Acara kedua di kapal pesiar malam ini merupakan acara yang dapat dikatakan merupakan favorit Kyuhyun. Dengan DJ terkenal serta perjalanan yang masih jauh menuju Inggris, club malam dadakan akan muncul di bagian bar, kolam renang, serta restauran dari kapal pesiar itu. Hampir semua orang tua mengantisipasinya.
Yuri sama sekali tidak mengantisipasi acara yang satu ini sehingga ia memutuskan untuk berdiam diri di kabin. Tetapi Seohyun, chef dan juga Yoona, mengajaknya untuk menemani mereka malam ini.
"Yuri, kau terlihat tegang. Seharusnya kau di usiamu yang sudah dua puluh delapna tahun ini menikmat ihidup. Jangan terlalu serius dengan pekerjaanmu. Lagipula, di kapal pesiar ini kau sudah mendapatkan semuanya," ucap Seohyun santai. Yoona mengangguk setuju. "Tidak perlu terlalu serius, Yuri. Biarkan semuanya berjalan sesuai yang ditakdirkan,"
Senyuman di wajah Yuri hanya muncul sedikit sebelum ia kembali menyantap menu makan malamnya. Musik yang berisik membuat Yuri semakin tidak betah. Matanya dapat menangkap Kyuhyun sedang bermain bersama para wanita yang kemungkinan besar akan ditidurinya malam ini sedangkan Donghae terlihat menatap Yuri tajam dari kejauhan, sambil duduk di bar.
Yuri benar-benar merasa tidak nyaman. Ia ingin segera meninggalkan acara dan mengunci diri di kabin, menghindari sosok Donghae yang ingin menerkamnya lagi.
"Kau kenapa Yuri? Kau terlihat tidak sehat," ucap Yoona tiba-tiba.
Wajah Yuri memucat ketika Donghae mulai melangkah ke arahnya. "Aku baik-baik saja. Kalian tidak ingin ke kamar kecil?" tanya Yuri. Seohyun lalu menjawab, "Ada benarnya. Kalau begitu aku dan Yoona ke kamar kecil dulu dan kembali setelah itu,". Keduanya lalu menghilang dari hadapan Yuri.
Donghae menarik tangan Yuri paksa di tengah keramaian dan orang-orang yang mabuk. Yuri menolak, namun tentu tenaga pria itu jauh lebih besar dibandingkan tenaganya. Bau alkohol yang menyengat tercium oleh Yuri. Tahu bahwa pria ini sedang mabuk berat, Yuri semakin takut dan mengelak untuk dibawa.
"Lepaskan aku," pinta Yuri dengan sangat namun pria itu tak menghiraukannya sedikitpun. Seakan Yuri tidak berbicara apa-apa kepadanya. Pria itu justru menyeret Yuri menuju kabinnya sebelum Kyuhyun menarik Yuri dari tangan pria itu.
"Kau tidak akan mendapatkan dirinya seenaknya, Donghae,"
Yuri menutup matanya takut. Donghae menarik kembali Yuri bahkan masuk ke dalam kabinnya, diikuti Kyuhyun. Pria itu geram dengan perbuatan Donghae yang menyiksa Yuri dengan sangat selama ini. Airmata mengalir dari pelupuk mata wanita itu.
Donghae yang mabuk menghampiri Kyuhyun lalu memukulnya di perut keras hingga pria itu meringis kesakitan di lantai.
Dengan tiada seorangpun yang membantu, Donghae memaksa dirinya masuk ke dalam Yuri. Memperkosanya begitu saja di hadapan Kyuhyun. Jeritan dan tangis yang keluar dari bibir Yuri membuat Kyuhyun emosi. Tangan Yuri berusaha menggapai meminta tolong dikeluarkan dari neraka itu.
Yuri merasakan Donghae menjauh dari dirinya, terjatuh ke lantai. Kyuhyun meraih selimut yang ada dan menutupi tubuh Yuri yang pakaiannya sudah tidak karuan.
"Kau bodoh, Yuri. Kau bodoh! Aku tahu semua ini akan terjadi,"
Pria itu membawa Yuri ke kabinnya, membiarkan Yuri mengganti pakaiannya terlebih dahulu sebelum menenangkannya.
Kyuhyun memeluk Yuri yang masih menangis terus menerus. Berusaha menenangkannya dari kejadian buruk tadi. Pria itu bahkan tidak bisa melihat Yuri diperkosa begitu saja seakan wanita itu tidak memiliki harga diri sama sekali di mata Donghae.
"Sekarang kau harus istirahat, Yuri. Tidurlah. Tidak baik kau terus menerus seperti ini. Aku akan menggantikan posisimu sementara di klinik kapal," ucap Kyuhyun. Yuri awalnya terlihat ragu sebelum akhirnya membaringkan tubuhnya di kasur dan tertidur pulas disana.
Akan kubuat sebuah perhitungan, Lee Donghae, batin Kyuhyun.
###
"Selamat pagi!"
Yuri membuka kedua matanya perlahan. Ia melihat Kyuhyun dengan sebuah nampan berisi sarapan pagi di tangannya yang kemudian diletakkan di atas meja. "Ini sarapanmu. Isi perutmu terlebih dahulu, dokter Kwon," ucap pria itu ramah.
Dengan pelan, Yuri keluar dari kasur yang ditidurinya semalam dan duduk di kursi. Tangan kanannya meraih sendok sebelum mulai menyantap makanannya di pagi hari dengan hening, tanpa suara sedikitpun. Kyuhyun hanya bisa memperhatikan wanita yang terlihat sangat kacau itu prihatin.
"Terima kasih karena sudah menyelamatkanku. Ada yang terluka?" ucap Yuri tiba-tiba dengan suaranya yang pelan dan lemah.
"Aku tidak akan pernah tega membiarkanmu seperti itu, Yuri. Kau seorang wanita yang elegan dan berkelas. Semua memiliki harga diri dan tidak ada yang pantas merendahkan orang lain seperti itu," balas Kyuhyun.
Pria itu menemani Yuri hingga ia menghabiskan sarapan paginya yang sebenarnya sudah hampir mendekati jam makan siang. "Akan kuobati lukamu setelah kau membersihkan diri. Setelah itu, kau beristirahatlah. Dalam beberapa hari kau akan tiba di Inggris. Aku akan mengajakmu berkeliling museum yang ada,"
"Kenapa kau mau membantuku dari Donghae? Kenapa kau mau mengorbankan dirimu hanya untuk membelaku dan melepaskanku dari genggamannya?" tanya Yuri ke Donghae, membuat pria itu terdiam. Apa alasanku membantunya lepas dari genggaman bajingan itu? Tidak ada. Aku hanya ingin melakukannya, batin Kyuhyun.
Pria itu menghela napasnya sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan Yuri. "Aku membantu mereka yang membutuhkan. Melihatmu dalam masalah tentu tidak bisa kubiarkan. Semua orang berhak membantu dan bukannya sudah kewajiban mereka untuk melakukannya?" jawab Kyuhyun begitu bijak, membuat Yuri tersenyum tipis mendengarnya.
"Aku akan pergi berjaga di klinik. Beritahu aku jika kau butuh apa-apa, Yuri. Aku akan memastikan para staff membantu menyiapkan semua keperluanmu,"
"Bagaimana dengan Donghae?" tanya Yuri dengan nada masih sebagai korban yang takut akan diterkam lagi. Kyuhyun tersenyum tipis ketika tangannya sudah menggapai gagang pintu.
"Dia tidak akan macam-macam lagi terhadapmu,"
Ucapan itu membuatnya merasa tenang. Kyuhyun lalu meninggalkan kabin milik Yuri begitu saja, menggantikan posisinya sebagai dokter di klinik kapal tersebut. Benar apa kata Kyuhyun. Ia akan tiba di Inggris sebentar lagi, dalam hitungan dua sampai tiga hari. Impiannya untuk menelusuri Inggris lebih lanjut akan tercapai dan tidak seharusnya ia terus menerus larut dalam kesedihan dan keterpurukan.
"Kau harus maju, Yuri. Jangan terjebak di masa lalumu! Kau harus bisa!" gumam Yuri penuh tekad.
Dokter muda itu menatap pantulan bayangannya sendiri di depan kaca. Tersenyum tipis melihat pantulan dirinya yang terlihat seperti orang yang baru saja mengalami penyakit jiwa berkepanjangan. Seperti dirinya bukanlah dirinya yang biasa dan itu karena seorang Lee Donghae, sahabat sekaligus atasan yang merebut harga diri serta tubuhnya tanpa rasa belas kasihan.
Ia membenci pria itu dengan sangat. Kalau bukan karena kontrak kerja yang ditandatanganinya di awal tahun, ia mungkin sudah memutuskan untuk mengundurkan diri atau kabur begitu saja dari kapal ini ketika dirinya sudah tiba di pemberhentiannya. Penalti yang diberikan begitu besar hingga ia tidak bisa main mundur begitu saja.
"Aku akan memulai hidup baru,"
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Never Dies
FanfictionKwon Yuri, seorang dokter dengan pengetahuan luar biasa mengenai keluarga kerajaan Inggris, yang bekerja di kapal pesiar bertemu dengan seorang dokter bedah yang sedang melarikan diri dari kenyataan bahwa pertunangannya gagal, Cho Kyuhyun. Kapal yan...