Restauran.
Keduanya berdiri di depan pintu restauran mewah di Paris itu. Yuri dengan dress selututnya dengan pola floral itu terlihat sangat cantik dan anggun layaknya mereka para bangsawan yang elegan. Kyuhyun dengan kemeja dan celana panjang hitamnya terlihat tampan seperti biasanya.
Seorang pelayan pria dengan pakaian rapi membukakan pintu untuk pasangan tersebut dan mempersilakan mereka masuk. Kyuhyun berbicara dalam bahasa prancis kepada pria itu sebelum sang pelayan membawa keduanya menuju sebuah ruangan yang terlihat sangat mewah dan cukup besar untuk empat orang.
Tangan kanan Yuri sedikit meremas tangan Kyuhyun, memberi tanda bahwa wanita itu tidak siap. Dirinya takut membuat kesalahan di dalam nantinya. Yuri hanya mengetahui Kyuhyun sebagai seorang dokter, namun dengan uang yang banyak sekali, sehingga bisa ikut dalam kapal pesiar ini. Tentu terlihat jelas background keluarga pria ini sangatlah penting.
"Kau akan baik-baik saja, Yuri. Aku tahu orang tuaku pasti senang sekali bisa mengetahui bahwa kau yang akan menjadi calon menantu mereka dan bukan Jiyeon," bisik Kyuhyun tepat sebelum pintu terbuka lebar.
Kyuhyun menggandeng tangan Yuri dan melangkahkan kaki bersama menuju sepasang orang tua yang duduk di kursi.
"Appa, eomma,"
Panggilan Kyuhyun kepada kedua orang tuanya membuat pasangan itu menoleh dan memeluk putra mereka. "Kyuhyun! Sudah hampir enam bulan kau tidak pulang dan tidak ada kabar sama sekali. Kenapa kau melakukan hal itu?" tanya sang ibu. Kyuhyun membalas pelukan kedua orang tuanya. "Aku hanya berkelana mengelilingi dunia, eomma," balasnya.
"Akan aku kenalkan kalian kepada tunanganku," kata Kyuhyun sambil melangkah menuju Yuri yang berdiri di belakang ketiganya sendiri, terdiam. Kedua orang tua Kyuhyun menoleh dan menatap Yuri yang tersenyum tipis. "Dia adalah dokter di kapal pesiar ini, Kwon Yuri. Panggil saja Yuri," Kyuhyun mengenalkan Yuri.
Ayah Kyuhyun melangkah mendekati Yuri. "Kwon Yuri, putri presdir Kwon dari Lilibeth Company?" tanya pria itu. Yuri yang awalnya terdiam menganggukkan kepalanya. "Ne, benar Mr. Cho," jawab Yuri, sedikit terkejut karena sedikit orang yang tahu mengenai latar belakang Yuri. Ibu Kyuhyun menutup mulutnya tidak percaya.
"Ah, lihat dia Hyukjun! Yuri yang dulu selalu kita tanyakan kepada Hyerim sudah tumbuh besar dan cantik! Aku bahkan tidak menyangka kau adalah tunangan Kyuhyun," kata Yemin, ibu Kyuhyun, bahagia.
"Eomma dan appa mengenalnya? Atau kedua orang tuanya?" tanya Kyuhyun bingung. Hyukjun menganggukkan kepalanya. "Presdir Kwon dari Lilibeth Company merupakan sahabat appa dan eomma dulunya. Setiap berkunjung, eomma dan appa selalu menanyakan kabar putri mereka yang cantik, yaitu Yuri yang saat ini tunanganmu. Dia dulu saat kecil penuh semangat dan lincah, sangat menggemaskan," Yemin menjawab.
Kyuhyun tersenyum senang mendengarnya. "Kalau begitu, bukankah ini semua suatu kebetulan yang baik?" sahutnya. Yemin mengangguk setuju dengan putranya. "Yuri, kau mungkin belum tahu siapa kita berdua namun dulu kau sering bermain bersama kita. Panggil saja eommeonim dan abbeonim," kata Hyukjun.
Yuri yang juga bingung hanya menganggukkan kepalanya dalam diam. Keempatnya lalu duduk di kursi masing-masing dan menunggu makanan tiba di meja mereka. "Jadi, kau kuliah dimana setelah kejadian itu, Yuri?" tanya Hyukjun. Yuri berusaha mengingat-ingat. "Semenjak kejadian itu, aku tinggal dengan bibiku,"
"Putri Presdir Hwang?" cela Yemin. Yuri mengangguk. "Kejadian apa?" tanya Kyuhyun penasaran. Yemin dan Hyukjun menatap Yuri sedih.
"Pembunuhan kedua orang tuaku, di atas sebuah kapal pesiar. Penembakan kepada ayahku dan penusukkan terhadap ibuku," jawab Yuri sedikit bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca, namun Yuri dapat menghilangkannya dari padangan ketiga orang itu. "M-maaf, aku tidak bermaksud," ucap Kyuhyun sambil mengusap punggung Yuri.
Yuri menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Lagi pula, semuanya sudah terjadi. Aku tidak bisa menangisi masa lalu terus menerus," balas Yuri sambil menyelipkan poni panjangnya di balik telinga kirinya.
Makanan lalu tiba di meja tersebut. Percakapan menarik dari kedua orang tua Kyuhyun membuat Yuri terkadang tertawa dan tersenyum sendiri. Mengingat dirinya tidak memiliki banyak kenangan masa kecil dengan orang-orang disekitarnya.
###
Yuri menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Hari ini terasa menegangkan sekaligus menyenangkan baginya untuk mengetahui siapa sahabat dari kedua orang tuanya yang sudah lama terbunuh. Kejadian di kapal pesiar itu jelas teringat di kepala Yuri, meningat Yuri adalah saksi dari kasus pembunuhan itu.
Penembakan ayahnya di dek dan ibunya di dalam kabin. Setelah ayahnya ditembak di dek, Yuri berlari menuju kabin sang ibu. Namun disana ia menemukan ibunya sedang ditusuk hingga tewas secara keji, berkali-kali. Yuri mengingat tangisannya yang nyaring dan penuh ketakutan, mengundang banyak orang untuk berkumpul dan menemukan mayat kedua orang tuanya tergeletak bersimbah darah begitu saja.
"Sudah kukatakan kepadamu kalau kedua orang tuaku pasti akan senang sekali bisa memilikimu sebagai calon menantunya," ucap Kyuhyun. Yuri hanya tersenyum. "Aku minta maaf karena telah mengungkit kedua orang tuamu tadi. Aku tidak seharusnya menyebut masa lalumu," Kyuhyun duduk di samping Yuri.
Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Aku benar-benar tidak apa-apa. Semua itu sudah berlalu, Kyu. Ingatlah. Masa lalu biarkan saja seperti itu. Mengubahnya hanya akan mengundang kesulitan di masa depan," kata Yuri lembut, membuat Kyuhyun memeluk Yuri erat.
"Mandilah terlebih dahulu. Aku akan mandi setelahmu. Kapal akan berangkat dalam beberapa jam dan sebaiknya kita beristirahat terlebih dahulu," Yuri tersenyum sambil menepuk pelan punggung pria itu.
Sang adam mengangguk paham. Ia mengecup bibir ranum itu lembut sebelum masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Yuri, terduduk lesu di tempat tidurnya. Ia benar-benar lelah dan ingin langsung beristirahat. Entah kehidupan mewah yang dulu melekat padanya hingga usia enam tahun langsung menghilang begitu saja.
Harta dan warisan yang dimiliki keluarganya hanya akan jatuh ke Yuri jika wanita itu sudah menikah dan dia sama sekali belum menikah. Setidaknya belum saat ini, namun nanti setelah perjalanannya di kapal HMQEII akan berhenti setelah tiga tahun lamanya.
Kakinya melangkah menuju kaca besar yang menjadi salah satu dinding kabin. Menatap indahnya pemandangan laut di malam hari, samudra luas yang membentang dan berwarna biru gelap dengan langit bertabur bintang-bintang yang berkilauan di atas sana. Sang rembulan memberi kesan redup dan menenangkan malam itu, bulan sabit yang indah.
"Yuri, giliranmu membersihkan diri, sepertinya?"
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Never Dies
FanfictionKwon Yuri, seorang dokter dengan pengetahuan luar biasa mengenai keluarga kerajaan Inggris, yang bekerja di kapal pesiar bertemu dengan seorang dokter bedah yang sedang melarikan diri dari kenyataan bahwa pertunangannya gagal, Cho Kyuhyun. Kapal yan...