka setiap kali aku sampai pada ayat:

ﻓﺒﺄﻱ ﺁﻻﺀ ﺭﺑﻜﻤﺎ ﺗﻜﺬﺑﺎﻥ

"Maka nikmat Tuhanmu manakah lagi yang kamu dustakan?"

Maka, mereka (golongan jin) akan menjawab:

ﻻ ﺑﺸﻲﺀ ﻣﻦ ﻧﻌﻤﻚ - ﺭﺑﻨﺎ - ﻧﻜﺬﺏ ، ﻓﻠﻚ ﺍﻟﺤﻤﺪ

"Tidak ada satupun dari nikmat-Mu -wahai Tuhan kami- yang kami dustakan, maka segala puji hanyalah milik-Mu." (HR. At-Turmudzi)

*****

Awan masih gelap, namun gadis kecil itu sudah terbangun dari tidurnya melaksanakan sholat sepertiga malamnya, menghadap sang pencipta bumi dan langit beserta isinya, bersyukur akan nikmat yang telah dia dapatkan. Usianya masih 7 tahun tapi ia sudah mengerti akan agama yang ia percayai, itu semua tidak luput dari orang tuanya yang mengajarinya.

Suara surah Ar-Rahman terdengar di dalam kamar itu, meski sesekali terdengar suara pengulangan ayat, isi surah yang menerangkan tentang kenikmatan yang telah diberikan Allah kepada jin dan manusia. Setiap kali ia membaca surah itu maka berdesirlah hatinya.

Setelah melaksanakan sholat, perempuan menggunakan jilbab itu berlarian ke bawah menuju dapur, hari ini hari Senin dan ia sudah hafal jika di hari Senin maka Ummi-nya akan berpuasa sunah Senin-Kamis.

"Assalamualaikum ummi." Sapa Alana.

Perempuan yang berusia 30 tahun-an itu menoleh menampakan senyuman yang membuat siapa saja yang melihatnya akan menyukai senyuman itu.

"Waalaikumsalam, sayang. Kenapa kamu bangun sepagi ini apa kamu belum mengerjakan tugas dari sekolah." Tanya Fatimah sambil mengaduk nasi di wajan.

"Tidak ummi, aku sudah mengerjakannya malam tadi. Aku kesini itu mau ikut puasa juga." Ucap Alana mendekati Fatimah.

Fatimah tersenyum melihat anaknya, ia sangat bersyukur mempunyai anak secantik dan sesholehah Alana. "Benarkah, apa kamu kuat."

"Insya Allah ummi." Senyum Alana. "Boleh aku bantu." Tawar Alana kepada Fatimah yang masih sibuk mengaduk nasi sesekali menumpahkan kecap dan berbagai macam bumbu lainnya yang tidak diketahui Alana apa namanya itu.

"Alhamdulillah. Tidak perlu sayang, kamu duduk saja, lagian juga masakannya sudah mau selesai. Kamu duduk aja yaa." Ucap Fatimah lembut.

Alana hanya menuruti permintaan Ummi-nya. Dia pun duduk di meja makannya sambil terus saja memperhatikan cara masak Ummi-nya itu.

"Nih makan dulu." Ucap Fatimah menyodorkan sepiring nasi goreng dengan ayam ke Alana.

"Terima kasih ummi."

"Sama-sama jangan lupa baca niatnya yaa."

"Iya ummi."

Setelah mereka makan tidak lama dari itu terdengar suara Adzan subuh memanggil.

"Alhamdulillah, semoga kamu kuat yaa puasanya."

"Amiin" ucap Alana mengaminkannya.

"Yaudah, Allah telah memanggil kita, sholat subuh yuk." Ajak Fatimah, Alana mengangguk senang. Dan mereka pun akhirnya melakukan sholat subuh berjamaah.

Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang