13. Ajari aku untuk melepaskanmu

3.6K 349 31
                                    

Selamat membaca!!!
Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir batin semuanya!!!
Jangan lupa kasih vote sama komentarnya yaa. :D
Play Mulmed yang dia atas. :)

~~~

"Maa ash'ab an tuhibbu syakhson bi junuun wa anta ta;rifu annaki lahu lan takun"

~~~

Seorang wanita duduk di depan meja riasnya, terlihat ia memakai kaca mata, berharap dengan kaca mata itu ia bisa menutupi matanya yang merah dan sembab akibat menangis.

Perempuan itu tampak terlihat sempurna dengan balutan gamis pink-Nya dan khimar yang senada dengan warna baju yang ia kenakan.

Alana menghela nafasnya. Ia harus bisa melupakan sosok Bykta.

Seperti ini rasanya orang yang susah move on..

Hari ini Alana akan ke mall, menemani Bykta dan Salwa untuk mencari baju.

Alana sadar keputusannya mengiyakan ajakan Bykta kemarin adalah salah. Ia harus siap jika ia harus merasakan sakit hati.

Kenapa harus datang? kehadiranmu yang secara tiba-tiba bersama wanita lain, seakan terlihat pamer, mengatakan bahwa tidak ada ruang harapan lagi untukku.

Tidak bisa kah mencari baju sendiri.. kenapa harus denganku?

"Assalamualaikum" ketuk seorang di balik pintu. Alana menoleh ke sumber suara, ia tau orang yang berada dibalik pintu itu adalah Fatimah Ummi-Nya.

Sekali lagi Alana menghela nafasnya. Menetralkan detak jantungnya yang terus saja berdetak tak karuan. Alana berjalan sembari tersenyum membuka pintu.

Senyum yang palsu...

"Waalaikumsalam, kenapa Ummi?"

Fatimah menatap anaknya, Fatimah tersenyum begitupun Alana. Senyuman itu tidak seperti biasanya, senyuman itu tampak dipaksakan oleh Alana, dan Fatimah mengetahui itu.

"Dibawah ada Bykta sama istrinya." Fatimah menatap Alana yang masih saja tersenyum menunggu sampai Ummi-Nya selesai berbicara. "Kamu yakin jalan sama mereka?"

"Iya ummi, lagian kenapa sih? Bykta kan sahabat aku, dia lagi butuh aku buat cari baju ibu hamil buat istrinya, jadi aku harus tolong dia." Alana berucap tanpa ada beban. Seakan tidak ada hati yang tersakiti.

Fatimah menghela nafasnya.

"Kamu yakin?"

"Iya ummi. Ummi kenapa sih? Udah ah aku kebawah dulu, takut Bykta sama Salwa nunggunya kelamaan." Ucap Alana. "Aku pergi dulu ya Ummi, Assalamualaikum."

Fatimah menatap anaknya yang sudah pergi. "Waalaikumsalam"

"Ya Allah, berikan kesabaran dan kekuatan yang amat banyak untuk anakku. Aku percaya akan jalan takdir mu."

Ada rasa menyesal di hati Fatimah, seharusnya dia mengatakan yang sebenarnya kepada Alana saat di hari pertama ia mendengar kabar Bykta akan menikah, jika ia mengatakan itu pada anaknya mungkin anaknya tidak akan sesedih ini. Namun apa boleh buat nasi sudah jadi bubur.

Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang