Minggu ketiga.
"Aku tahu kau merupakan kekasih Donghae,"
Yuri melirik Kyuhyun lalu memutar kedua bola matanya, berusaha membangkitkan jiwa humor pria itu. "Ia mengajakmu berkencan dengan cara yang sangat tidak romantis," sambung Kyuhyun. Wanita itu melanjutkan sarapannya tanpa mengiraukan pria di depannya yang sibuk mengorek informasi darinya.
"Kau tahu Donghae itu lebih playboy dariku?"
Kwon Yuri yang sedang menghabiskan makanannya tertawa sedikit mendengar celotehan Kyuhyun. "Iya, aku kekasih Donghae. Kau ini kenapa, sih? Tidak mencari kekasih juga?" tanggap Yuri santai sambil memotong daging di piringnya. Kyuhyun melirik Donghae yang sibuk berbicara dengan salah seorang staff.
"Aku sudah memberitahumu yang terpenting. Oh iya, kau mau menghabiskan waktu seharian di kapal?" tanya Kyuhyun. Yuri mengangguk. "Kemana lagi? Kita tidak akan bersandar di Australia sebelum dua hari lagi," balas Yuri pelan. "Jawaban yang bagus. Aku bahkan mengira seharusnya hari ini kita bersandar,"
"Kau tidak pernah memperhatikan sekelilingmu,"
"Aku selalu memperhatikan wanita seksi, itu yang terpenting,"
Lagi dan lagi, Yuri memutar kedua bola matanya. Donghae lalu menghampiri kedua sahabat sekaligus kekasih hatinya itu. Ia mencium kening Yuri sebelum berbicara kepada Kyuhyun. "Kyu! Akhirnya aku melihatmu turun di restauran dan menyantap sarapan pagi," ujar Donghae senang. Kyuhyun melirik ke arah kolam renang, membuat Donghae ikut menoleh.
"Aku menyantap sarapan pagi karena aku mengincar wanita itu untuk malam ini,"
"Wow wow wow! Sabar sedikit, Cho Kyuhyun. Jangan seperti itu. Wanita bukan untuk kau permainkan," ucap Donghae, bercanda. "Tenang saja," kata Kyuhyun santai. "Dia yang berusaha merayuku sejak tadi malam. Mengemis untuk tidur denganku. Dia yang mengajukan diri, aku menerimanya dengan senang hati,"
Kekasih Donghae itu menatap kedua pria itu jijik sambil meneguk jus jeruknya seusai menyantap sarapannya. "Kalian tidak bisa membahas hal ini di tempat lain dan bukan di meja makan?" tanya Yuri tidak paham. "Kau harus mendengar hal seperti ini agar kau dapat melayaniku dengan baik nantinya, Yuri," sahut Donghae.
Yuri mengerutkan dahinya.
"Calon istrimu terlalu polos. Jika ia kekasihku, ia tidak akan masuk kriteria calon istri. Hanya sebagai kekasih kontrak saja," ungkap Kyuhyun jujur. "Aku tidak semurah itu, Kyuhyun," balas Yuri dengan nada pura-pura kesal.
Kedua pria itu hanya tertawa. "Aku harus kembali bekerja di ruanganku. Ku temui kau nanti malam, Yuri!" ucap Kyuhyun. Yuri menoleh dan memajukan bibirnya. "Kau selalu sibuk?" tanya Yuri, terselip nada kecewa disana dan Kyuhyun menangkapnya, sedangkan Donghae tidak sama sekali.
"Maafkan aku, Yuri. Aku sangat sibuk belakangan ini. Banyak sekali urusan kantor selain kapal pesiar ini untuk diurus. Aku janji nanti malam aku akan menemuimu di samping kolam renang," balas Donghae. Yuri mengangguk paham. "Baiklah. Pergilah bekerja. Aku akan menemuimu nanti malam," Yuri tersenyum.
Pria itu lalu melangkah menjauh dan menghilang di balik pintu restauran. "Dia memang pria yang sibuk," komentar Kyuhyun. "Kau mau menghiburku atau justru membuatku semakin kesal dengan kekasihku sendiri?" tanya Yuri kepada sosok di depannya ini.
"Hmm.. keduanya,"
Dokter muda itu ingin rasanya memukul wajah Kyuhyun saat ini juga namun ditahannya. "Aku dengar kau memiliki ketertarikan yang sangat dengan keluarga kerajaan Inggris. Benar atau tidak?" tanya Kyuhyun. Yuri mengangguk. "Apakah Donghae memberitahumu mengenai hal itu?" tanya Yuri.
"Iya, dia memberitahuku. Aku memiliki pertanyaan untukmu sebagai permulaan," kata Kyuhyun sebelum meneguk segelas bir. "Apa pertanyaanmu?" tanya Yuri. Kyuhyun berpikir sejenak sebelum memberikan Yuri sebuah pertanyaan. "Siapa ibu dan ayah Ratu Elizabeth II?" tanya Kyuhyun.
"King George VI dan The Queen Mother, Elizabeth Llyon," jawab Yuri singkat. Kyuhyun mengangguk, berusaha menaikkan level pertanyaannya kepada wanita yang berada di depannya saat ini. "Ratu Elizabeth yang saat ini memimpin memiliki nomor II di namanya, kenapa?" tanya Kyuhyun lagi.
Yuri lagi-lagi menjawab dengan mudah. "Karena ada yang dinamakan Ratu Elizabeth sebelumnya. Elizabeth of York menjadi permaisuri raja kurang lebih ratusan tahun sebelumnya dan dikenal dengan Ratu Elizabeth, itu sebabnya ia dinamakan Ratu Elizabeth II. Ibunya juga bernama Elizabeth,"
Pria itu mengacungkan kedua ibu jarinya. "Kau memang harus kuakui sangat mendalam mempelajari kerajaan Inggris. Mengapa kau bisa tertarik?" tanyanya. Yuri menghela napasnya. "Aku menyukainya begitu saja. Aku tertarik entah mengapa. Sekarang kau mau bertanya apalagi? Mengapa Elizabeth of York dipanggil The White Princess?" balas Yuri.
"Tidak. Aku baru saja akan bertanya apakah kau pernah ke Istana Versailles sebelumnya,"
Yuri menggelengkan kepalanya. "Aku belum pernah ke istana itu. Tapi, aku ingin sekali melihat apartemen selir raja, Madame de Pompadour," Yuri menanggapi, sedikit serius. Jika ada yang menyenggolnya sedikit dengan pembicaraan mengenai sejarah Eropa, saraf-saraf di otaknya dengan senang hati akan memerintah ingatan dan bibir wanita itu untuk bekerja dan menjawab bahkan menjelaskan semuanya satu perstau secara detil, melebihi sejarawan manapun di Eropa.
"Kenapa kau ingin melihat apartemennya? Apa yang spesial darinya?" tanya Kyuhyun yang tidak mengerti letak spesialnya ruangan itu. "Karena arsitekturnya. Wanita itu memiliki ruangan yang unik. Tempat tidurnya sangat kecil, bahkan kau tidak akan bisa meluruskan tubuhmu disana," Dokter bedah itu terlihat puas dengan jawab rekan dokternya yang sangat unik baginya yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap topik sejarah Eropa tersebut.
"dr. Kwon, ada yang membutuhkanmu di ruangan klinik,"
Yuri lalu membungkuk permis sebelum berlari bersama staff yang memanggilnya tadi ke ruang klinik. Kyuhyun yang ditinggal sendiri membalikkan kursi, memanggil wanita yang dimaksudnya tadi untuk menghampirinya. Belum malam, namun sepertinya pria itu sudah menginginkan wanita yang terlihat berasal dari Jepang itu dengan sangat.
###
Malam tiba, Yuri sibuk berbicang-bincang dengan para tamu lain di kapal pesiar itu. Terkadang ia tertawa mendengar candaan dari orang-orang lain yang disampaikan. Malam itu terasa begitu hangat bagi Yuri yang sudah tidak sabar untuk turun di Australia dan menikmati kulinernya.
Australia memang pemberhentian pertama dari kapal pesiar itu. Di kedua tahun sebelumnya, mereka sama sekali tidak singgah di benua itu dan dirinya sangat senang dan antusias dengan pemberhentian di negeri Kanguru.
Australia merupakan salah satu negara persemakmuran Inggris atau lebih sering dikenal dengan Commonwealth, itu sangat bersangkutan dengan segala sesuatu mengenai sejarah Inggris. Yuri ingin mempelajari negara itu lebih dari negara di persemakmuran lainnya karena ia belum pernah mengunjungi negara ini.
"Kau terlihat sangat antusias dengan pemberhentian di Australia, dr. Kwon," ujar seorang wanita tua bernama Henny. Yuri mengangguk. "Aku sudah lama ingin ke Australia untuk mempelajari sejarahnya dan aku senang sekali bisa berhenti di negara itu. Tahun-tahun sebelumnya, kapal ini belum pernah berhenti di sana,"
"Yuri!"
Wajahnya terlihat bersemangat ketika mendengar namanya dipanggil namun bukan dari Donghae, melainkan dari Kyuhyun.
"Permisi sebentar,"
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Never Dies
FanfictionKwon Yuri, seorang dokter dengan pengetahuan luar biasa mengenai keluarga kerajaan Inggris, yang bekerja di kapal pesiar bertemu dengan seorang dokter bedah yang sedang melarikan diri dari kenyataan bahwa pertunangannya gagal, Cho Kyuhyun. Kapal yan...