24. Kebahagian dalam tangis

2.9K 245 6
                                    

~~~
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
~~~

"Sungguh perempuan itu sangat mulia, derajatnya begitu tinggi dimata Allah. Maka janganlah sekali-kali kamu menyakiti hati seorang perempuan. Allah menciptakan perempuan dengan kelembutan hatinya, itulah sebabnya kenapa perempuan sangat mudah menangis, yang seringkali dianggap sebagai tanda kelemahannya."

🍁🍁🍁

Kamu adalah wanita duniaku, dan bidadari surgaku.

-Air Mata Cinta-

🍁🍁🍁

Ali baru saja sampai di ruang inap Alana, pria itu tak berdaya melihat Alana terbujur kaku di atas tempat tidur rumah sakit, hatinya begitu teriris melihat itu semua. Matanya entah sejak kapan mengeluarkan air mata. Tangannya gemetar memegangi tangan kekasihnya yang dingin, Ali merasa dirinya lah yang paling bersalah, dirinya lah yang paling pantas disalahkan.

Fatimah yang melihat itu tidak bisa berbuat apa, Ali terlihat sangat terpukul menghadapi musibah ini.

Fatimah menghampiri Ali, "Sholat lah, minta sama Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengecewakan hambanya yang memohon." Ucap Fatimah.

Ali menatap umminya dengan tatapan sendunya, "ini semua salah Ali, Ali bukan suami yang baik buat Alana, ummi. Aku suami bodoh yang tidak menemani istrinya berjuang mempertaruhkan nyawanya, bahkan aku adalah suami yang ingkar dengan janjinya sendiri, aku adalah orang yang paling pantas disalahkan, ummi." Kata Ali menundukkan kepalanya, Fatimah yang melihat itu menahan tangisnya, perlahan tangannya memeluk tubuh Ali, mencoba memberikan ketenangan.

"Kamu adalah pria yang ummi percaya untuk menjaga anak ummi dan selamanya akan seperti itu. Kamu tidak salah, jadi berhentilah menyalahkan dirimu sendiri. Ini semua sudah menjadi jalanya Alana, ini semua takdir, Ali. Pergilah ke rumah Allah, sholat lah, minta sama Allah. Dan setelahnya ummi mohon sama kamu buat ketemu dengan anak-anak kamu, mereka membutuhkan kasih sayang dari ibunya dan ayahnya, jadi ummi harap kamu mau menjadi ibu sekaligus menjadi ayah untuk sementara ini." Ucap Fatimah.

Ali yang mendengar itu mengangguk, "Ali pergi dulu yaa, Ali titip Alana yaa ummi, Assalamualaikum." Pamit Ali.

"Waalaikumsalam."

Selepas dari sholat, Ali melangkahkan kakinya ke ruangan dimana malaikat-malaikat kecilnya ada disana. Ali terdiam sejenak menatap buah hatinya. Allah sungguh baik kepadanya, padahal dulu ia pernah menduakan tuhan, bahkan memilih tuhan yang salah. Namun Allah begitu baik dengannya, mempertemukannya dengan wanita yang kini telah menjadi bidadari hatinya, bidadari yang telah  memberikan dua anak yang membuat Ali begitu bahagia.

Tangannya terulur memgangi wajah buah hatinya, matanya entah sejak kapan mengeluarkan air mata, Ali menangis ketika menatap anak perempuannya yang begitu mirip dengan Alana.

Dengan suara gemetarnya Ali mengumandangkan adzan dan iqomah kepada dua buah hatinya yang tertidur lelap.

Adam Haufanhazza Zayna
Aretha Khanza Zayna

Nama itu ia berikan kepada dua buah hatinya. Ali tersenyum menatap anaknya yang tidur terlelap.

Pria itu tertunduk dihadapan kedua buah hatinya. Ali pria itu menangis, bahunya berguncang hebat, Ali tak bisa membayangkan menjadi Alana, yang berjuang melahirkan dua orang manusia sekaligus secara normal. Sungguh perempuan itu sangat mulia.

Ali, pria itu, akhirnya tahu bagaimana menjadi suami dan ayah. Dulu dia selalu menganggap menjadi orang tua itu mudah, karna tidak perlu sekolah, tidak perlu belajar, tapi nyatanya menjadi orang tua, adalah suatu tanggung jawab yang besar. Benar kata orang dulu, kamu tidak akan pernah merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain sebelum kamu merasakannya sendiri. Sama seperti menjadi orang tua.

Air Mata CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang